Jumat, 21 November 2025


Mirisnya, dari jumlah keseluruhan ini, sebanyak 350 kasus merupakan ibu rumah tangga. Kelompok ibu rumah tangga menyumbang kasus terbanyak kedua HIV/AIDS di Grobogan dalam periode 2002-2022.

Terbanyak pertama yakni kelompk pekerjaan wiraswasta dengan 600 kasus. Terbanyak ketiga tertulis tidak diketahui dengan 169 kasus, kemudian PSK atau PK sebanyak 133 kasus.

Baca juga: Ini Mitos Seputar HIV dan AIDS yang Masih Sering Dipercaya sampai Sekarang

Berikutnya pekerja swasta menyumbang 109 kasus, anak-anak 94 kasus, buruh 90 kasus, petani 34 kasus, sopir 23 kasus, dan PNS sebanyak 21 kasus. Terakhir yakni kelompok TKI (tenaga kerja Indonesia, yang kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI)) sebanyak 5 kasus.

Sementara, dilihat dari kelompok umur, penyumbang terbanyak yakni usia 31-40 tahun dengan 516 kasus. Kemudian diikuti usia 21-30 tahun dengan 373 kasus, usia 41-50 tahun 337 kasus.

Sisanya yakni usia di atas 51 tahun sebanyak 206 kasus, 0-10 tahun 98 kasus, 11-20 tahun dengan 52 kasus, dan tidak diketahui ada 51 kasus.

Sub Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Grobogan Gunawan Cahyo mengatakan, berbagai upaya penanggulangan HIV dilakukan dengan beberpa cara. Antara lain yakni pencegahan, pengamatan, penanganan, dan promosi kesehatan.“Pencegahan dilakukan dengan edukasi dan konseling, kemudian pengamatan epidemiologi HIV, AIDS, dan IMS (inveksi menular seksual),” ujar Gunawan, Senin (12/12/2022).Adapun penanganan kasus dilakukan dengan pengobatan pasien sesuai standar dan mendekatkan akses layanan pengobatan. Terakhir, promosi kesehatan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV, AIDS, IMS.  Reporter: Saiful AnwarEditor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar

Terpopuler