Camat Godong Bambang Haryono menerangkan, semburan air bercampur gas itu pertama kali diketahui pemilik rumah pada Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 03.00 WIB. Ketika itu, pemilik rumah terbangun karena mendengar suara air menyembur.
’’Kemudian dicek, asal suara itu, ternyata bersumber dari dapur, dari bekas sumur bor sedalam 48 meter. Sumurnya sudah tidak terpakai selama 10 tahunan. Begitu informasi dari Kepala Desa Tinanding Nur Hasan,’’ ujarnya, Selasa (21/2/2023).
Bambang menyebut, ketinggian semburan mencapai 7 meter. Air semburan yang diduga bercampur gas itu tidak berbau.
Pemilik rumah kemudian berinisiatif mengalirkan semburan itu dengan pipa air dan dibuang di saluran air desa.
Lebih lanjut, Bambang menerangkan, pihak aparat desa setempat sempat menguji kandungan gas dengan cara mewadahi air semburan itu ke dalam plastik.
Plastik kemudian disobek sedikit, dan disulut dengan korek api. Hasilnya, terbakar dengan mudahnya.’’Hasilnya ya begitu (menyala saat disulut korek). Dari aparat desa sudah berkoordinasi dengan dinas terkait,’’ kata dia.Bambang menyebut, semburan air bercampur gas itu sudah berhenti pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Meski begitu, sumur tersebut masih akan terus dipantau.’’Semburannya sudah berhenti, tapi masih akan terus dipantau,’’ ujarnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Sumur mati milik Mardi, warga RT 02 RW 02 Dusun Rejosari, Desa Tinanding, Godong, Grobogan, Jawa Tengah menyemburkan gas. Peristiwa cukup langka itu terjadi sejak Minggu (19/2/2023) lalu.
Camat Godong Bambang Haryono menerangkan, semburan air bercampur gas itu pertama kali diketahui pemilik rumah pada Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 03.00 WIB. Ketika itu, pemilik rumah terbangun karena mendengar suara air menyembur.
’’Kemudian dicek, asal suara itu, ternyata bersumber dari dapur, dari bekas sumur bor sedalam 48 meter. Sumurnya sudah tidak terpakai selama 10 tahunan. Begitu informasi dari Kepala Desa Tinanding Nur Hasan,’’ ujarnya, Selasa (21/2/2023).
Baca: Info Pemadaman Listrik di Grobogan Dua Hari Ini
Bambang menyebut, ketinggian semburan mencapai 7 meter. Air semburan yang diduga bercampur gas itu tidak berbau.
Pemilik rumah kemudian berinisiatif mengalirkan semburan itu dengan pipa air dan dibuang di saluran air desa.
Lebih lanjut, Bambang menerangkan, pihak aparat desa setempat sempat menguji kandungan gas dengan cara mewadahi air semburan itu ke dalam plastik.
Plastik kemudian disobek sedikit, dan disulut dengan korek api. Hasilnya, terbakar dengan mudahnya.
’’Hasilnya ya begitu (menyala saat disulut korek). Dari aparat desa sudah berkoordinasi dengan dinas terkait,’’ kata dia.
Bambang menyebut, semburan air bercampur gas itu sudah berhenti pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Meski begitu, sumur tersebut masih akan terus dipantau.
’’Semburannya sudah berhenti, tapi masih akan terus dipantau,’’ ujarnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi