Ini Mitos Terkait Semburan Lumpur Baby Volcano di Grobogan
Saiful Anwar
Rabu, 23 Februari 2022 18:54:44
MURIANEWS, Grobogan- Keluarnya semburan lumpur Bledug Cangkring, atau yang juga dikenal dengan Baby Volcano di Desa
Grabagan, Kecamatan Kradenan ternyata ada mitos dibaliknya.
Sebagian masyarakat menilai fenomena itu sebagai pertanda buruk, misalnya terjadinya gempa. Hal itu pernah terjadi saat ada gempa di Yogyakarta pada 2006 lalu.
Itu diungkapkan tokoh masyarakat di Desa Grabagan, Budi Aji (53). Budi mengatakan, konon, bila terjadi semburan lumpur di Baby Volcano, tidak lama kemudian akan ada bencana di Indonesia.
Baca juga: Baby Volcano Grobogan Jebluk, Wisata Tetap BukaDia menyontohkan, saat terjadi gempa di Yogyakarta, beberapa saat sebelumnya juga ada semburan lumpur di situ.
”Tidak berselang lama waktu itu. Malam ada grudo (semburan lumpur, red), terus paginya terjadi gempa Jogja. Saya ingat waktu itu anak saya masih SMP, berniat study tour sampai di (kecamatan) Purwodadi,” kata Budi, Rabu (23/2/2022).
Tidak hanya itu, tambah Budi, beberapa tahun lalu, semburan lumpur di Baby Volcano juga mengalir, namun ke arah timur. Menurut Budi, setelah adanya semburan itu, tak berselang lama ada pandemi Covid-19.
”Beberapa tahun lalu kan grudo mengalir ke arah timur, terus ada pandemi Corona,” tambahnya.Meski begitu, dia menyebutnya hal itu sebagai ilmu “titen”-nya orang Jawa. Sebab, hal itu hanyalah sebatas mitos atau kepercayaan orang-orang tua. Mengenai percaya atau tidak, bergantung pada pribadi masing-masing.“Ya mitos, ceritanya pun kan juga legenda. Ya itu entah kebetulan atau nggak, tergantung masing-masing,” tutupnya.Sebagaimana diketahui, wana wisata Baby Volcano atau juga disebut adik Bledug Kuwu menyemburkan lumpur hingga menggenangi sawah sekitar setengah hektar pada Selasa (22/2/2022). Wisata yang berjarak sekitar satu kilometer dari Bledug Kuwu itu tetap buka walau ada kejadian tersebut. Reporter: Saiful AnwarEditor: Dani Agus
[caption id="attachment_274320" align="alignleft" width="1890"]

Seorang warga sedang berada di lokasi Wisata Bledug Cangkring alias Baby Vollcano menyemburkan lumpur (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan- Keluarnya semburan lumpur Bledug Cangkring, atau yang juga dikenal dengan Baby Volcano di Desa
Grabagan, Kecamatan Kradenan ternyata ada mitos dibaliknya.
Sebagian masyarakat menilai fenomena itu sebagai pertanda buruk, misalnya terjadinya gempa. Hal itu pernah terjadi saat ada gempa di Yogyakarta pada 2006 lalu.
Itu diungkapkan tokoh masyarakat di Desa Grabagan, Budi Aji (53). Budi mengatakan, konon, bila terjadi semburan lumpur di Baby Volcano, tidak lama kemudian akan ada bencana di Indonesia.
Baca juga: Baby Volcano Grobogan Jebluk, Wisata Tetap Buka
Dia menyontohkan, saat terjadi gempa di Yogyakarta, beberapa saat sebelumnya juga ada semburan lumpur di situ.
”Tidak berselang lama waktu itu. Malam ada grudo (semburan lumpur, red), terus paginya terjadi gempa Jogja. Saya ingat waktu itu anak saya masih SMP, berniat study tour sampai di (kecamatan) Purwodadi,” kata Budi, Rabu (23/2/2022).
Tidak hanya itu, tambah Budi, beberapa tahun lalu, semburan lumpur di Baby Volcano juga mengalir, namun ke arah timur. Menurut Budi, setelah adanya semburan itu, tak berselang lama ada pandemi Covid-19.
”Beberapa tahun lalu kan grudo mengalir ke arah timur, terus ada pandemi Corona,” tambahnya.
Meski begitu, dia menyebutnya hal itu sebagai ilmu “titen”-nya orang Jawa. Sebab, hal itu hanyalah sebatas mitos atau kepercayaan orang-orang tua. Mengenai percaya atau tidak, bergantung pada pribadi masing-masing.
“Ya mitos, ceritanya pun kan juga legenda. Ya itu entah kebetulan atau nggak, tergantung masing-masing,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, wana wisata Baby Volcano atau juga disebut adik Bledug Kuwu menyemburkan lumpur hingga menggenangi sawah sekitar setengah hektar pada Selasa (22/2/2022). Wisata yang berjarak sekitar satu kilometer dari Bledug Kuwu itu tetap buka walau ada kejadian tersebut.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Dani Agus