BPS: Kemiskinan dan Pengangguran Terbuka di Grobogan Naik
Saiful Anwar
Jumat, 23 Desember 2022 20:07:50
Pada data kemiskinan, terungkap pada 2021 ada sebanyak 175,72 ribu jiwa atau 12,74 persen warga miskin. Angka itu naik dibanding tahun 2020 yang terdapat 172,25 ribu atau sebesar 12,74 persen dari total warga Grobogan.
Indikator kemiskinan yang dipakai BPS yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimal makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori perkapita per hari.
Baca: Jelang Nataru, Stok Minyak Goreng di Pasar Purwodadi Grobogan MenipisKemudian, ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Menurut BPS, garis kemiskinan Grobogan pada 2021 sebesar Rp 404.456,00, lebih tinggi dibanding pada 2020 sebesar Rp 395,001,00. BPS menyatakan, naiknya angka kemiskinan pada 2021 dikarenakan efek panjang gelombang kedua pandemi Covid-19.
Pada momentum tersebut, banyak pelaku usaha melakukan pemutusan hubungan kerja, bahkan menutup usahanya. Hal itu menyebabkan hilang atau berkurangnya sumber pendapatan.
Sementara, data kependudukan, jumlah penduduk Grobogan pada 2021 sebanyak 1.465.509 jiwa, terdiri 734.627 laki-laki, dan 729.882 perempuan.
Sementara, data kependudukan, jumlah penduduk Grobogan pada 2021 sebanyak 1.465.509 jiwa, terdiri 734.627 laki-laki, dan 729.882 perempuan.Komposisi penduduk dalam piramida penduduk yang ditampilkan menunjukkan kelompok umur muda lebih banyak daripada kelompok umur dewasa.Sementara itu, pada bagian ketenagakerjaan, data tersebut juga menunjukkan pengangguran terbuka pada 2021 naik dibanding 2020.Pada 2021 jumlah pengangguran terbuka sebanyak 34.317 jiwa, naik dari tahun sebelumya sebanyak 33.496 jiwa.Adapun angkatan kerja pada 2021 sebanyak 783.035 jiwa, sedangkan pada tahun sebelumnya sebanyak 744.405 jiwa. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Angka kemiskinan di Grobogan pada 2021 naik dibandingkan 2020. Hal tersebut diungkapkan dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Grobogan berjudul Statistik Daerah Kabupaten Grobogan 2022 yang dirilis Desember ini.
Pada data kemiskinan, terungkap pada 2021 ada sebanyak 175,72 ribu jiwa atau 12,74 persen warga miskin. Angka itu naik dibanding tahun 2020 yang terdapat 172,25 ribu atau sebesar 12,74 persen dari total warga Grobogan.
Indikator kemiskinan yang dipakai BPS yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimal makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori perkapita per hari.
Baca: Jelang Nataru, Stok Minyak Goreng di Pasar Purwodadi Grobogan Menipis
Kemudian, ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Menurut BPS, garis kemiskinan Grobogan pada 2021 sebesar Rp 404.456,00, lebih tinggi dibanding pada 2020 sebesar Rp 395,001,00. BPS menyatakan, naiknya angka kemiskinan pada 2021 dikarenakan efek panjang gelombang kedua pandemi Covid-19.
Pada momentum tersebut, banyak pelaku usaha melakukan pemutusan hubungan kerja, bahkan menutup usahanya. Hal itu menyebabkan hilang atau berkurangnya sumber pendapatan.
Sementara, data kependudukan, jumlah penduduk Grobogan pada 2021 sebanyak 1.465.509 jiwa, terdiri 734.627 laki-laki, dan 729.882 perempuan.
Komposisi penduduk dalam piramida penduduk yang ditampilkan menunjukkan kelompok umur muda lebih banyak daripada kelompok umur dewasa.
Sementara itu, pada bagian ketenagakerjaan, data tersebut juga menunjukkan pengangguran terbuka pada 2021 naik dibanding 2020.
Pada 2021 jumlah pengangguran terbuka sebanyak 34.317 jiwa, naik dari tahun sebelumya sebanyak 33.496 jiwa.
Adapun angkatan kerja pada 2021 sebanyak 783.035 jiwa, sedangkan pada tahun sebelumnya sebanyak 744.405 jiwa.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi