Kamis, 20 November 2025


Bubur asyuro sendiri memiliki komposisi beras, kelapa, singkong, ubi, kacang tolo, kedelai, kacang tanah, jagung, kacang hijau, dan pisang. Semua bahan tersebut dimasak dalam kuali kuningan berukuran besar.

Total ada enam kuali besar yang digunakan untuk memasak. Lima kuali untuk dibagikan ke masyarakat. Sedang satu kuali lagi digunakan untuk sogatan berjanjen.

“Biasanya mulai masak sekitar pukul tiga pagi, dilanjutkan pagi dan siang harinya,” ujar koordinator pembuat bubur asyuro Yulistiyani saat ditemui di dapur masak, Senin (9/9//2019) pagi.

Yuli mengatakan, Bubur Asyuro sendiri memiliki rasa yang khas. Ini lantaran bumbu yang digunakan pun terbilang unik. Yakni menggunakan resep bumbu gule yang diwariskan secara terun temurun dari generasi ke generasi.

“Proses memasaknya kurang lebih memakan sekitar waktu empat jam,” lanjutnya.

Sementara Humas Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus 1441 H, Wildan Hakiki menambahkan, satu kawah besar Bubur Asyuro bisa dihidangkan menjadi 150 porsi yang disajikan dalam samir. Bubur, lantas kepada warga sekitar. Sementara yang disajikan untuk suguhan ngaji berjanjen, satu kualinya bisa sekitar 230 porsi.

“Tahun kemarin untuk hantaran ada 650 porsi,”  katanya.Penyajian bubur asyuro sendiri diberikan sembilan topping. Yakni tauge, daging pentul, udang, cabe merah, jeruk Bali, tempe, tahu, teri, dan dadar. Topping kemudian diletakkan di atas bubur dan dihantarkan pada masyarakat.”Khusus yang perewang (pembantu juru masak dari masyarakat) ada 30 orang,” katanya.Rangkaian acara buka luwur Kanjeng Sunan Kudus sendiri telah dimulai sejak 15 Agustus 2019 lalu dan akan berlanjut hingga 10 September 2019 mendatang. Setelah sebelumnya juga dilakukan prosesi jamas pusaka, pelepasan luwur, munadharah mas’il diniyyah, doa rasul dan terbangan, khatmil qur’an bil ghaib, dan santunan anak yatim. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler