Ketua Pengurus Cabang IAI Pati Teguh Is Winarno mengatakan, semenjak adanya isu semua sirop tidak aman untuk digunakan sebagai obat, kepercayaan masyarakat kemudian menurun drastis. Mereka takut untuk membeli obat sirop.
Menurutnya, hal ini lantaran masyarakat sudah terstigma dengan cemaran yang ada dalam sirup tersebut. Padahal, lanjut Winarno, tidak semua sirop mengandung cemaran EG dan DEG.
”Yang mengandung cemaran EG dan DEG ada 8 jenis sirop, dan semuanya sudah ditarik oleh BPOM. Kami juga sudah tidak menjual 8 sirop itu. Tetapi sirop yang dinyatakan aman, kami di IAI Pati masih menjual,” ungkapnya dalam acara senam bersama peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Alun-Alun Pati, Minggu (6/11/2022).
(CFD) tersebut, Ikatan Apoteker itu juga berusaha untuk menyosialisasikan kepada masyarakat terkait obat sirop yang aman dikonsumsi. Mengingat, Apoteker adalah salah satu sektor yang terdampak dari adanya cemaran etilen glikol tersebut.
Mereka ingin memberikan pemahaman jika obat yang dijual di apotek tentunya adalah obat yang aman.
”Masyarakat tidak perlu ragu dan takut untuk mendapatkan obat di apotek. Karena yang disediakan adalah yang aman. Sementara yang dinyatakan tidak aman oleh BPOM kini sudah ditarik,” terangnya.
Ketakutan masyarakat dalam mendapatkan obat sirup itu dikatakannya sempat berdampak pada tingkat penjualan di apotek. Masyarakat menjadi sedikit takut dalam mendapatkan obat khususnya obat sirup.“Memang karena awalnya yang tersiar semua obat sirup berbahaya itu yang menjadikan ketakutan ke masyarakat. Sehingga saat butuh obat mereka jadi kesulitan juga. Harapannya setelah ini tidak lagi ketakutan. Kalaupun masih ragu masyarakat bisa berkonsultasi ke apoteker obat apa yang aman. Seperti tagline kami, Tanya Obat Tanya Apoteker,”terangnya. Editor: Cholis Anwar
Murianews, Pati – Imbas adanya cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada sirop yang kemudian ditarik oleh Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), membuat masyarakat katut untuk membali obat cair tersebut. Bahkan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Pati mengakui hal itu.
Ketua Pengurus Cabang IAI Pati Teguh Is Winarno mengatakan, semenjak adanya isu semua sirop tidak aman untuk digunakan sebagai obat, kepercayaan masyarakat kemudian menurun drastis. Mereka takut untuk membeli obat sirop.
Menurutnya, hal ini lantaran masyarakat sudah terstigma dengan cemaran yang ada dalam sirup tersebut. Padahal, lanjut Winarno, tidak semua sirop mengandung cemaran EG dan DEG.
Baca: Sirop Unibebi Diklaim Telah Ditarik di Semua Apotek di Kudus
”Yang mengandung cemaran EG dan DEG ada 8 jenis sirop, dan semuanya sudah ditarik oleh BPOM. Kami juga sudah tidak menjual 8 sirop itu. Tetapi sirop yang dinyatakan aman, kami di IAI Pati masih menjual,” ungkapnya dalam acara senam bersama peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Alun-Alun Pati, Minggu (6/11/2022).
Bertepatan dengan
car free day (CFD) tersebut, Ikatan Apoteker itu juga berusaha untuk menyosialisasikan kepada masyarakat terkait obat sirop yang aman dikonsumsi. Mengingat, Apoteker adalah salah satu sektor yang terdampak dari adanya cemaran etilen glikol tersebut.
Mereka ingin memberikan pemahaman jika obat yang dijual di apotek tentunya adalah obat yang aman.
”Masyarakat tidak perlu ragu dan takut untuk mendapatkan obat di apotek. Karena yang disediakan adalah yang aman. Sementara yang dinyatakan tidak aman oleh BPOM kini sudah ditarik,” terangnya.
Baca: Ratusan Botol Obat Sirop di Pati Ditarik dari Peredaran
Ketakutan masyarakat dalam mendapatkan obat sirup itu dikatakannya sempat berdampak pada tingkat penjualan di apotek. Masyarakat menjadi sedikit takut dalam mendapatkan obat khususnya obat sirup.
“Memang karena awalnya yang tersiar semua obat sirup berbahaya itu yang menjadikan ketakutan ke masyarakat. Sehingga saat butuh obat mereka jadi kesulitan juga. Harapannya setelah ini tidak lagi ketakutan. Kalaupun masih ragu masyarakat bisa berkonsultasi ke apoteker obat apa yang aman. Seperti tagline kami, Tanya Obat Tanya Apoteker,”terangnya.
Editor: Cholis Anwar