Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Grobogan – PMI Grobogan menggelar pelatihan membuat eco enzyme di Kandang Komunal Dusun Sanggeh, Desa Tambirejo, Toroh, Grobogan, Jateng, Rabu (29/6/2022). Pelatihan diikuti 45 warga setempat.

Gesit Kristyawan, Kasi Pelayanan Masyarakat PMI Grobogan sekaligus Pegiat Eco Enzyme Grobogan mengungkapkan, eco enzyme merupakan larutan sejuta manfaat. Eco enzyme terbuat dari hasil fermentasi tetes tebu atau molase, limbah buah, dan sayuran yang rendam air selama 90 hari.

”Eco Enzyme dikembangkan Dr Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. Kemudian diperkenalkan secara lebih luas Dr Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia,” jelas Gesit.

Baca: Cegah PMK, Pasar Hewan di Kudus Disemprot Eco Enzyme

Gesit menyebut, eco enzym sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Selain untuk pertanian organik, eco enzym juga bisa digunakan sebagai disinfektan, pembersih lantai, hingga mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dengan perkembangan penyebaran PMK ini, pihaknya tergerak untuk mengedukasi peternak agar bisa membuat eco enzym sendiri. Sebab, eco enzym sudah terbukti mampu mengurangi dampak PMK.
Dengan perkembangan penyebaran PMK ini, pihaknya tergerak untuk mengedukasi peternak agar bisa membuat eco enzym sendiri. Sebab, eco enzym sudah terbukti mampu mengurangi dampak PMK.Eco enzyme itu dijadikan disinfektan untuk membersihkan kandang, mengobati luka pada ternak, hingga dicampurkan dalam makanan atau minuman ternak.”Kami memperkenalkan cara pembuatan eco enzyme kepada seluruh masyarakat dan membagikan sampel eco enzyme kepada mereka untuk dapat merasakan secara langsung produknya,” imbuh Gesit.Harapannya setelah sosialisasi ini masyarakat akan bersemangat membuat eco enzyme dan membagikannya pada warga lainnya. Hingga akhirnya setiap rumah tangga akan membuat produk ramah lingkungan tersebut. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler