Ini Tips Agar Tak Menjadi Korban Penipuan ATM
Padhang Pranoto
Sabtu, 23 Desember 2017 17:43:36
Namun harus diwaspadai juga, banyak penjahat yang bersiasat untuk melakukan penipuan di bilik ATM, satu pelaku penipu baru-baru ini dicokok polisi ketika sedang beraksi di Jepara. Lalu bagaimana cara menghindari agar tak ikut menjadi korban?
Muntiasih seorang warga Jepara yang pernah menjadi korban penipuan ATM, membagikan kisahnya. Pada pertengahan tahun 2000, uangnya di ATM pernah terkuras habis saat bertransaksi di Tangerang.
"Dulu saya bertransaksi, tapi ATM nya tertelan. Lalu ada orang yang menghampiri dan menyuruh menelpon nomor
call center , yang tertera di badan mesin. Dari seberang sana, ada petugas yang menyuruh menyebut nomor pin. Keesokan harinya, saya cek di bank, uang saya tinggal Rp 50 ribu, dari sebelumnya Rp 6 juta," ujarnya, saat ditemui MuriaNewsCom, tengah berjalan-jalan di kawasan Alun-alun Jepara, Sabtu (23/12/2017).
Ia membeberkan, ciri-ciri tersangka penipu ATM seringkali memberikan saran dengan setengah memaksa. Hal itu bertujuan agar korban gugup dan menuruti perkataan si penipu.
Selain itu, pelaku biasanya menyasar tempat-tempat ATM yang sepi dari pengawasan. Kini Muntiasih, yang merupakan warga Desa Kaliaman, Kecamatan Kembang itu sangat pilih-pilih untuk bertransaksi."Saat itu (saat ditipu) saya bertransaksi di SPBU. Namun sekarang saya sudah trauma, sekarang saya pilih-pilih tempat bertransaksi yang banyak pengawasan dan satpam. Kalau tidak mendesak sekali ya mending tidak mengambil uang. Kalaupun memilih ya saya bertransaksi dekat bank resmi," ungkapnya. Selain itu, kini ia juga meneliti benar di fisik mesin ATM apakah ada benda mencurigakan atau tidak. Jika dirasa ada benda-benda yang mencurigakan, ia lantas membatalkan transaksi dan menuju bilik ATM yang terdapat pengawasan ekstra."Ya kalau di tempat-tempat sepi sebaiknya jangan, pilih ATM yang diawasi saja. Meskipun kemudian saya tahu pelaku yang di Tangerang tertangkap, namun uang saya tak kembali," tuturnya sambil melanjutkan perjalanannya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Jepara - Bertransaksi dengan Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan solusi ketika membutuhkan uang secara cepat.
Namun harus diwaspadai juga, banyak penjahat yang bersiasat untuk melakukan penipuan di bilik ATM, satu pelaku penipu baru-baru ini dicokok polisi ketika sedang beraksi di Jepara. Lalu bagaimana cara menghindari agar tak ikut menjadi korban?
Muntiasih seorang warga Jepara yang pernah menjadi korban penipuan ATM, membagikan kisahnya. Pada pertengahan tahun 2000, uangnya di ATM pernah terkuras habis saat bertransaksi di Tangerang.
"Dulu saya bertransaksi, tapi ATM nya tertelan. Lalu ada orang yang menghampiri dan menyuruh menelpon nomor call center , yang tertera di badan mesin. Dari seberang sana, ada petugas yang menyuruh menyebut nomor pin. Keesokan harinya, saya cek di bank, uang saya tinggal Rp 50 ribu, dari sebelumnya Rp 6 juta," ujarnya, saat ditemui MuriaNewsCom, tengah berjalan-jalan di kawasan Alun-alun Jepara, Sabtu (23/12/2017).
Ia membeberkan, ciri-ciri tersangka penipu ATM seringkali memberikan saran dengan setengah memaksa. Hal itu bertujuan agar korban gugup dan menuruti perkataan si penipu.
Selain itu, pelaku biasanya menyasar tempat-tempat ATM yang sepi dari pengawasan. Kini Muntiasih, yang merupakan warga Desa Kaliaman, Kecamatan Kembang itu sangat pilih-pilih untuk bertransaksi.
"Saat itu (saat ditipu) saya bertransaksi di SPBU. Namun sekarang saya sudah trauma, sekarang saya pilih-pilih tempat bertransaksi yang banyak pengawasan dan satpam. Kalau tidak mendesak sekali ya mending tidak mengambil uang. Kalaupun memilih ya saya bertransaksi dekat bank resmi," ungkapnya.
Selain itu, kini ia juga meneliti benar di fisik mesin ATM apakah ada benda mencurigakan atau tidak. Jika dirasa ada benda-benda yang mencurigakan, ia lantas membatalkan transaksi dan menuju bilik ATM yang terdapat pengawasan ekstra.
"Ya kalau di tempat-tempat sepi sebaiknya jangan, pilih ATM yang diawasi saja. Meskipun kemudian saya tahu pelaku yang di Tangerang tertangkap, namun uang saya tak kembali," tuturnya sambil melanjutkan perjalanannya.
Editor : Ali Muntoha