. Yakni, warga yang menggelar acara selamatan dilarang menggunakan ayam berwarna putih mulus. Mitos ini masih dipercaya bagi sebagian masyarakat Desa Barongan.
Adanya mitos ini, rekat hubungannya dengan mbah Kiai Barong, seorang penyebar agama Islam di wilayah tersebut.
Menurut Sejarawan Kudus, Sancaka Dwi Supani, jika larangan itu dilanggar, maka ayam yang dimasak untuk selamatan tak akan pernah matang. Bahkan, saat dipotong, masih keluar darah segar mengucur dari ayam tersebut.
“Ketika diiris, ayamnya masih keluar darahnya seperti tidak matang. Ternyata itu pantangan dari mbah Barong. Mbah Barong tidak menyukai ayam putih,” terangnya.
Oleh sebab itu, setiap ada acara selamatan di Desa Barongan, warga memilih menggunakan ayam yang tidak berbulu putih. “Sampai saat ini tradisi selamatan masih dilangsungkan di makamnya mbah Barong. Lokasi makamnya di Poroliman situ,” ungkapnyaSupani menambahkan setiap tanggal 15 suro selalu ada kegiatan buka luwur makam mbah Kiai Barong. Dia melanjutkan, sebagai seorang warga hendaknya tetap melestarikan adat istiadat yang sudah ada sejak dulu.“Tetap menjaga tradisi sebagai bagian dari menghormati leluhur,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_266276" align="alignleft" width="1280"]

Warga melintasi kawasan Poroliman, Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Ada sebuah mitos larangan di Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten
Kudus. Yakni, warga yang menggelar acara selamatan dilarang menggunakan ayam berwarna putih mulus. Mitos ini masih dipercaya bagi sebagian masyarakat Desa Barongan.
Adanya mitos ini, rekat hubungannya dengan mbah Kiai Barong, seorang penyebar agama Islam di wilayah tersebut.
Menurut Sejarawan Kudus, Sancaka Dwi Supani, jika larangan itu dilanggar, maka ayam yang dimasak untuk selamatan tak akan pernah matang. Bahkan, saat dipotong, masih keluar darah segar mengucur dari ayam tersebut.
“Ketika diiris, ayamnya masih keluar darahnya seperti tidak matang. Ternyata itu pantangan dari mbah Barong. Mbah Barong tidak menyukai ayam putih,” terangnya.
Baca juga: Sejarah Desa Barongan Kudus Lekat dengan Kiai Barong
Oleh sebab itu, setiap ada acara selamatan di Desa Barongan, warga memilih menggunakan ayam yang tidak berbulu putih. “Sampai saat ini tradisi selamatan masih dilangsungkan di makamnya mbah Barong. Lokasi makamnya di Poroliman situ,” ungkapnya
Supani menambahkan setiap tanggal 15 suro selalu ada kegiatan buka luwur makam mbah Kiai Barong. Dia melanjutkan, sebagai seorang warga hendaknya tetap melestarikan adat istiadat yang sudah ada sejak dulu.
“Tetap menjaga tradisi sebagai bagian dari menghormati leluhur,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi