Hingga Jumat (10/2/2023), jalan yang menghubungkan Grobogan ke Sragen dan Ngawi (Jawa Timur) itu hanya diuruk batu padas. batu-batu itu pun ternyata hasil swadaya masyarakat.
Witono, tokoh masyarakat setempat mengatakan, warga telah mengguyur jalan longsor itu dengan belasan rit batu padas dengan biaya swadaya. Biaya itu didapat dari sumbangan warga yang lewat dan pengusaha setempat.
’’Ada sekitar 17 rit batu kuning yang digunakan untuk memperbaiki jalan ini. Mayoritas dari tarikan warga yang lewat, seribu dua ribu begitu, dan dari pengusaha sini, ditarik Rp 50 ribuan,’’ ujarnya, Jumat (10/2/2023).
Dia menambahkan, batu padas dari pemerintah kabupaten dan provinsi hanya sekitar 7 rit dari belasan rit yang sudah diguyurkan. Dia pun berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki secara tuntas.
Meski kendaraan berat bisa lewat, namun saat melewati titik tersebut harus bergantian.
Menurut Witono, ambrolnya jalan provinsi itu dikarenakan di kedalaman 23 meter jalan tersebut terdapat sumur berlumpur. Hal itu, berdasar kajian yang dilakukan oleh pihak Undip Semarang beberapa waktu lalu.’’Hasil kajian dari Undip, seperti itu. Di kedalaman 23 meter ada airnya seperti sumur atau kali,’’ imbuhnya.Untuk diketahui, jalan ruas tersebut baru selesai diperbaiki pada 22 Oktober 2022 lalu. Namun, sekitar akhir November 2022 lalu jalan mengalami longsor.Adapun panjang perbaikan di Jalan Kuwu-Galeh itu yakni 2.8 kilometer dengan anggaran perbaikan sebesar Rp 15.9 milyar.https://youtu.be/n1Iu9jkoBokReporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Lanjutan perbaikan Jalan Kuwu-Galeh di Desa Bago, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan masih belum jelas. Jalan yang longsor beberapa waktu lalu itu baru ditangani secara darurat.
Hingga Jumat (10/2/2023), jalan yang menghubungkan Grobogan ke Sragen dan Ngawi (Jawa Timur) itu hanya diuruk batu padas. batu-batu itu pun ternyata hasil swadaya masyarakat.
Witono, tokoh masyarakat setempat mengatakan, warga telah mengguyur jalan longsor itu dengan belasan rit batu padas dengan biaya swadaya. Biaya itu didapat dari sumbangan warga yang lewat dan pengusaha setempat.
Baca: Usai Diviralkan, PT SAI Grobogan Bayar Upah Lemburan Pekerjanya
’’Ada sekitar 17 rit batu kuning yang digunakan untuk memperbaiki jalan ini. Mayoritas dari tarikan warga yang lewat, seribu dua ribu begitu, dan dari pengusaha sini, ditarik Rp 50 ribuan,’’ ujarnya, Jumat (10/2/2023).
Dia menambahkan, batu padas dari pemerintah kabupaten dan provinsi hanya sekitar 7 rit dari belasan rit yang sudah diguyurkan. Dia pun berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki secara tuntas.
Meski kendaraan berat bisa lewat, namun saat melewati titik tersebut harus bergantian.
Menurut Witono, ambrolnya jalan provinsi itu dikarenakan di kedalaman 23 meter jalan tersebut terdapat sumur berlumpur. Hal itu, berdasar kajian yang dilakukan oleh pihak Undip Semarang beberapa waktu lalu.
’’Hasil kajian dari Undip, seperti itu. Di kedalaman 23 meter ada airnya seperti sumur atau kali,’’ imbuhnya.
Untuk diketahui, jalan ruas tersebut baru selesai diperbaiki pada 22 Oktober 2022 lalu. Namun, sekitar akhir November 2022 lalu jalan mengalami longsor.
Adapun panjang perbaikan di Jalan Kuwu-Galeh itu yakni 2.8 kilometer dengan anggaran perbaikan sebesar Rp 15.9 milyar.
https://youtu.be/n1Iu9jkoBok
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi