MURIANEWS, Kudus – Pada Mei dan Juni 2021, Kabupaten Kudus mendapat malapetaka yang besar. Terjadi ledakan kasus yang gila-gilaan, dan varian baru Covid-19 B16172 atau varian delta menyebar di Kota Kretek.
Sabtu (12/6/2021) malam, Bupati Kudus HM Hartopo mengumumkan jika 28 kasus varian delta terdeteksi di wilayah yang dipimpinnya. Temuan ini terus berkembang.
Beberapa waktu kemudian, jumlah kasus Covid-19 di Kudus melonjak. Rumah sakit rujukan Covid-19 di Kudus kewalahan, hingga para pasien harus dirujuk ke rumah sakit- rumah sakit di luar daerah.
Pemerintah pusat hingga provinsi turun tangan untuk menerapkan pembatasan yang sangat ketat di Kudus. Pasukan-pasukan TNI dan Brimob Polri juga diturunkan ke Kudus untuk membantu penanganan Covid-19.
Para petinggi nasional mulai dari BNP, TNI, Polri turun gunung membantu Bupati Kudus Hartopo menanggulangi ledakan kasus. Langkah-langkah strategis diambil, mulai dari
mikro locdown atau PPPKM Mikro hingga karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan.
[caption id="attachment_189102" align="alignleft" width="1280"]

Tim khusus memakamkan jenazah positif corona di Kudus, Senin (1/6/2020). (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
Kasus Meledak Rumah Sakit KeokLedakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus mulai muncul menjelang akhir bulan Mei 2021 dan berlanjut hingga bulan Juni 2021. Tiap hari, ratusan orang di kabupaten ini terdeteksi Covid-19.
Varian delta yang menyebar juga menyebabkan banyak tenaga kesehatan yang bertumbangan hingga menyebabkan fasilitas kesehatan keok.
Bahkan dari keterangan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keteranagan pers secara daring, pada 1 Juni 2021 saja tingkat keterisian rumah sakit mencapai 90 persen.
Angka kasus Covid-19 yang awalnya hanya 25 kasus melonjak tajam menjadi 929 kasus hanya dalam sepekan.
Biang meledaknya kasus ini, disebut-sebut karena abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan, banyak pasien isolasi yang ditunggui keluarga, hingga puncaknya adalah tradisi saat Lebaran.
Baca: Varian Covid-19 India Terdeteksi di Kudus, 28 Sampel PositifBupati Kudus HM Hartopo juga menyebutkan, peningkatan kasus Covid-19 bukan berasal dari para pemudik. Melainkan masyarakat Kudus yang mulai abai dengan penerapan protokol kesehatan (prokes).
Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Daeraeh (RSUD) Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar memperkirakan puncak peningkatan terjadi pada 10 hari usai Lebaran. Yakni setelah pelaksanaan tradisi Kupatan.
Rabu (2/6/2021) 450 personel TNI bantuan dari Kodam IV/Diponegoro pun diterjunkan untuk menjadi bagian Satgas Covid-19, guna menekan angka laju corona di Kudus.
Baca: Corona di Kudus Naik Tajam Usai Lebaran, Masyarakat Abaikan Prokes Disebut Jadi BiangnyaRatusan personel tersebut, akan bertugas di Kota Kretek selama 14 hari atau hingga 14 Juni 2021.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 RI Letjen TNI Ganip Warsito mengatakan, 450 personel akan bertugas membantu Pemekab Kudus dalam penerapan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (
PPKM) Mikro.
Para prajurit itu akan membantu menegakkan protokol kesehatan di wilayah Kota Kretek.
“Mereka bertugas untuk membantu dan memperkuat Babinsa, Babinkantibmas, tokoh masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan 5M (Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan) dan penyelenggaraan 3T (tracking, testing dan treatment),” katanya.
[caption id="attachment_222435" align="alignleft" width="1280"]

Seorang nakes tengah membantu pasien OTG Covid-19 berjalan untuk segera diberangkatkan ke Donohudan (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
Pasien Covid-19 Dikirim ke Asrama DonohudanSalah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menekan ledakan Covid-19 di Kabupaten Kudus yakni dengan melakukan karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan. Kebijakan ini belakangan cukup efektif untuk menekan penularan.Kebijakan karantina terpusat untuk pasien isolasi mandiri ini diberlakukan usai Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto datang langsung ke Kudus untuk melihat penanganan Covid-19, Minggu (6/6/2021)Di Kudus saat itu menurut Bupati Kudus HM Hartopo ada seribu lebih warga yang terkonfirmasi positif dan melakukan isolasi mandiri.
Baca: Usai Dikunjungi Kapolri dan Panglima TNI, Bupati Kudus Sebut Warga Isolasi Mandiri Akan Dipindah ke Asrama Haji DonohudanNamun, demikian tidak semua warga akan di pindah ke Donohudan, Boyolali. Tempat isolasi terpusat di Kabupaten Kudus juga akan dioptimalkan.“Yang akan dibawa kesana (ke Donohudan-red) total sekitar 700-an. Sedangkan sisanya nanti akan ditempatkan di isolasi terpusat di Kudus. Tapi utamanya di sana dulu, karena fasilitas lebih lengkap, ada dokter spesialis, dokter umum, perawat dan tempatnya juga mendukung, InsyaAllah mulai besok. Tapi tetap kami percepat, ” jelasnya.Secara bertahap mulai 7 Juni 2021, pasien Coovid-19 yang berstatus OTG diberangkatkan ke Asrama Haji Donohudan. Hingga pada 23 Juni 2021 semua pasien OTG yang dari Kudus, selesai menjalani karantina di tempat tersebut. [caption id="attachment_219171" align="alignleft" width="1280"]

Tangkapan layar Dewi Persik saat manggung di acara sunatan di Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Dewi Persik Bikin Geger Manggung di KudusPeristiwa yang tak kalah bikin geger yakni ketika pedangdut Dewi Persik manggung di Kudus saat Covid-19 tengah mengganas. Dalam video yang beredar, Dewi Persik manggung dengan mengabaikan prokes.Ia manggung di acara hajatan salah satu warga di Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, pada, Sabtu (22/5/2021).Dari sejumlah video yang beredar, nampak video Dewi Persik tengah manggung di acara hajat sunatan tanpa menggunakan masker ataupun face shield. Terlihat pula sejumlah tamu undangan pun nampak berdempetan tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes).Begitu pula dengan beberapa orang yang diduga sebagai pemilik hajat hingga MC yang juga tidak mematuhi prokes. Meski demikian, masih ada beberapa orang yang juga nampak memakai masker.Dalam video lain, juga terlihat Dewi Perssik tengah menyapa seorang anak memakai sarung, kemeja lengan panjang dan peci yang tengah duduk di kursi dekorasi.Usai acara manggung ini, jagat maya pun heboh. Bupati memerintahkan agar seluruh yang hadir dalam acara itu diswab antigen. Penyelenggara dan EO juga diperiksa polisi.
Baca: Dewi Persik Manggung dalam Hajatan di Kudus Saat Corona Melonjak, Warga: Tidak Adil Bagi KamiDalam perjalananya, Dewi Persik menyebut manggung di Kudus untuk menghadiri acara relasinya.Slamet Riyadi, kuasa hukum penyelenggara acara menyebut jika kehadiran Dewi Persik dalam acara tersebut bukan sebagai pengisi acara, akan tetapi sebagai tamu undangan biasa.Menurutnya, Dewi Persik datang sebagai relasi kliennya. Disebutkan, awalnya penyelenggara menyangka Dewi Persik tidak bisa hadir dalam undangan tersebut.“Dikira tidak bisa hadir, makanya kami tidak mempersiapkan kehadiran Mbak Dewi. Acara kami sudah selesai jam dua siang, dan tamu sudah pulang. Dewi Persik belakangan baru hadir sekitar jam empat sore, kemudian menyumbang lagu atas kemauannya sendiri, ” jelasnya. Reporter: Angga, Yuda, VegaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_220761" align="alignleft" width="1280"]

Ambulans dari Rumah Sakit Wongsonegoro Semarang menjemput pasien Covid-19 dari RSUD Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pada Mei dan Juni 2021, Kabupaten Kudus mendapat malapetaka yang besar. Terjadi ledakan kasus yang gila-gilaan, dan varian baru Covid-19 B16172 atau varian delta menyebar di Kota Kretek.
Sabtu (12/6/2021) malam, Bupati Kudus HM Hartopo mengumumkan jika 28 kasus varian delta terdeteksi di wilayah yang dipimpinnya. Temuan ini terus berkembang.
Beberapa waktu kemudian, jumlah kasus Covid-19 di Kudus melonjak. Rumah sakit rujukan Covid-19 di Kudus kewalahan, hingga para pasien harus dirujuk ke rumah sakit- rumah sakit di luar daerah.
Pemerintah pusat hingga provinsi turun tangan untuk menerapkan pembatasan yang sangat ketat di Kudus. Pasukan-pasukan TNI dan Brimob Polri juga diturunkan ke Kudus untuk membantu penanganan Covid-19.
Para petinggi nasional mulai dari BNP, TNI, Polri turun gunung membantu Bupati Kudus Hartopo menanggulangi ledakan kasus. Langkah-langkah strategis diambil, mulai dari
mikro locdown atau PPPKM Mikro hingga karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan.
[caption id="attachment_189102" align="alignleft" width="1280"]

Tim khusus memakamkan jenazah positif corona di Kudus, Senin (1/6/2020). (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
Kasus Meledak Rumah Sakit Keok
Ledakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus mulai muncul menjelang akhir bulan Mei 2021 dan berlanjut hingga bulan Juni 2021. Tiap hari, ratusan orang di kabupaten ini terdeteksi Covid-19.
Varian delta yang menyebar juga menyebabkan banyak tenaga kesehatan yang bertumbangan hingga menyebabkan fasilitas kesehatan keok.
Bahkan dari keterangan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keteranagan pers secara daring, pada 1 Juni 2021 saja tingkat keterisian rumah sakit mencapai 90 persen.
Angka kasus Covid-19 yang awalnya hanya 25 kasus melonjak tajam menjadi 929 kasus hanya dalam sepekan.
Biang meledaknya kasus ini, disebut-sebut karena abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan, banyak pasien isolasi yang ditunggui keluarga, hingga puncaknya adalah tradisi saat Lebaran.
Baca: Varian Covid-19 India Terdeteksi di Kudus, 28 Sampel Positif
Bupati Kudus HM Hartopo juga menyebutkan, peningkatan kasus Covid-19 bukan berasal dari para pemudik. Melainkan masyarakat Kudus yang mulai abai dengan penerapan protokol kesehatan (prokes).
Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Daeraeh (RSUD) Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar memperkirakan puncak peningkatan terjadi pada 10 hari usai Lebaran. Yakni setelah pelaksanaan tradisi Kupatan.
Rabu (2/6/2021) 450 personel TNI bantuan dari Kodam IV/Diponegoro pun diterjunkan untuk menjadi bagian Satgas Covid-19, guna menekan angka laju corona di Kudus.
Baca: Corona di Kudus Naik Tajam Usai Lebaran, Masyarakat Abaikan Prokes Disebut Jadi Biangnya
Ratusan personel tersebut, akan bertugas di Kota Kretek selama 14 hari atau hingga 14 Juni 2021.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 RI Letjen TNI Ganip Warsito mengatakan, 450 personel akan bertugas membantu Pemekab Kudus dalam penerapan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (
PPKM) Mikro.
Para prajurit itu akan membantu menegakkan protokol kesehatan di wilayah Kota Kretek.
“Mereka bertugas untuk membantu dan memperkuat Babinsa, Babinkantibmas, tokoh masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan 5M (Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan) dan penyelenggaraan 3T (tracking, testing dan treatment),” katanya.
[caption id="attachment_222435" align="alignleft" width="1280"]

Seorang nakes tengah membantu pasien OTG Covid-19 berjalan untuk segera diberangkatkan ke Donohudan (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
Pasien Covid-19 Dikirim ke Asrama Donohudan
Salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menekan ledakan Covid-19 di Kabupaten Kudus yakni dengan melakukan karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan. Kebijakan ini belakangan cukup efektif untuk menekan penularan.
Kebijakan karantina terpusat untuk pasien isolasi mandiri ini diberlakukan usai Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto datang langsung ke Kudus untuk melihat penanganan Covid-19, Minggu (6/6/2021)
Di Kudus saat itu menurut Bupati Kudus HM Hartopo ada seribu lebih warga yang terkonfirmasi positif dan melakukan isolasi mandiri.
Baca: Usai Dikunjungi Kapolri dan Panglima TNI, Bupati Kudus Sebut Warga Isolasi Mandiri Akan Dipindah ke Asrama Haji Donohudan
Namun, demikian tidak semua warga akan di pindah ke Donohudan, Boyolali. Tempat isolasi terpusat di Kabupaten Kudus juga akan dioptimalkan.
“Yang akan dibawa kesana (ke Donohudan-red) total sekitar 700-an. Sedangkan sisanya nanti akan ditempatkan di isolasi terpusat di Kudus. Tapi utamanya di sana dulu, karena fasilitas lebih lengkap, ada dokter spesialis, dokter umum, perawat dan tempatnya juga mendukung, InsyaAllah mulai besok. Tapi tetap kami percepat, ” jelasnya.
Secara bertahap mulai 7 Juni 2021, pasien Coovid-19 yang berstatus OTG diberangkatkan ke Asrama Haji Donohudan. Hingga pada 23 Juni 2021 semua pasien OTG yang dari Kudus, selesai menjalani karantina di tempat tersebut.
[caption id="attachment_219171" align="alignleft" width="1280"]

Tangkapan layar Dewi Persik saat manggung di acara sunatan di Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Dewi Persik Bikin Geger Manggung di Kudus
Peristiwa yang tak kalah bikin geger yakni ketika pedangdut Dewi Persik manggung di Kudus saat Covid-19 tengah mengganas. Dalam video yang beredar, Dewi Persik manggung dengan mengabaikan prokes.
Ia manggung di acara hajatan salah satu warga di Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, pada, Sabtu (22/5/2021).
Dari sejumlah video yang beredar, nampak video Dewi Persik tengah manggung di acara hajat sunatan tanpa menggunakan masker ataupun face shield. Terlihat pula sejumlah tamu undangan pun nampak berdempetan tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Begitu pula dengan beberapa orang yang diduga sebagai pemilik hajat hingga MC yang juga tidak mematuhi prokes. Meski demikian, masih ada beberapa orang yang juga nampak memakai masker.
Dalam video lain, juga terlihat Dewi Perssik tengah menyapa seorang anak memakai sarung, kemeja lengan panjang dan peci yang tengah duduk di kursi dekorasi.
Usai acara manggung ini, jagat maya pun heboh. Bupati memerintahkan agar seluruh yang hadir dalam acara itu diswab antigen. Penyelenggara dan EO juga diperiksa polisi.
Baca: Dewi Persik Manggung dalam Hajatan di Kudus Saat Corona Melonjak, Warga: Tidak Adil Bagi Kami
Dalam perjalananya, Dewi Persik menyebut manggung di Kudus untuk menghadiri acara relasinya.
Slamet Riyadi, kuasa hukum penyelenggara acara menyebut jika kehadiran Dewi Persik dalam acara tersebut bukan sebagai pengisi acara, akan tetapi sebagai tamu undangan biasa.
Menurutnya, Dewi Persik datang sebagai relasi kliennya. Disebutkan, awalnya penyelenggara menyangka Dewi Persik tidak bisa hadir dalam undangan tersebut.
“Dikira tidak bisa hadir, makanya kami tidak mempersiapkan kehadiran Mbak Dewi. Acara kami sudah selesai jam dua siang, dan tamu sudah pulang. Dewi Persik belakangan baru hadir sekitar jam empat sore, kemudian menyumbang lagu atas kemauannya sendiri, ” jelasnya.
Reporter: Angga, Yuda, Vega
Editor: Ali Muntoha