Nelayan Jepara Terpaksa Berhutang Selama Musim Baratan
Padhang Pranoto
Sabtu, 23 Desember 2017 14:00:07
Mahmudi (50) satu di antaranya, ia mengaku sudah sekitar enam hari tak melaut. Gelombang besar membuat surut nyali.
"Jika nekat melaut pun hasil yang dicapai tidak setara dengan ongkosnya. Oleh karena itu, saya lebih memilih memperbaiki kapal dari kebocoran," katanya, Sabtu (23/12/2017).
Dikatakannya, gelombang laut bisa mencapai ketinggian 3 meter. Hal itu menyebabkan kapal-kapal ukuran kecil rentan diterjang ombak jika nekat melaut.
Menurut pria yang berdiam di Kelurahan Jobokuto itu, selama tak melaut, praktis dirinya tak mendapatkan penghasilan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia terpaksa berhutang.
"Nanti diganti saat cuaca sudah membaik dan saya bisa mendapatkan penghasilan dari melaut," ungkapnya. Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara Sudiyatno mengamini hal itu. Saat Musim
baratan tiba, rerata nelayan tak memiliki pekerjaan lain. "Kebanyakan dari mereka memperbaiki kapal. Tapi kalau kita upayakan padat karya itu tidak mungkin," tuturnya. Untuk membantu penghidupan nelayan, Pemkab Jepara melalui HNSI Jepara telah menyediakan bantuan beras. Untuk tahun ini, dijatah sekitar 30 ton beras dari pemerintah.
Editor: Supriyadi
Murianews, Jepara - Musim baratan (angin dan gelombang tinggi) yang mendatangi pesisir Jepara, berdampak pada penghasilan nelayan. Lantaran, selama musim itu pencari ikan enggan melaut dan lebih memilih memperbaiki sarana mengail.
Mahmudi (50) satu di antaranya, ia mengaku sudah sekitar enam hari tak melaut. Gelombang besar membuat surut nyali.
"Jika nekat melaut pun hasil yang dicapai tidak setara dengan ongkosnya. Oleh karena itu, saya lebih memilih memperbaiki kapal dari kebocoran," katanya, Sabtu (23/12/2017).
Dikatakannya, gelombang laut bisa mencapai ketinggian 3 meter. Hal itu menyebabkan kapal-kapal ukuran kecil rentan diterjang ombak jika nekat melaut.
Menurut pria yang berdiam di Kelurahan Jobokuto itu, selama tak melaut, praktis dirinya tak mendapatkan penghasilan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia terpaksa berhutang.
"Nanti diganti saat cuaca sudah membaik dan saya bisa mendapatkan penghasilan dari melaut," ungkapnya.
Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara Sudiyatno mengamini hal itu. Saat Musim baratan tiba, rerata nelayan tak memiliki pekerjaan lain.
"Kebanyakan dari mereka memperbaiki kapal. Tapi kalau kita upayakan padat karya itu tidak mungkin," tuturnya.
Untuk membantu penghidupan nelayan, Pemkab Jepara melalui HNSI Jepara telah menyediakan bantuan beras. Untuk tahun ini, dijatah sekitar 30 ton beras dari pemerintah.
Editor: Supriyadi