Horor! Hutan di Grobogan Ini Saksi Bisu Petrus
Saiful Anwar
Kamis, 29 September 2022 19:54:55
MURIANEWS, Grobogan – Kisah horor masih menyelimuti Kawasan Hutan di Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Selain kisah tragedi pembantaian pengikut dan simpatisan PKI, hutan di wilayah pemangkuan Perhutani KPH Gundih itu juga jadi lokasi pembuangan mayat para korban petrus atau penembak misterius sekitar 1996-1999.
Di masa itu, banyak dijumpai mayat tergeletak di sisi jalan menuju Dusun Goprak, Desa Juworo, Kecamatan Geyer. Demikian diungkapkan Slamet (63), Ketua RT 01/RW 07, Desa Juworo, Kamis (29/9/2022).
Diceritakan dia, sekitar 1996-1998, di lokasi itu sering kali didapati mayat yang tergeletak di pinggir jalan. Ia mendapatinya saat di waktu subuh, mana kala sedang mengantar istri ke pasar.
”Saya itu kalau mengantar istri ke pasar begitu, ada mayat. Pagi sekitar jam 04.00 WIH. Kan saya harus mengantar istri ke pasar naik bus,” kata Slamet yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat mebel itu.
Baca: Saksi Pembantaian PKI di Grobogan: Tapol Ditembak di Lubang Kubur
Jumlah mayat yang tergeletak itu tidak hanya satu, kadang kala ada dua jasad. Bedanya, mayat-mayat itu tidak dikuburkan secara massal di hutan seperti orang PKI. Warga memakamkan mayat itu di tempat pemakaman umum.”Kadang satu. Kadang dua. Dikubur di pesarean (di makam umum, red), bukan di hutan,” imbuhnya.Namun begitu, dia mengaku tidak mengetahui identitas jasad-jasad tersebut. Apakah tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat, atau hanya orang biasa, ia tidak tahu.”Tidak tahu kalau itu. Tahunya sudah meninggal di situ,” ungkapnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_320944" align="alignleft" width="1024"]

Sepanjang jalan menuju Dusun Goprak, Juworo, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah disebut menjadi lokasi pembuangan mayat penembak misteris pada 1996-1998. (Murianews/Saiful Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Kisah horor masih menyelimuti Kawasan Hutan di Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Selain kisah tragedi pembantaian pengikut dan simpatisan PKI, hutan di wilayah pemangkuan Perhutani KPH Gundih itu juga jadi lokasi pembuangan mayat para korban petrus atau penembak misterius sekitar 1996-1999.
Di masa itu, banyak dijumpai mayat tergeletak di sisi jalan menuju Dusun Goprak, Desa Juworo, Kecamatan Geyer. Demikian diungkapkan Slamet (63), Ketua RT 01/RW 07, Desa Juworo, Kamis (29/9/2022).
Diceritakan dia, sekitar 1996-1998, di lokasi itu sering kali didapati mayat yang tergeletak di pinggir jalan. Ia mendapatinya saat di waktu subuh, mana kala sedang mengantar istri ke pasar.
”Saya itu kalau mengantar istri ke pasar begitu, ada mayat. Pagi sekitar jam 04.00 WIH. Kan saya harus mengantar istri ke pasar naik bus,” kata Slamet yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat mebel itu.
Baca: Saksi Pembantaian PKI di Grobogan: Tapol Ditembak di Lubang Kubur
Jumlah mayat yang tergeletak itu tidak hanya satu, kadang kala ada dua jasad. Bedanya, mayat-mayat itu tidak dikuburkan secara massal di hutan seperti orang PKI. Warga memakamkan mayat itu di tempat pemakaman umum.
”Kadang satu. Kadang dua. Dikubur di pesarean (di makam umum, red), bukan di hutan,” imbuhnya.
Namun begitu, dia mengaku tidak mengetahui identitas jasad-jasad tersebut. Apakah tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat, atau hanya orang biasa, ia tidak tahu.
”Tidak tahu kalau itu. Tahunya sudah meninggal di situ,” ungkapnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi