Kamis, 20 November 2025


Itu diungkapkan Anis Sekar (21), anak korban. Ditemui di rumah duka, Anis bercerita, sebelum ibunya berangkat ke Malaysia pada akhir pekan lalu, sang ibu telah di rumah sekitar enam bulan. Tepatnya sejak Ramadan lalu.

’’Biasanya di rumah itu dua atau tiga bulan. Baru kali ini sampai enam bulan,’’ ceritanya, Kamis (17/11/2022).

Baca: Pemulangan Jenazah Warga Grobogan Korban Kapal Tenggelam di Batam Ditunda

Anis mengatakan, selama 16 tahun bekerja di Malaysia itu, sang ibu hanya pulang sekitar tiga hingga lima tahun sekali.

Meski begitu, Anis mengaku tak mengetahui status ibunya, yakni apakah PMI legal atau ilegal.

’’Kalau itu tidak tahu. Saya tahunya ibu naik pesawat ke Batam dari Jakarta. Kemudian ke Malaysia naik kapal,’’ paparnya.

Sebelum-sebelumnya, sang ibu selalu naik pesawat atau tak pernah naik kapal sama sekali. Menurut Anis, baru kali ini ibunya memilih perjalanan lewat kapal.

’’Biasanya kadang dari Semarang, kadang Solo, naik pesawat ke Batam. Dari Batam ke Malaysia pakai pesawat lagi,’’ ceritanya.
’’Biasanya kadang dari Semarang, kadang Solo, naik pesawat ke Batam. Dari Batam ke Malaysia pakai pesawat lagi,’’ ceritanya.Baca: Warga Grobogan Jadi Korban Kapal Tenggelam di BatamLebih lanjut, Anis mengatakan, ibunya beberapa tahun lalu menikah dengan seorang warga asal Bangladesh.Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak. Sedangkan Anis merupakan anak dari suami Sulipah sebelumnya.Diberitakan sebelumnya, sebuah kapal kayu dengan beberapa penumpang PMI diduga ilegal terbalik di Batam pada Selasa dini hari. Warga Grobogan turut menjadi korban dalam insiden itu.Korban yakni Sulipah dan anaknya yang masih balita. Jasad Sulipah sudah ditemukan, namun untuk anak balitanya itu belum ada kabar. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler