Harga Kedelai Naik Terus, Pemkab Grobogan: Naiknya Ugal-ugalan
Saiful Anwar
Jumat, 23 Desember 2022 14:59:52
Naiknya harga kedelai itu pun dikeluhkan para produsen tahu. Sebab, mereka harus memutar otak agar tetap untung dan bisa terus berproduksi.
Menanggapi hal tersebut, Pemkab Grobogan melalui Kepala Dinas Ketahanan Pangan Amin Nur Hatta mengatakan, mahalnya kedelai tersebut dikarenakan memang kondisinya langka.
Baca: Kebakaran di Belakang SPBU Godong Grobogan, Dua Rumah HancurDia mengakui kenaikan kedelai saat ini memang sangat signifikan.
’’Sebenarnya sudah ada solusi, hanya memang kedelai ini langka, maka harganya naik ugal-ugalan,’’ ujar Amin, Jumat (23/12/2022).
Solusi yang dimaksud, lanjut Amin, pemerintah sudah menanggung biaya distribusi dari pusat ke daerah. Namun demikian, langkanya kedelai memang membuat kenaikan harganya tak terbendung.
’’Kedelai ini kan distribusinya dari pusat ke daerah. Ini ada fasilitas distribusi, sebagai penanggulangan inflasi daerah. Kalau di Jakarta impor, harga Rp 11 ribu, sampai Surabaya kan Rp 11 ribu lebih, biaya distribusi sudah ditanggung badan ketahanan pangan (Pusat),’’ lanjutnya.
’’Kedelai ini kan distribusinya dari pusat ke daerah. Ini ada fasilitas distribusi, sebagai penanggulangan inflasi daerah. Kalau di Jakarta impor, harga Rp 11 ribu, sampai Surabaya kan Rp 11 ribu lebih, biaya distribusi sudah ditanggung badan ketahanan pangan (Pusat),’’ lanjutnya.Meski kedelai impor mahal, namun tak serta merta mengalihkan produsen tahu dan tempe untuk menggunakan kedelai lokal Grobogan.Terkait hal itu, Amin menyebut saat ini sedang dirintis untuk penanaman kedelai lokal seluas 18 ribu hektar. Program ini merupakan kerja sama antara Perhutani, Dinas Pertanian dan Kodim.’’Ini sedang dirintis, bekerja sama dengan Perhutani, Kodim dan Dinas Pertanian. Kami menanam kedelai di lahan 18 ribu hektar di lahan Perhutani,’’ paparnya.Dengan terjaminnya stok, harapannya para produsen tahu dan tempe bersedia memprioritaskan kedelai lokal dibanding kedelai impor dalam setiap produksinya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Harga kedelai impor dalam setahun terakhir naik signifikan. Dari yang semula Rp 7 ribu per kg, kini mencapai lebih dari Rp 14 ribu per kg.
Naiknya harga kedelai itu pun dikeluhkan para produsen tahu. Sebab, mereka harus memutar otak agar tetap untung dan bisa terus berproduksi.
Menanggapi hal tersebut, Pemkab Grobogan melalui Kepala Dinas Ketahanan Pangan Amin Nur Hatta mengatakan, mahalnya kedelai tersebut dikarenakan memang kondisinya langka.
Baca: Kebakaran di Belakang SPBU Godong Grobogan, Dua Rumah Hancur
Dia mengakui kenaikan kedelai saat ini memang sangat signifikan.
’’Sebenarnya sudah ada solusi, hanya memang kedelai ini langka, maka harganya naik ugal-ugalan,’’ ujar Amin, Jumat (23/12/2022).
Solusi yang dimaksud, lanjut Amin, pemerintah sudah menanggung biaya distribusi dari pusat ke daerah. Namun demikian, langkanya kedelai memang membuat kenaikan harganya tak terbendung.
’’Kedelai ini kan distribusinya dari pusat ke daerah. Ini ada fasilitas distribusi, sebagai penanggulangan inflasi daerah. Kalau di Jakarta impor, harga Rp 11 ribu, sampai Surabaya kan Rp 11 ribu lebih, biaya distribusi sudah ditanggung badan ketahanan pangan (Pusat),’’ lanjutnya.
Meski kedelai impor mahal, namun tak serta merta mengalihkan produsen tahu dan tempe untuk menggunakan kedelai lokal Grobogan.
Terkait hal itu, Amin menyebut saat ini sedang dirintis untuk penanaman kedelai lokal seluas 18 ribu hektar. Program ini merupakan kerja sama antara Perhutani, Dinas Pertanian dan Kodim.
’’Ini sedang dirintis, bekerja sama dengan Perhutani, Kodim dan Dinas Pertanian. Kami menanam kedelai di lahan 18 ribu hektar di lahan Perhutani,’’ paparnya.
Dengan terjaminnya stok, harapannya para produsen tahu dan tempe bersedia memprioritaskan kedelai lokal dibanding kedelai impor dalam setiap produksinya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi