Terus Berkembang, Sayur Okra Sudah Ditanam di Delapan Kecamatan di Grobogan-Pati
Saiful Anwar
Selasa, 17 Mei 2022 16:17:12
MURIANEWS, Grobogan – Budidaya sayur okra di Kabupaten
Grobogan kian bertambah. Kini sudah ditanam 21 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Grobogan dan satu di Pati.
Total sudah ada 75 petani dari tujuh kecamatan di
Grobogan, yakni Penawangan, Klambu, Karangrayung, Gubug, Brati, Tawangharjo, dan Godong. Di Pati, okra ditanam di Kecamatan Sukolilo.
Berkembangnya budidaya ini bermula dari sosialisasi yang digelar program ECHO Green, baru-baru ini. Dalam program yang didanai Uni Eropa itu, turut menggandeng PT Kelola Agro Makmur (PT KAM).
Adapun PT KAM adalah sebuah perusahaan eksportir hasil pertanian dengan produk unggulan sayuran okra. Tujuan utama eksportir PT KAM adalah Jepang.
Project Manager Program ECHO Green, Jamandi Tiger mengatakan, awalnya hanya delapan petani yang memutuskan bermitra untuk menanam okra. Sawah yang ditanami pun hanya lima hektare.
“Kemudian hingga Mei 2022, petani yang bermitra sudah mencapai 75 orang dengan luas lahan yang dimitrakan mencapai 21 hektare,” ujar Jamandi Tiger, Selasa (17/5/2022).
Baca: Petani Grobogan Mulai Budidayakan Tanaman Okra, Hasil Panen Diekspor ke JepangHasil panen dari delapan kecamatan tadi kemudian dikumpulkan di posko okra di Dusun Tronso, Desa Ketengirejo, Kecamatan Godong. Okra itu kemudian dijemput armada dari PT. KAM sebelum akhirnya diekspor ke Jepang.
Hartoyo, anggota kelompok Generasi Muda Tani mengatakan, pola kerjasama kemitraan dengan PT KAM menjawab sebagaian kecil keresahan petani tentang kapastian pasar dan kepastian harga.
Sebab, pihak PT KAM akan membeli hasil penen okra dengan harga yang juga sudah ditentukan di awal.Selain itu, menurut Hartoyo, kemitraan dengan PT. KAM menjadi pembelajaran penting bagi petani dalam menjalankan usaha tani. Terutama, belajar menjaga kekompakan internal.Selain itu, menurutnya yakni yang paling penting yakni menjaga kepercayaan dengan pihak perusahaan.“Tanaman okra dipanen maksimal di usia 45 hari. Setelah itu, kami bisa memanen setiap hari dan disetorkan ke posko pun tiap hari sampai tanaman berusia 120 hari,” ujarnya.“Sekarang dalam setiap Minggu, saya mendapatkan kiriman uang hasil penjualan dari PT KAM langsung ke rekening pribadi saya,” katanya bahagia.Hartoyo melanjutkan, okra merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidaya. Tanaman okra juga tidak terganggu hama tikus yang selama ini banyak dikeluhkan petani.Okra pun menjadi alternatif tanaman yang cocok dibudayakan. Terutama, dalam kondisi hama tikus yang sukar dikendalikan. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_290150" align="alignleft" width="1280"]

Okra yang sudah berada di posko Godong diangkut ke armada PT KAM. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Budidaya sayur okra di Kabupaten
Grobogan kian bertambah. Kini sudah ditanam 21 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Grobogan dan satu di Pati.
Total sudah ada 75 petani dari tujuh kecamatan di
Grobogan, yakni Penawangan, Klambu, Karangrayung, Gubug, Brati, Tawangharjo, dan Godong. Di Pati, okra ditanam di Kecamatan Sukolilo.
Berkembangnya budidaya ini bermula dari sosialisasi yang digelar program ECHO Green, baru-baru ini. Dalam program yang didanai Uni Eropa itu, turut menggandeng PT Kelola Agro Makmur (PT KAM).
Adapun PT KAM adalah sebuah perusahaan eksportir hasil pertanian dengan produk unggulan sayuran okra. Tujuan utama eksportir PT KAM adalah Jepang.
Project Manager Program ECHO Green, Jamandi Tiger mengatakan, awalnya hanya delapan petani yang memutuskan bermitra untuk menanam okra. Sawah yang ditanami pun hanya lima hektare.
“Kemudian hingga Mei 2022, petani yang bermitra sudah mencapai 75 orang dengan luas lahan yang dimitrakan mencapai 21 hektare,” ujar Jamandi Tiger, Selasa (17/5/2022).
Baca: Petani Grobogan Mulai Budidayakan Tanaman Okra, Hasil Panen Diekspor ke Jepang
Hasil panen dari delapan kecamatan tadi kemudian dikumpulkan di posko okra di Dusun Tronso, Desa Ketengirejo, Kecamatan Godong. Okra itu kemudian dijemput armada dari PT. KAM sebelum akhirnya diekspor ke Jepang.
Hartoyo, anggota kelompok Generasi Muda Tani mengatakan, pola kerjasama kemitraan dengan PT KAM menjawab sebagaian kecil keresahan petani tentang kapastian pasar dan kepastian harga.
Sebab, pihak PT KAM akan membeli hasil penen okra dengan harga yang juga sudah ditentukan di awal.
Selain itu, menurut Hartoyo, kemitraan dengan PT. KAM menjadi pembelajaran penting bagi petani dalam menjalankan usaha tani. Terutama, belajar menjaga kekompakan internal.
Selain itu, menurutnya yakni yang paling penting yakni menjaga kepercayaan dengan pihak perusahaan.
“Tanaman okra dipanen maksimal di usia 45 hari. Setelah itu, kami bisa memanen setiap hari dan disetorkan ke posko pun tiap hari sampai tanaman berusia 120 hari,” ujarnya.
“Sekarang dalam setiap Minggu, saya mendapatkan kiriman uang hasil penjualan dari PT KAM langsung ke rekening pribadi saya,” katanya bahagia.
Hartoyo melanjutkan, okra merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidaya. Tanaman okra juga tidak terganggu hama tikus yang selama ini banyak dikeluhkan petani.
Okra pun menjadi alternatif tanaman yang cocok dibudayakan. Terutama, dalam kondisi hama tikus yang sukar dikendalikan.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi