Baby Volcano Grobogan Jebluk, Wisata Tetap Buka
Saiful Anwar
Selasa, 22 Februari 2022 19:42:43
MURIANEWS, Grobogan – Wisata Baby Volcano atau disebut juga Bledug Cangkring di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Grobogan tetap dibuka meski mengeluarkan semburan lumpur.
Seperti diketahui, Baby Volcano menyemburkan lumpur pada Selasa (22/2/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Semburan berhenti dengan sendirinya sekitar pukul 10.00 WIB.
Akibat semburan itu, sawah padi yang sudah mulai menguning seluas setengah hentare terendam lumpur. Kerugiannya mencapai sekitar Rp 5 juta. Material lumpur itu mengalir hingga 3 km menuju sungai terdekat, yakni sungai Sing.
“Wisata tetap buka,” kata Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan.
Baca juga: Baby Volcano Nyembur, Setengah Hektare Sawah di Grobogan TerendamWisata Baby Volcano diresmikan pada November 2020. Sementara, ide untuk dijadikan tempat wisata sudah sejak 2018 lalu. Ide itu datang dari mahasiswa program KKN.
“Lokasi Baby Volcano sendiri diproyeksikan menjadi wisata yang dikelola oleh BUMDes setempat. Rencananya dipadukan dengan program desa. Mau dikelola BUMDes. Idenya itu dulu dari anak-anak KKN 2018, mulai jadi wisata,” kata Kades, Selasa (22/2/2022).
“Lokasi Baby Volcano sendiri diproyeksikan menjadi wisata yang dikelola oleh BUMDes setempat. Rencananya dipadukan dengan program desa. Mau dikelola BUMDes. Idenya itu dulu dari anak-anak KKN 2018, mulai jadi wisata,” kata Kades, Selasa (22/2/2022).Untuk berwisata ke sana, pengunjung hanya ditarik parkir sebesar Rp 5 ribu. Rata-rata pengunjung datang sekitar 30-50 orang pada Sabtu dan Minggu. Namun, pendapatan dari situ habis untuk operasional.
Baca juga: Baby Volcano Grobogan Pernah Jebluk 2006 Lalu“Ada yang berkunjung, biasanya Sabtu dan Minggu. Tapi uangnya habis untuk untuk listrik dan pengelola,” tambahnya.Eko menyebut, Baby Volcano atau Bledug Cangkring dianggap sebagai adik dari Bledug Kuwu. Peristiwa semburan lumpur itu sendiri sudah dilaporkan pada pihak berwenang. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_274080" align="alignleft" width="1280"]

Semburan lumpur di lokasi Baby Volcano, Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, juga pernah terjadi pada 2006 lalu. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Wisata Baby Volcano atau disebut juga Bledug Cangkring di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Grobogan tetap dibuka meski mengeluarkan semburan lumpur.
Seperti diketahui, Baby Volcano menyemburkan lumpur pada Selasa (22/2/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Semburan berhenti dengan sendirinya sekitar pukul 10.00 WIB.
Akibat semburan itu, sawah padi yang sudah mulai menguning seluas setengah hentare terendam lumpur. Kerugiannya mencapai sekitar Rp 5 juta. Material lumpur itu mengalir hingga 3 km menuju sungai terdekat, yakni sungai Sing.
“Wisata tetap buka,” kata Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan.
Baca juga: Baby Volcano Nyembur, Setengah Hektare Sawah di Grobogan Terendam
Wisata Baby Volcano diresmikan pada November 2020. Sementara, ide untuk dijadikan tempat wisata sudah sejak 2018 lalu. Ide itu datang dari mahasiswa program KKN.
“Lokasi Baby Volcano sendiri diproyeksikan menjadi wisata yang dikelola oleh BUMDes setempat. Rencananya dipadukan dengan program desa. Mau dikelola BUMDes. Idenya itu dulu dari anak-anak KKN 2018, mulai jadi wisata,” kata Kades, Selasa (22/2/2022).
Untuk berwisata ke sana, pengunjung hanya ditarik parkir sebesar Rp 5 ribu. Rata-rata pengunjung datang sekitar 30-50 orang pada Sabtu dan Minggu. Namun, pendapatan dari situ habis untuk operasional.
Baca juga: Baby Volcano Grobogan Pernah Jebluk 2006 Lalu
“Ada yang berkunjung, biasanya Sabtu dan Minggu. Tapi uangnya habis untuk untuk listrik dan pengelola,” tambahnya.
Eko menyebut, Baby Volcano atau Bledug Cangkring dianggap sebagai adik dari Bledug Kuwu. Peristiwa semburan lumpur itu sendiri sudah dilaporkan pada pihak berwenang.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi