Cegah Sesama Pendekar Gesekan, Ketua IPSI Grobogan Minta Ini
Saiful Anwar
Senin, 17 Oktober 2022 16:49:13
MURIANEWS, Grobogan – Peristiwa gesekan pendekar antarpedepokan pencak silat yang terjadi di Desa Truko, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (16/10/2022) membuat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Grobogan buka suara.
Ketua IPSI Grobogan Sintono meminta agar para pendekar membangun kekeluargaan pada sesama pendekar. Menurutnya, gesekan antarpendekar biasanya terjadi karena adanya hinaan saat salah satu rombongan perguruan pecak silat melintas di wilayah padepokan lain.
”Gesekan antarpesilat, pengalaman yang saya alami, biasanya karena salah satu rombongan lewat, salah rombongan lain menghina. Lalu terjadi saling hina-menghina, akhirnya saling menantang, dan adu fisik,” kata Sintono, Senin (17/10/2022).
Baca: Pendekar Pagar Nusa dan Kera Sakti Dikabarkan Tegang di Truko GroboganSintono mencontohkan terjadinya gesekan antara pesilat Pagar Nusa dan Kera Sakti yang terjadi Minggu kemarin. Ia menduga peristiwa itu diawali dari adu mulut.
Sebab, lanjutnya, pada kemarin terdapat massa Pagar Nusa yang mengikuti Napak Tilas PCNU Grobogan di makam penyebar Islam lokal.
”Mereka kan lewat pakai seragam padepokannya. Seperti yang kemarin terjadi, dari Pagar Nusa lewat pakai seragam, Kera Sakti melihat, terus nyek-nyekan (ejek-ejekan, red). Akhirnya, terjadi adu fisik. Karena apa? Sama-sama punya power,” imbuhnya.
”Mereka kan lewat pakai seragam padepokannya. Seperti yang kemarin terjadi, dari Pagar Nusa lewat pakai seragam, Kera Sakti melihat, terus nyek-nyekan (ejek-ejekan, red). Akhirnya, terjadi adu fisik. Karena apa? Sama-sama punya power,” imbuhnya.Untuk mencegah terjadinya gesekan itu, dia meminta agar para pendekar mengedepankan rasa kekeluargaan. Yakni, menganggap sesama pesilat, walaupun beda perguruan sebagai keluarga.”Harus ada saling menghormati, bahwa padepokan lain pun keluarga saya. Jadi saling menghormati, bahwa mereka saudara kita. Kalau ada rasa seperti itu,
insyaAllah perkelahian antarpadepokan akan hilang,” kata dia.Selain itu, kata SIintono perlu ada pembinaan, dari pimpinan masing-masing. Sebab, pada hakikatnya pencak silat itu bukan bertujuan untuk saling mengalahkan satu dengan yang lain.”Pencak silat bukan bertujuan untuk menang-menangan, adigang, adigung, adiguna. Tujuan pencak silat adalah untuk olahraga, nguri-nguri budaya leluhur, dan seni beladiri, yaitu seni pencak silat,” tutupnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_325425" align="alignleft" width="1280"]

Ketua IPSI Grobogan Sintono. (Murianews/Saiful Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Peristiwa gesekan pendekar antarpedepokan pencak silat yang terjadi di Desa Truko, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (16/10/2022) membuat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Grobogan buka suara.
Ketua IPSI Grobogan Sintono meminta agar para pendekar membangun kekeluargaan pada sesama pendekar. Menurutnya, gesekan antarpendekar biasanya terjadi karena adanya hinaan saat salah satu rombongan perguruan pecak silat melintas di wilayah padepokan lain.
”Gesekan antarpesilat, pengalaman yang saya alami, biasanya karena salah satu rombongan lewat, salah rombongan lain menghina. Lalu terjadi saling hina-menghina, akhirnya saling menantang, dan adu fisik,” kata Sintono, Senin (17/10/2022).
Baca: Pendekar Pagar Nusa dan Kera Sakti Dikabarkan Tegang di Truko Grobogan
Sintono mencontohkan terjadinya gesekan antara pesilat Pagar Nusa dan Kera Sakti yang terjadi Minggu kemarin. Ia menduga peristiwa itu diawali dari adu mulut.
Sebab, lanjutnya, pada kemarin terdapat massa Pagar Nusa yang mengikuti Napak Tilas PCNU Grobogan di makam penyebar Islam lokal.
”Mereka kan lewat pakai seragam padepokannya. Seperti yang kemarin terjadi, dari Pagar Nusa lewat pakai seragam, Kera Sakti melihat, terus nyek-nyekan (ejek-ejekan, red). Akhirnya, terjadi adu fisik. Karena apa? Sama-sama punya power,” imbuhnya.
Untuk mencegah terjadinya gesekan itu, dia meminta agar para pendekar mengedepankan rasa kekeluargaan. Yakni, menganggap sesama pesilat, walaupun beda perguruan sebagai keluarga.
”Harus ada saling menghormati, bahwa padepokan lain pun keluarga saya. Jadi saling menghormati, bahwa mereka saudara kita. Kalau ada rasa seperti itu,
insyaAllah perkelahian antarpadepokan akan hilang,” kata dia.
Selain itu, kata SIintono perlu ada pembinaan, dari pimpinan masing-masing. Sebab, pada hakikatnya pencak silat itu bukan bertujuan untuk saling mengalahkan satu dengan yang lain.
”Pencak silat bukan bertujuan untuk menang-menangan, adigang, adigung, adiguna. Tujuan pencak silat adalah untuk olahraga, nguri-nguri budaya leluhur, dan seni beladiri, yaitu seni pencak silat,” tutupnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi