Kamis, 20 November 2025


Angka itu diketahui naik perlahan-lahan sejak beberapa pekan terakhir. Dalam data 21 Oktober 2022, kasus aktif ada sebanyak 31 kasus. Kemudian, pada 24 Oktober 2022, angka kasus aktif naik lagi menjadi 40 kasus.

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan, Djatmiko, naiknya kasus Covid-19 turut dipengaruhi perubahan cuaca yang ekstrim.

’’Biasanya, Agustus, September, Oktober, November, ada perubahan cuaca. Cenderung intens hujannya, terus terjadi perubahan suhu yang ekstrim, biasanya angka kesakitan di masyarakat juga naik,’’ papar Djatmiko, Rabu (2/11/2022).

Selain itu, pada momentum yang sama, masyarakat kini sudah bebas tidak memakai masker di keramaian. Dengan berbaurnya manusia itu, menurutnya bisa menyebabkan infeksi.

Baca: Catat! Seleksi PPPK Guru di Grobogan Dibuka

’’Otomatis berbaurnya manusia bisa menyebabkan infeksi,’’ imbuh Djatmiko yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Grobogan itu.

Kemudian, dengan kondisi tubuh yang menurun itu, warga saat di rumah sakit dan dicek antigen dan PCR-nya positif Covid-19.’’Kebetulan, saat kondisinya menurun, ketika dicek di rumah sakit, ternyata antigennya positif, PCRnya positif,’’ paparnya.Meski begitu, apabila yang bersangkutan sudah divaksin booster satu, fatalitasnya rendah.’’Insyaallah kalau misal kena (Covid-19), tingkat kesakitannya lebih ringan, sehingga kaalau daya tahannya bagus, tidak sampai terjadi kefatalan,’’ tutupnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler