Begini Hasil Investigasi Banyaknya Sapi Mati di Grobogan

Saiful Anwar
Kamis, 7 Juli 2022 13:18:01


[caption id="attachment_294936" align="alignleft" width="1280"]
Kepala Disnakkan Grobogan Riyanto. (Murianews/Saiful Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Hasil investigasi terkait banyaknya sapi mati di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah akhirnya terungkap.
Berdasarkan kesimpulan hasil uji laboratorium, sapi-sapi itu mati karena PMK. Dalam laporan itu juga disebutkan sapi-sapi mati bermula adanya jual beli sapi ternak dari Sragen dan dibawa ke desa itu. Lima sampel dari sapi mati yang diteliti, semuanya menyatakan karena PMK.
Itu terlihat dari gejala klinis yang terlihat sebelum sapi-sapi itu mati. Yakni, demam, lesi atau kerusakan jaringan tubuh di bibir, lidah, gusi, mengeluarkan cairan dari mulut secara berlebih dan pincang.
Baca: Ternak Mati di Jambangan Grobogan Jadi KLB PMK
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan Riyanto menyatakan, hasil tersebut sesuai dengan prediksi sebelumnya.
“Ya sebenarnya tanpa diperiksa lab juga kami yakin pada kena PMK,” kata Riyanto, Rabu (6/7/2022) malam.
Dia menegaskan, kematian puluhan sapi itu bukan karena adanya komorbid seperti apa yang dikatakannya sebelumnya.
”Tapi yang jelas, bukan karena ada penyakit lain yang ikut jadi komorbidnya. Ada sampel yang diambil pertama itu positif parasite darah theileria, tapi kan hanya satu dari lima sampel,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, ada 39 ekor sapi mati di Jambangan, Geyer, Grobogan. Pihak Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta melakukan investigasi untuk menyelidikasi kasus tersebut. Sebab, kejadian itu termasuk langka karena tidak terjadi di wilayah lain.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi

MURIANEWS, Grobogan – Hasil investigasi terkait banyaknya sapi mati di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah akhirnya terungkap.
Berdasarkan kesimpulan hasil uji laboratorium, sapi-sapi itu mati karena PMK. Dalam laporan itu juga disebutkan sapi-sapi mati bermula adanya jual beli sapi ternak dari Sragen dan dibawa ke desa itu. Lima sampel dari sapi mati yang diteliti, semuanya menyatakan karena PMK.
Itu terlihat dari gejala klinis yang terlihat sebelum sapi-sapi itu mati. Yakni, demam, lesi atau kerusakan jaringan tubuh di bibir, lidah, gusi, mengeluarkan cairan dari mulut secara berlebih dan pincang.
Baca: Ternak Mati di Jambangan Grobogan Jadi KLB PMK
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan Riyanto menyatakan, hasil tersebut sesuai dengan prediksi sebelumnya.
“Ya sebenarnya tanpa diperiksa lab juga kami yakin pada kena PMK,” kata Riyanto, Rabu (6/7/2022) malam.
Dia menegaskan, kematian puluhan sapi itu bukan karena adanya komorbid seperti apa yang dikatakannya sebelumnya.
”Tapi yang jelas, bukan karena ada penyakit lain yang ikut jadi komorbidnya. Ada sampel yang diambil pertama itu positif parasite darah theileria, tapi kan hanya satu dari lima sampel,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, ada 39 ekor sapi mati di Jambangan, Geyer, Grobogan. Pihak Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta melakukan investigasi untuk menyelidikasi kasus tersebut. Sebab, kejadian itu termasuk langka karena tidak terjadi di wilayah lain.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi