Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Grobogan – Kasus bunuh diri cukup sering terjadi di Kabupaten Grobogan. Terakhir, seorang ibu di Kecamatan Pulokulon mengajak dua anaknya bunuh diri dengan mencampur racun serangga di dalam mi instan.

Psikolog Rr Dwi Astuti angkat bicara terkait maraknya kasus bunuh diri itu. Menurutnya, perlu ada kampanye self love, yakni, mencintai diri sendiri apa pun kondisinya. Baik remaja maupun orang dewasa, keluarga berperan penting bagi pencegahan bunuh diri.

“Ketika sudah marak kejadian bunuh diri, kita bisa mengampanyekan self love. Bagaimana kita mencintai diri kita sendiri, mengajarkan perilaku mencintai diri apa pun kondisi kita, keluarga kita, lingkungan kita,” tutur psikolog dari Universitas Muria Kudus (UMK) itu, belum lama ini.

Baca: Bunuh Diri Masih Sering Terjadi di Grobogan, Ini Kata Psikolog RSUD Purwodadi

Selain itu, lanjut psikolog yang akrab disapa Wiwik itu, perlu juga menggalakkan help seeking behavior atau perilaku meminta tolong ketika kita sudah tidak mampu lagi menghadapi masalah. Yakni mengampanyekan bahwa ‘merasa tidak baik-baik saja’ bukanlah masalah.

“Tidak masalah ketika kita merasa sedang kacau, sedang sedih, sedang down. Itu wajar. Pada hakikatnya baik kepada remaja maupun orang dewasa juga sama,” jelas Wiwik.Wiwik menerangkan, semua hal tersebut harus melibatkan keluarga, tidak bisa hanya individu yang bersangkutan saja. Apalagi, treatment terhadap orang yang sudah pernah mencoba bunuh diri butuh waktu lama.“Pendampigannya cukup lama. Sebab orang yang sudah pernah melakukan percobaan suicide (bunuh diri, red), menunjukkan bahwa kontrol emosinya buruk, problem solving-nya juga buruk. Kalau emosinya collapse (jatuh, red), dia pasti akan melakukan hal yang sama,” paparnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler