Ternak Mati di Jambangan Grobogan Jadi KLB PMK
Saiful Anwar
Selasa, 5 Juli 2022 18:46:04
MURIANEWS, Grobogan – Peristiwa banyaknya ternak mati di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masuk dalam kejadian luar biasa (KLB) kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan Riyanto mengatakan peristiwa itu jadi KLB karena di wilayah lain tak separah itu. Pihaknya pun menduga terdapat penyakit lain yang memperparah keadaan penderita PMK.
”Seperti di Covid-19 itu kan ada komorbid. Jadi menjadi lebih parah. Karena tidak terjadi di daerah lain. Angka kematian per kemarin itu 45 ekor, dan 39-nya dari jambangan,” tutupnya.
Baca: Jumlah Ternak Mati Karena PMK di Grobogan MelesatDikatakannya, hampir semua ternak di Desa Jambangan terpapar PMK. Perkiraannya, ada lebih dari seribu ternak.
Pihaknya menduga lonjakan itu akibat terlambatnya penanganan. Disnakkan meminta upaya pemutusan rantai penularan segera dilakukan.
”Sudah seribuan lebih yang kena. Saya yakin dalam sehari dua hari ke depan pasti ada yang mati lagi. Karena, kondisinya sudah parah sejak kemarin-kemarin,” kata Riyanto, Selasa (5/7/2022).
”Sudah seribuan lebih yang kena. Saya yakin dalam sehari dua hari ke depan pasti ada yang mati lagi. Karena, kondisinya sudah parah sejak kemarin-kemarin,” kata Riyanto, Selasa (5/7/2022).Pihaknya sendiri sudah menyambangi Desa Jambangan. Ia pun berpesan pada peternak, petugas Disnakkan dan jajaran agar dilakukan upaya memutus rantai penularan.”Sudah disampaikan langsung ke balai desa. Kami minta untuk rutin dilakukan penyemprotan. Sudah kami tinggali desinfektan di sana juga,” imbuhnya.Peternak juga diminta tidak membeli ternak baru maupun menjual ternakknya untuk sementara waktu. Kemudian, saat ada sapi mati, warga diminta berhati-hati agar tidak menjadi media penularan bagi ternaknya masing-masing.”Sudah disarankan, kalau ada (sapi, red) yang sakit jangan dikumpulkan yang sehat. Kalau (ternak, red) tetangga ada yang sakit sampai mati, jangan ditonton. Nanti kalau ada yang sakit lagi, lapornya ke petugas yang kompeten,” papar Riyanto. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_290660" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi. Petugas mengecek kesehatan sapi di salah satu pasar di Grobogan, beberapa waktu lalu. (Murianews/Disnakkan Grobogan)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Peristiwa banyaknya ternak mati di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masuk dalam kejadian luar biasa (KLB) kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan Riyanto mengatakan peristiwa itu jadi KLB karena di wilayah lain tak separah itu. Pihaknya pun menduga terdapat penyakit lain yang memperparah keadaan penderita PMK.
”Seperti di Covid-19 itu kan ada komorbid. Jadi menjadi lebih parah. Karena tidak terjadi di daerah lain. Angka kematian per kemarin itu 45 ekor, dan 39-nya dari jambangan,” tutupnya.
Baca: Jumlah Ternak Mati Karena PMK di Grobogan Melesat
Dikatakannya, hampir semua ternak di Desa Jambangan terpapar PMK. Perkiraannya, ada lebih dari seribu ternak.
Pihaknya menduga lonjakan itu akibat terlambatnya penanganan. Disnakkan meminta upaya pemutusan rantai penularan segera dilakukan.
”Sudah seribuan lebih yang kena. Saya yakin dalam sehari dua hari ke depan pasti ada yang mati lagi. Karena, kondisinya sudah parah sejak kemarin-kemarin,” kata Riyanto, Selasa (5/7/2022).
Pihaknya sendiri sudah menyambangi Desa Jambangan. Ia pun berpesan pada peternak, petugas Disnakkan dan jajaran agar dilakukan upaya memutus rantai penularan.
”Sudah disampaikan langsung ke balai desa. Kami minta untuk rutin dilakukan penyemprotan. Sudah kami tinggali desinfektan di sana juga,” imbuhnya.
Peternak juga diminta tidak membeli ternak baru maupun menjual ternakknya untuk sementara waktu. Kemudian, saat ada sapi mati, warga diminta berhati-hati agar tidak menjadi media penularan bagi ternaknya masing-masing.
”Sudah disarankan, kalau ada (sapi, red) yang sakit jangan dikumpulkan yang sehat. Kalau (ternak, red) tetangga ada yang sakit sampai mati, jangan ditonton. Nanti kalau ada yang sakit lagi, lapornya ke petugas yang kompeten,” papar Riyanto.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi