Difabel Asal Jepara Ini Bikin Miniatur Rumah Joglo dari Kayu Jati Bekas
Padhang Pranoto
Sabtu, 18 November 2017 15:02:08
Ditemui di rumahnya, di Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Jepara, Budi yang punyai kelainan di baian kaki ini tengah berkutat dengan amplas, menyempurnakan karya replika joglo. Ia mengatakan sedang
ngebut untuk menyelesaikan miniatur tersebut, karena akan di pamerkan pada kegiatan kabupaten.
"Kalau ini sampai penyempurnaan kurang lebih satu bulan setengah jadi. Dengan catatan itu kalau tiap hari fokus, namun kalau di
sambi ya bisa lebih. Kalau ini tinggal ngamplas
dan nanti diberi pelitur agar warnanya nampak indah," ujarnya, Sabtu (18/11/2017).
Menurutnya, proses pembuatan miniatur rumah joglo khas Jepara cukup sulit. Hal itu karena dirinya ingin menampilkan detil ukiran dan ornamen pelengkap.
[caption id="attachment_131566" align="aligncenter" width="565"]

Budi Mulyono tengah mengamplas miniature rumah joglo, untuk dipamerkan dalam even di Jepara. (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)[/caption]
Untuk ukiran jenis
lung-lungan yang ada pada gebyog depan, Budi mengaku membutuhkan waktu sepekan untuk menyelesaikannya. Selain itu, banyak detil lain yang memerlukan fokus tinggi saat mengerjakannya.
Ukir-ukiran khas Jepara menjadi sangat penting dalam pembuatan replika joglo tersebut. Sebab, rata-rata rumah berarsitektur Jawa bentuknya hampir mirip.
"Yang membedakan dengan joglo lain adalah ukirannya. Kalau Jepara ukirannya motif
lung-lungan atau tumbuhan menjalar. Kalau Kudus untuk gebyognya ada semacam saluran udaranya. Selain itu, limasannya juga berbeda," jelasnya. Kepada MuriaNewsCom, ia bercerita, awal mula ketertarikannya pada miniatur bermula dari hobinya semenjak kecil. Pria kelahiran tahun 1972 itu mengaku saat ia kecil sering membuat
dolanan (mainan) mobil-mobilan untuk tradisi
baratan (
obor neng ratan - obor di jalan) yang berkait dengan sejarah Ratu Kalinyamat. Dari sejak itulah, ia kemudian fokus untuk membuat miniatur bus ataupun mobil. Peminat karyanya pun bermacam, dari mulai warga biasa hingga Plt Bupati Jepara 2016 Ihwan Sudrajad.Ia sendiri baru mulai bergulat dengan karya miniatur rumah sejak 2015 lalu. Produk yang dibuatnya kini baru bersifat purwarupa."Harapannya dengan pembuatan karya miniatur ini dapat melestarikan rumah khas Jepara, dan membangkitkan gairah seni ukir. Selain itu, kita juga bisa membuktikan bahwa difabel juga bisa berkarya," tuturnya yang juga Ketua Bina Akses Jepara.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Jepara - Keterbatasan fisik tidak membatasi Budi Mulyo (45) untuk berkarya. Ketertarikannya akan dunia miniatur, mendorongnya berkreasi dengan membuat replika rumah joglo khas Jepara, dari kayu jati bekas.
Ditemui di rumahnya, di Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Jepara, Budi yang punyai kelainan di baian kaki ini tengah berkutat dengan amplas, menyempurnakan karya replika joglo. Ia mengatakan sedang
ngebut untuk menyelesaikan miniatur tersebut, karena akan di pamerkan pada kegiatan kabupaten.
"Kalau ini sampai penyempurnaan kurang lebih satu bulan setengah jadi. Dengan catatan itu kalau tiap hari fokus, namun kalau di
sambi ya bisa lebih. Kalau ini tinggal ngamplas
dan nanti diberi pelitur agar warnanya nampak indah," ujarnya, Sabtu (18/11/2017).
Menurutnya, proses pembuatan miniatur rumah joglo khas Jepara cukup sulit. Hal itu karena dirinya ingin menampilkan detil ukiran dan ornamen pelengkap.
[caption id="attachment_131566" align="aligncenter" width="565"]

Budi Mulyono tengah mengamplas miniature rumah joglo, untuk dipamerkan dalam even di Jepara. (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)[/caption]
Untuk ukiran jenis
lung-lungan yang ada pada gebyog depan, Budi mengaku membutuhkan waktu sepekan untuk menyelesaikannya. Selain itu, banyak detil lain yang memerlukan fokus tinggi saat mengerjakannya.
Ukir-ukiran khas Jepara menjadi sangat penting dalam pembuatan replika joglo tersebut. Sebab, rata-rata rumah berarsitektur Jawa bentuknya hampir mirip.
"Yang membedakan dengan joglo lain adalah ukirannya. Kalau Jepara ukirannya motif
lung-lungan atau tumbuhan menjalar. Kalau Kudus untuk gebyognya ada semacam saluran udaranya. Selain itu, limasannya juga berbeda," jelasnya.
Kepada MuriaNewsCom, ia bercerita, awal mula ketertarikannya pada miniatur bermula dari hobinya semenjak kecil. Pria kelahiran tahun 1972 itu mengaku saat ia kecil sering membuat
dolanan (mainan) mobil-mobilan untuk tradisi
baratan (
obor neng ratan - obor di jalan) yang berkait dengan sejarah Ratu Kalinyamat.
Dari sejak itulah, ia kemudian fokus untuk membuat miniatur bus ataupun mobil. Peminat karyanya pun bermacam, dari mulai warga biasa hingga Plt Bupati Jepara 2016 Ihwan Sudrajad.
Ia sendiri baru mulai bergulat dengan karya miniatur rumah sejak 2015 lalu. Produk yang dibuatnya kini baru bersifat purwarupa.
"Harapannya dengan pembuatan karya miniatur ini dapat melestarikan rumah khas Jepara, dan membangkitkan gairah seni ukir. Selain itu, kita juga bisa membuktikan bahwa difabel juga bisa berkarya," tuturnya yang juga Ketua Bina Akses Jepara.
Editor : Ali Muntoha