Kamis, 20 November 2025


Bersama Tim Echo Green, mereka diajak melakukan studi banding ke Asosiasi Petani Organi Boyolali (APOB), Rabu (28/12/2022). Selain belajar, kegiatan itu juga untuk menambah jejaring bagi kelompok tani tersebut.

Project Manager Echo Green Grobogan, Jamandi Tiger mengatakan, APOB dipilih karena para petaninya telah berhasil menerapkan pertanian ramah lingkungan, khususnya budidaya padi.

Baca: Pemuda Grobogan Diminta Berkontribusi Wujudkan Ketahanan Pangan

’’Selain menerapkan pertanian ramah lingkungan, padi yang dihasilkan petani APOB telah diproses sendiri menjadi beras. Kemudian dijual dengan harga khusus beras organik,’’ ujar Tiger.

Tiger menyebut, beras APOB telah memiliki sertifikasi organik sejak 2017. Sertifikasi tersebut bahkan telah beberapa kali diperbarui. Ia berharap, para petani Grobogan yang didampinginya bisa belajar banyak dari APOB.

Supangat, salah peserta studi banding dari Desa Ketangirejo, Kecamatan Godong menyatakan, lahan pertanian padi di Grobogan memiliki potensi tersendiri.

Khususnya, lanjut Supangat, lahan pertanian di Kecamatan Godong, Penawangan dan Karangrayung. Menurutnya, lahan yang cukup luas di sana berpotensi untuk dikembangkan dengan menerapkan pertanian ramah lingkungan.’’Kami sangat yakin dengan penerapan ramah lingkungan labih berpeluang mendapatkan keuntungan yang signifikan dibanding pertanian konvensional. Ini meskipun belum dijual dengan harga khusus beras organik,’’ kata dia.Menurutnya, gabah hasil pertanian ramah lingkungan lebih menguntungkan dibanding gabah hasil pertanian konvensional. Sebab, modal produksi ramah lingkungan lebih murah.’’Pupuk dan pestisida akan kami ramu sendiri dengan menggunakan bahan-bahan di sekitar. Bahan-bahan itu selama ini hanya dianggap sebagai limbah, padahal bisa dibuat pupuk dan pestisida,’’ paparnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler