Baby Volcano Grobogan Pernah Jebluk 2006 Lalu
Saiful Anwar
Selasa, 22 Februari 2022 17:35:40
MURIANEWS, Grobogan – Semburan lumpur di Baby Volcano atau Bledug Cangkring Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Grobogan ternyata bukan kejadian yang pertama.
Pada 2006 silam, Baby Volcano pernah jebluk. Saat itu, peristiwanya bersamaan dengan momentum gempa di Yogyakarta. Peristiwa itu juga bersamaan dengan banjir lumpur Lapindo, Sidoarjo.
Itu diungkapkan Kepala Desa Grabagan Eko Setyawan. Eko memaparkan, berbeda dengan semburan tadi pagi yang mengalir ke barat daya, pada saat itu lumpur mengalir ke arah utara dan timur laut.
Baca juga: Baby Volcano Nyembur, Setengah Hektare Sawah di Grobogan Terendam“Ketika itu kan momentumnya ada gempa besar. Ini kemungkinan ada gempa lagi. Dulu yang berbarengan dengan gempa di Yogyakarta tidak mengalir ke sungai seperti sekarang, jadi kelihatan luas sekali lumpurnya,” terang Kades, Selasa (22/2/2022).
Diketahui, Baby Volcano menyemburkan lumpur, Selasa (22/2/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Semburan berhenti sekitar pukul 10.00 WIB.
Peristiwa itu telah dilaporkan ke BPBD Grobogan, Pemprov Jateng, hingga Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Jateng.
Peristiwa itu telah dilaporkan ke BPBD Grobogan, Pemprov Jateng, hingga Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Jateng.Menurut Kades, kudro alias letupan di sekitar Baby Volcano sudah sering terjadi. Warga setempat pun sudah terbiasa dengan letupan-letupan kecil di situ.“Di bagian barat daya bledug mengeluarkan lumpur kecil. Lama-lama mengikis tepi kawah bledug yang penuh dengan lumpur. Kemudian tepat pukul 07.30 WIB, lumpur di kawah bledug tumpah mengalir melalui belik manten,” kata Eko Setyawan.Eko mengatakan lumpur mengalir ke areal persawahan di sekitar bledug. Luas persawahan yang tertimbun lumpur sekitar setengah hektare.“Kerugian diperkirakan Rp 5 juta. Padi sudah mulai menguning yang tertimbun lumpur. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut, karena tidak ada warga masyarakat di lokasi kejadian,” tambah Kades. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_274080" align="alignleft" width="1280"]

Semburan lumpur di lokasi Baby Volcano, Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, juga pernah terjadi pada 2006 lalu. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Semburan lumpur di Baby Volcano atau Bledug Cangkring Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Grobogan ternyata bukan kejadian yang pertama.
Pada 2006 silam, Baby Volcano pernah jebluk. Saat itu, peristiwanya bersamaan dengan momentum gempa di Yogyakarta. Peristiwa itu juga bersamaan dengan banjir lumpur Lapindo, Sidoarjo.
Itu diungkapkan Kepala Desa Grabagan Eko Setyawan. Eko memaparkan, berbeda dengan semburan tadi pagi yang mengalir ke barat daya, pada saat itu lumpur mengalir ke arah utara dan timur laut.
Baca juga: Baby Volcano Nyembur, Setengah Hektare Sawah di Grobogan Terendam
“Ketika itu kan momentumnya ada gempa besar. Ini kemungkinan ada gempa lagi. Dulu yang berbarengan dengan gempa di Yogyakarta tidak mengalir ke sungai seperti sekarang, jadi kelihatan luas sekali lumpurnya,” terang Kades, Selasa (22/2/2022).
Diketahui, Baby Volcano menyemburkan lumpur, Selasa (22/2/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Semburan berhenti sekitar pukul 10.00 WIB.
Peristiwa itu telah dilaporkan ke BPBD Grobogan, Pemprov Jateng, hingga Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Jateng.
Menurut Kades, kudro alias letupan di sekitar Baby Volcano sudah sering terjadi. Warga setempat pun sudah terbiasa dengan letupan-letupan kecil di situ.
“Di bagian barat daya bledug mengeluarkan lumpur kecil. Lama-lama mengikis tepi kawah bledug yang penuh dengan lumpur. Kemudian tepat pukul 07.30 WIB, lumpur di kawah bledug tumpah mengalir melalui belik manten,” kata Eko Setyawan.
Eko mengatakan lumpur mengalir ke areal persawahan di sekitar bledug. Luas persawahan yang tertimbun lumpur sekitar setengah hektare.
“Kerugian diperkirakan Rp 5 juta. Padi sudah mulai menguning yang tertimbun lumpur. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut, karena tidak ada warga masyarakat di lokasi kejadian,” tambah Kades.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi