Jadi Rebutan, Larung Kepala Kerbau di Jepara Diikuti Ribuan Warga
Novi Andriani
Sabtu, 23 Juni 2018 13:58:11
Mereka berangkat dengan menggunakan perahu nelayan dari tempat masing-masing dan bertemu di tengah lautan utara Pulau Panjang yang menjadi pusat pelarungan kepala kerbau tersebut. Ratusan kapal nelayan dan ribuan warga Jepara larut menikmati keindahan laut pagi itu.
Sesampainya di tengah laut yang menjadi titik pelarungan kepala kerbau, kapal-kapal nelayan tersebut berebut untuk lebih dekat dengan rombongan kapal yang membawa kepala kerbau.
Puluhan awak kapal berlomba lompat ke tengah laut dan berusaha berebut kepala kerbau beserta sesajinya. Setelah mendapat kepala kerbau ataupun sesaji lainya dari tengah laut, para awak kembali ke kapal masing-masing dan berlomba memandikan kapal masing-masing dengan air laut yang telah mendapat sesaji dan doa-doa dari seluruh masyarakat Jepara.
Seperti halnya yang dilakukan Agus Santoso (43), nelayan asal Ujungbatu itu. dia bersama rombongan kapalnya itu berusaha mendapat jarak yang lebih dekat dengan rombongan kapal yang membawa sesaji laut. Begitu kepala kerbau yang diletakan di miniature kapal kecil tersebut diturunkan, Agus bersama awak kapal lainya dan puluhan awak kapal lain langsung lompat untuk berebut sesaji dan berharap mendapatkan berkah.
Agus telah menjadi nelayan sejak usianya 17 tahun. Hingga kini, dia percaya jika berhasil mendapatkan kepala kerbau ataupun sesaji lainya, dia bersama teman-temanya akan mendapatkan keselamatan, keberkahan dan mendapatkan ikan yang melimpah.
“Tiga tahun lalu, tiga kali berturut- turut kami berhasil mendapatkan kepala kerbau, namun sudah dua tahun ini gantian kapal lain yang mendapatkannya,” tuturnya saat ditemui diatas kapal Sabtu (23/6).
Wakil nahkoda ini mengaku jika saat acara Lomban mereka ikut merayakan dan mendapat sesajinya, akan mendapatkan berkah di tahun-tahun berikutnya. “Bagi kami acara ini cukup sakral dan ini adalah pesta bagi para nelayan. Dengan doa dari banyak orang tahun yang akan datang akan mendapat keberkahan dan keselamatan. Ikan-ikan juga melimpah dilautan,” jelasnya.
Ali Syafi’I pemilik kapal Empat Putra ini juga berharap demikian, dengan adanya pelarungan kepala kerbau yang menjadi symbol sesaji laut, tahun mendatang ikan-ikan yang didapatkan akan melimpah dan barokah.“Selain pesta laut, acara ini juga sebagai rasa syukur kami kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rezeki dan ikan-ikan yang melimpah, sehingga anak istri kami dapat tercukupi kebutuhanya,” katanya.Pesta Lomban Syawalan merupakan simbol syukur nelayan Jepara. Tradisi ini diikuti ribuan warga yang menumpang ratusan kapal. Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dan jajaran forkompinda ikut juga dalam sedekah laut tersebutBupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan rangkaian Pesta Lomban Syawalan ini merupakan tradisi turun temurun yang layak dilestarikan. Ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang diberikan pada tahun sebelumnya. Selain itu juga tradisi ini juga sarana berdoa agar rejeki di tahun depan lebih baik lagi.“Kita juga berdoa semoga warga Jepara diberi keselamatan. Khusus nelayan semoga tidak terjadi kecelakaan di laut,” tandas MarzuqiKepala Disparbud Jepara Basuki Wijayanto mengatakan ada sejumlah kegiatan yang digelar terkait Pesta Lomban Syawalan tahun ini. Prosesi diawali dengan ziarah ke Makam Encik Lanang di Pulau Kelor dan makam Muhammad Syarifatau Kiai Ronggo Mulyo di Kelurahan Ujung Batu.“Lalu dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Setelah itu pelarungan sesaji kepala kerbau dan diakhiri dengan rebutan gunungan kupat dan lepet di Pantai Kartini. Gunungan tersebut sebelumnya didoakan oleh pemuka agama setempat. Ke depan tradisi ini akan terus kita kembangkan agar even ini lebih menarik,” ujar Basuki.
Editor: Supriyadi
Murianews, Jepara – Sejak tadi pagi (23/6/2018), seluruh lautan di wilayah Jepara, mulai dari Pantai Bandengan, Pantai Ujungbatu, Pantai Kartini, Pantai Teluk Awur hingga Pantai Semat seluruhnya dipenuhi warga Jepara yang ingin menghantarkan pelarungan kepala kerbau sebagai tradisi Pesta Lomban Syawalan.
Mereka berangkat dengan menggunakan perahu nelayan dari tempat masing-masing dan bertemu di tengah lautan utara Pulau Panjang yang menjadi pusat pelarungan kepala kerbau tersebut. Ratusan kapal nelayan dan ribuan warga Jepara larut menikmati keindahan laut pagi itu.
Sesampainya di tengah laut yang menjadi titik pelarungan kepala kerbau, kapal-kapal nelayan tersebut berebut untuk lebih dekat dengan rombongan kapal yang membawa kepala kerbau.
Puluhan awak kapal berlomba lompat ke tengah laut dan berusaha berebut kepala kerbau beserta sesajinya. Setelah mendapat kepala kerbau ataupun sesaji lainya dari tengah laut, para awak kembali ke kapal masing-masing dan berlomba memandikan kapal masing-masing dengan air laut yang telah mendapat sesaji dan doa-doa dari seluruh masyarakat Jepara.
Seperti halnya yang dilakukan Agus Santoso (43), nelayan asal Ujungbatu itu. dia bersama rombongan kapalnya itu berusaha mendapat jarak yang lebih dekat dengan rombongan kapal yang membawa sesaji laut. Begitu kepala kerbau yang diletakan di miniature kapal kecil tersebut diturunkan, Agus bersama awak kapal lainya dan puluhan awak kapal lain langsung lompat untuk berebut sesaji dan berharap mendapatkan berkah.
Agus telah menjadi nelayan sejak usianya 17 tahun. Hingga kini, dia percaya jika berhasil mendapatkan kepala kerbau ataupun sesaji lainya, dia bersama teman-temanya akan mendapatkan keselamatan, keberkahan dan mendapatkan ikan yang melimpah.
“Tiga tahun lalu, tiga kali berturut- turut kami berhasil mendapatkan kepala kerbau, namun sudah dua tahun ini gantian kapal lain yang mendapatkannya,” tuturnya saat ditemui diatas kapal Sabtu (23/6).
Wakil nahkoda ini mengaku jika saat acara Lomban mereka ikut merayakan dan mendapat sesajinya, akan mendapatkan berkah di tahun-tahun berikutnya. “Bagi kami acara ini cukup sakral dan ini adalah pesta bagi para nelayan. Dengan doa dari banyak orang tahun yang akan datang akan mendapat keberkahan dan keselamatan. Ikan-ikan juga melimpah dilautan,” jelasnya.
Ali Syafi’I pemilik kapal Empat Putra ini juga berharap demikian, dengan adanya pelarungan kepala kerbau yang menjadi symbol sesaji laut, tahun mendatang ikan-ikan yang didapatkan akan melimpah dan barokah.
“Selain pesta laut, acara ini juga sebagai rasa syukur kami kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rezeki dan ikan-ikan yang melimpah, sehingga anak istri kami dapat tercukupi kebutuhanya,” katanya.
Pesta Lomban Syawalan merupakan simbol syukur nelayan Jepara. Tradisi ini diikuti ribuan warga yang menumpang ratusan kapal. Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dan jajaran forkompinda ikut juga dalam sedekah laut tersebut
Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan rangkaian Pesta Lomban Syawalan ini merupakan tradisi turun temurun yang layak dilestarikan. Ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang diberikan pada tahun sebelumnya. Selain itu juga tradisi ini juga sarana berdoa agar rejeki di tahun depan lebih baik lagi.
“Kita juga berdoa semoga warga Jepara diberi keselamatan. Khusus nelayan semoga tidak terjadi kecelakaan di laut,” tandas Marzuqi
Kepala Disparbud Jepara Basuki Wijayanto mengatakan ada sejumlah kegiatan yang digelar terkait Pesta Lomban Syawalan tahun ini. Prosesi diawali dengan ziarah ke Makam Encik Lanang di Pulau Kelor dan makam Muhammad Syarifatau Kiai Ronggo Mulyo di Kelurahan Ujung Batu.
“Lalu dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Setelah itu pelarungan sesaji kepala kerbau dan diakhiri dengan rebutan gunungan kupat dan lepet di Pantai Kartini. Gunungan tersebut sebelumnya didoakan oleh pemuka agama setempat. Ke depan tradisi ini akan terus kita kembangkan agar even ini lebih menarik,” ujar Basuki.
Editor: Supriyadi