Praktis aspirasi pendemo tak didengar langsung oleh para wakil rakyat. Perwakilan demonstran hanya ditemui oleh Kabag Umum Salembayong. Sedangkan keinginan mereka hanya ditulis dan dijanjikan akan disampaikan kepada pimpinan dewan.
Hal itu sontak menimbulkan kekecewaan kepada pendemo. Sebab mereka merasa telah berkorespondensi dengan kesekretariatan dewan.
"Ini kenapa kok anggota dewan pergi semua. Ini kami yang salah pilih wakil atau sengaja menghindari kami," ucap Amin, seorang pengusaha konveksi Desa Pancur-Mayong.
Salembayong, mewakili kesekretariatan dewan pun mengaku telah menerima permintaan audiensi tersebut. Namun, sesuai
"Kita tidak menghindar ataupun tak mau menerima, karena pada intinya kami adalah wakil rakyat. Saat ini unsur ketua dan anggota DPRD sedang melakukan monitoring dalam daerah di Karimunjawa. Pada intinya secara prosedural, setelah surat masuk akan didisposisikan ketua kepada badan musyawarah, selanjutnya bamus akan mengagendakan pertemuan untuk bulan berikutnya. Sementara surat panjenengan masuk ke kami tanggal 8 (November)," jawab Salembayong. Meskipun tidak diterima langsung oleh wakil rakyat, pendemo tetap dapat menyampaikan aspirasinya. Keskretariatan Dewan berjanji akan segera menyerahkan keluhan para pengusaha kecil dan menengah kepada ketua DPRD.
Murianews, Jepara - Pengusaha kecil dan menengah berdemo di depan Gedung DPRD Jepara, Jumat (10/11/2017) pagi. Namun sayangnya, saat kegiatan itu berlangsung, semua anggota Dewan berikut sebagian kesekretariatan, tengah melakukan monitoring dalam daerah ke Pulau Karimunjawa.
Praktis aspirasi pendemo tak didengar langsung oleh para wakil rakyat. Perwakilan demonstran hanya ditemui oleh Kabag Umum Salembayong. Sedangkan keinginan mereka hanya ditulis dan dijanjikan akan disampaikan kepada pimpinan dewan.
Baca: Tolak Usulan UMK Rp 2,4 Juta, Pengusaha Jepara Gelar Aksi Balasan di Depan DPRD
Hal itu sontak menimbulkan kekecewaan kepada pendemo. Sebab mereka merasa telah berkorespondensi dengan kesekretariatan dewan.
"Ini kenapa kok anggota dewan pergi semua. Ini kami yang salah pilih wakil atau sengaja menghindari kami," ucap Amin, seorang pengusaha konveksi Desa Pancur-Mayong.
Salembayong, mewakili kesekretariatan dewan pun mengaku telah menerima permintaan audiensi tersebut. Namun, sesuai
standard operational procedure (SOP) DPRD agenda audiensi baru bisa terlaksana setelah sebulan surat masuk.
Baca: Belasan Siswa SD Kayuapu Kudus Keracunan Jajan Sekolah
"Kita tidak menghindar ataupun tak mau menerima, karena pada intinya kami adalah wakil rakyat. Saat ini unsur ketua dan anggota DPRD sedang melakukan monitoring dalam daerah di Karimunjawa. Pada intinya secara prosedural, setelah surat masuk akan didisposisikan ketua kepada badan musyawarah, selanjutnya bamus akan mengagendakan pertemuan untuk bulan berikutnya. Sementara surat panjenengan masuk ke kami tanggal 8 (November)," jawab Salembayong.
Meskipun tidak diterima langsung oleh wakil rakyat, pendemo tetap dapat menyampaikan aspirasinya. Keskretariatan Dewan berjanji akan segera menyerahkan keluhan para pengusaha kecil dan menengah kepada ketua DPRD.
Editor: Supriyadi