Pertalite Cepat Habis, Warga Grobogan Terpaksa Beli Pertamax
Murianews
Selasa, 5 April 2022 19:27:18
MURIANEWS, Grobogan - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Kabupaten
Grobogan cepat habis. Itu imbas kenaikan harga BBM jenis Pertamax dari Rp 9.000 per liter jadi Rp 12.500 per liter.
Akibat kenaikan itu, sejumlah pengguna Pertamax pun bermigrasi ke Pertalite. Nah, para pengguna Pertalite tulen pun banyak yang tidak kebagian setelah kenaikan Pertamax.
Salah satunya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Gajah Mada Purwodadi Grobogan. Kuota delapan ribu liter Pertalite dalam sehari pun tak cukup.
Baca juga: Begini Kondisi SPBU dan Pertalite di Grobogan Usai Pertamax Mundak“Gara-gara Pertamax naik, Pertalite cepat habis. Biasanya sehari cukup 8 kilo liter. Sekarang, tidak cukup karena yang butuh banyak,” terang Pengawas SPBU Gajahmada Purwodadi,
Grobogan, Simon Harsono, Selasa (5/4/2022).
Simon menerangkan, memang ada beberapa pelanggan yang tetap setia dengan BBM jenis Pertamax karena berbagai alasan. Namun, tetap saja karena harganya naik, ada juga yang beralih ke Pertalite.
“Masyakarat kita kan cari yang murah. Tapi ada yang fanatik ke Pertamax karena Ron 92. Kalau tidak pakai Pertamax tidak mau. Masyarakat kan beda-beda. Ada yang memperhatikan kualitas untuk mesin, atau karena lebih ramah lingkungan,” tambahnya.Berdasarkan pantauan MURIANEWS, SPBU Gajah Mada menjadi SPBU yang persediaan Pertalite-nya cepat habis di wilayah Kecamatan Purwodadi. Saat di SPBU R. Soeprapto dan SPBU Nglejok masih tersedia, di Gajah Mada sudah lebih dulu habis meski pada siang hari.Meski begitu, Simon menyebut, tidak ada patokan waktu yang pasti terkait habisnya Pertalite dalam sehari. Sebab, hal itu juga ditentukan dengan cuaca dan jam sibuk masyarakat.“Kalau misalnya kondisi hujan terus, dengan kondisi cerah kan berbeda. Atau hari Minggu dengan hari biasa, kan keinginan membeli bensin berbeda. Kalau hujan kan biasanya malas keluar,” kata dia. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_282710" align="alignleft" width="1198"]

Warga membeli BBM jenis Pertamax karena Pertalite habis di SPBU Gajah Mada, Purwodadi, Grobogan. (MURIANEWS/Saiful Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Kabupaten
Grobogan cepat habis. Itu imbas kenaikan harga BBM jenis Pertamax dari Rp 9.000 per liter jadi Rp 12.500 per liter.
Akibat kenaikan itu, sejumlah pengguna Pertamax pun bermigrasi ke Pertalite. Nah, para pengguna Pertalite tulen pun banyak yang tidak kebagian setelah kenaikan Pertamax.
Salah satunya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Gajah Mada Purwodadi Grobogan. Kuota delapan ribu liter Pertalite dalam sehari pun tak cukup.
Baca juga: Begini Kondisi SPBU dan Pertalite di Grobogan Usai Pertamax Mundak
“Gara-gara Pertamax naik, Pertalite cepat habis. Biasanya sehari cukup 8 kilo liter. Sekarang, tidak cukup karena yang butuh banyak,” terang Pengawas SPBU Gajahmada Purwodadi,
Grobogan, Simon Harsono, Selasa (5/4/2022).
Simon menerangkan, memang ada beberapa pelanggan yang tetap setia dengan BBM jenis Pertamax karena berbagai alasan. Namun, tetap saja karena harganya naik, ada juga yang beralih ke Pertalite.
“Masyakarat kita kan cari yang murah. Tapi ada yang fanatik ke Pertamax karena Ron 92. Kalau tidak pakai Pertamax tidak mau. Masyarakat kan beda-beda. Ada yang memperhatikan kualitas untuk mesin, atau karena lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan MURIANEWS, SPBU Gajah Mada menjadi SPBU yang persediaan Pertalite-nya cepat habis di wilayah Kecamatan Purwodadi. Saat di SPBU R. Soeprapto dan SPBU Nglejok masih tersedia, di Gajah Mada sudah lebih dulu habis meski pada siang hari.
Meski begitu, Simon menyebut, tidak ada patokan waktu yang pasti terkait habisnya Pertalite dalam sehari. Sebab, hal itu juga ditentukan dengan cuaca dan jam sibuk masyarakat.
“Kalau misalnya kondisi hujan terus, dengan kondisi cerah kan berbeda. Atau hari Minggu dengan hari biasa, kan keinginan membeli bensin berbeda. Kalau hujan kan biasanya malas keluar,” kata dia.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi