Regenerasi Pengukir di Jepara Terancam Putus, Ini Alasannya

Padhang Pranoto
Jumat, 6 Oktober 2017 20:01:34


Murianews, Jepara - Regenerasi pengukir kayu di Jepara dikhawatirkan terputus. Selain ekspansi industri massal yang menyerap ribuan tenaga kerja, minat anak muda terhadap seni kriya itu juga menurun.
Marsodiq perajin meubel asal Desa Petekeyan, Kecamatan Tahunan, Jepara mengungkapkan hal itu kepada MuriaNewsCom, Jumat (6/10/2017). Menurutnya, hal itu merupakan tantangan bagi pemilik usaha di bidang kayu.
"Tantangan kedepan satu diantaranya anak muda sekarang kok sudah tidak tertarik dengan mengukir. Takutnya tradisi mengukir bisa terputus," tuturnya.
Hal itu menurutnya sudah sering dipaparkan pada beberapa pertemuan. Oleh karenanya diperlukan campur tangan pemerintah kabupaten untuk menggalakan kembali kecintaan pada tradisi tersebut.
"Pada berbagai pertemuan, hal itu sudah disampaikan. Dinas pun sudah merespon dengan adanya pendidikan ukir untuk siswa SD dan SMP," kata Ketua Kampung Sembada Ukir Desa Petekeyan.
Untuk mewariskan tradisi ukir, Marsodiq mengaku telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah transfer pengetahuan akan desain furnitur dan pengetahuan tentang kubikasi kayu.
Hal itu menurutnya sangat berguna, karena tradisi ukir juga memunyai nilai ekonomis yang tinggi. "Di paguyuban kami telah menyosialisasikan pengetahuan tentang desain kayu yang saya peroleh pada pelatihan, selain itu kami juga menyosialisasikan tentang kubikasi. Harapannya jika mengolah kayu gelondongan bisa lebih efisien," pungkasnya.
Editor: Supriyadi
Marsodiq perajin meubel asal Desa Petekeyan, Kecamatan Tahunan, Jepara mengungkapkan hal itu kepada MuriaNewsCom, Jumat (6/10/2017). Menurutnya, hal itu merupakan tantangan bagi pemilik usaha di bidang kayu.
"Tantangan kedepan satu diantaranya anak muda sekarang kok sudah tidak tertarik dengan mengukir. Takutnya tradisi mengukir bisa terputus," tuturnya.
Hal itu menurutnya sudah sering dipaparkan pada beberapa pertemuan. Oleh karenanya diperlukan campur tangan pemerintah kabupaten untuk menggalakan kembali kecintaan pada tradisi tersebut.
"Pada berbagai pertemuan, hal itu sudah disampaikan. Dinas pun sudah merespon dengan adanya pendidikan ukir untuk siswa SD dan SMP," kata Ketua Kampung Sembada Ukir Desa Petekeyan.
Untuk mewariskan tradisi ukir, Marsodiq mengaku telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya adalah transfer pengetahuan akan desain furnitur dan pengetahuan tentang kubikasi kayu.
Hal itu menurutnya sangat berguna, karena tradisi ukir juga memunyai nilai ekonomis yang tinggi. "Di paguyuban kami telah menyosialisasikan pengetahuan tentang desain kayu yang saya peroleh pada pelatihan, selain itu kami juga menyosialisasikan tentang kubikasi. Harapannya jika mengolah kayu gelondongan bisa lebih efisien," pungkasnya.
Editor: Supriyadi