Kamis, 20 November 2025


“Ini diwacanakan oleh Mendikbud. Sebelumnya juga ada wacanakan sekolah sehari dari Gubernur Ganjar. Saat diwacanakan oleh Gubernur, hasil voting SD dan SMP menolak dan merasa keberatan,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jepara Ali Maftuh, Selasa (9/8/2016).

Menurutnya, alasan yang disampaikan sekolah, sebagian besar siswa SD di Jepara setelah pulang sekolah, pada siang hari menempuh studi di madrasah diniah. Sementara, bagi siswa SMP alasan penolakannya berkait transportasi umum.

“Di Jepara, transportasi umumnya kan tidak sampai sore. Rata-rata siswa SMP dari berbagai daerah, sehingga kalau pulang sore kendalanya di transportasi juga,” kata Ali.

Ia menambahkan, di Jepara rata-rata siswa tingkat SD hingga SMP juga berstudi di madrasah, atau Taman Pendidikan Quran (TPQ). Madrasah itu, mulai siang sampai sore hari. Malamnya anak-anak belajar di rumah. Menurut dia, mengajarkan ilmu agama tidak cukup kalau hanya mengandalkan pelajaran di sekolah saja

Hal itu juga disampaikan salah satu wali murid SD di Kecamatan Nalumsari, Nur Kholis. Menurutnya, kebutuhan anak tidak hanya bekal pendidikan di sekolah. Pertumbuhan kepribadian anak juga membutuhkan bersosialisasi di masyarakat.
“Kalau anak pulang sore, terus kapan kesempatan bermain dengan teman di tengah-tengah masyarakat,” kata Kholis kepada MuriaNewsCom. Editor : Akrom Hazami  

Baca Juga

Komentar

Terpopuler