Pembakaran itu merupakan zat dari gas alam jenis kondensat sebanyak 10 ribu liter. Head Safety and Environment (HSE) Lokasi RBG-3B Yoga Wicaksana mengatakan, pembakaran zat tersebut sesuai dengan aturan Pemerintah.
(pengujian, red). Sesuai dengan SOP dari SKK Migas dan Pemerintah, hasil dari well test harus dimusnahkan. Estimasinya ada sekitar 10 ribu liter (yang dimusnahkan),’’ ujarnya, Senin (13/2/2023).
Yoga menambahkan, pemusnahan ini merupakan yang pertama dan terakhir kalinya. Minyak dari hasil pengujian sumur itu, kata dia, tidak bisa diperjualbelikan.
’’Ini pertama dan terakhir, memang harus dibakar SOP-nya. Tidak bisa diperjualbelikan karena belum ada edaran dari pemeritah (yang menyatakan) hasil bumi ini boleh diperjualbelikan,’’ lanjutnya.
Lebih lanjut, Yoga menyebut, pembakaran itu akan selesai sekitar 2-3 jam. Karena itu, masyarakat diminta tidak perlu panik dengan adanya kepulan asap tersebut.Sebelumnya diberitakan, kepulan asap tinggi dan hitam membuat warga berbondong-bondong mendatangi sumbernya. Mereka menduga asap itu berasal dari kebakaran rumah.Belakangan diketahui, asap tersebut berasal dari pembakaran gas cair di lokasi pengeboran gas RBG-3B di Desa Pranten, Kecamatan Gubug.https://youtu.be/pC95kTP7XhIReporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Proses pembakaran minyak di pengeboran gas RBG-3B di Desa Pranten, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah membuat kepulan asap hitam di langit Gubug, Senin (13/2/2023).
Pembakaran itu merupakan zat dari gas alam jenis kondensat sebanyak 10 ribu liter. Head Safety and Environment (HSE) Lokasi RBG-3B Yoga Wicaksana mengatakan, pembakaran zat tersebut sesuai dengan aturan Pemerintah.
’’Hasil dari
well test (pengujian, red). Sesuai dengan SOP dari SKK Migas dan Pemerintah, hasil dari well test harus dimusnahkan. Estimasinya ada sekitar 10 ribu liter (yang dimusnahkan),’’ ujarnya, Senin (13/2/2023).
Baca: Pembakaran Minyak Pranten Grobogan Gegerkan Warga
Yoga menambahkan, pemusnahan ini merupakan yang pertama dan terakhir kalinya. Minyak dari hasil pengujian sumur itu, kata dia, tidak bisa diperjualbelikan.
’’Ini pertama dan terakhir, memang harus dibakar SOP-nya. Tidak bisa diperjualbelikan karena belum ada edaran dari pemeritah (yang menyatakan) hasil bumi ini boleh diperjualbelikan,’’ lanjutnya.
Lebih lanjut, Yoga menyebut, pembakaran itu akan selesai sekitar 2-3 jam. Karena itu, masyarakat diminta tidak perlu panik dengan adanya kepulan asap tersebut.
Sebelumnya diberitakan, kepulan asap tinggi dan hitam membuat warga berbondong-bondong mendatangi sumbernya. Mereka menduga asap itu berasal dari kebakaran rumah.
Belakangan diketahui, asap tersebut berasal dari pembakaran gas cair di lokasi pengeboran gas RBG-3B di Desa Pranten, Kecamatan Gubug.
https://youtu.be/pC95kTP7XhI
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi