BPBD Pati: Pemangkasan Bambu Perparah Dampak Puting Beliung
Umar Hanafi
Senin, 21 Februari 2022 16:27:12
MURIANEWS, Pati - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menduga, pemangkasan bambu di tepian desa sebabkan dampak dari bencana angin puting beliung parah.
Itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten
Pati Martinus Budi Prasetya. Menurutnya, sifat bambu yang rimbun dan elastis dapat mencegah keparahan dari bancana alam puting beliung.
“Ada kearifan lokal yang dulu menanam bambu di batas desa itu adalah salah satu untuk mengurangi kerusakan akibat bencana angin kencang,” ujar Martinus saat ditemui
MURIANEWS, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Tiga Desa di PatiSayangnya, banyak desa yang sudah mulai menebang pohon bambu untuk dialihfungsikan menjadi perumahan atau pemukiman.
Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya pohon pengganti untuk mencegah terjadinya puting beliung.
“Tetapi saat ini sedikit sekali yang menanam bambu di tepi desa. Sifat bambu yang rimbun dan lentur itu cukup kuat untuk menahan angin. Begitu juga dengan mangrove ya, itu sebenarnya juga menahan gelombang dan abrasi,” tutur dia.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menanam bambu di tepi desa agar bisa menanggulangi puting beliung. Diakuinya tanaman bambu di batas desa sudah mulai berkurang.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menanam bambu di tepi desa agar bisa menanggulangi puting beliung. Diakuinya tanaman bambu di batas desa sudah mulai berkurang.Diketahui, puting beliung sering terjadi wilayah Kabupaten Pati. Terbaru, ratusan rumah di tiga desa, Kecamatan Tayu, diterjang puting beliung, Senin (21/2/2022) siang ini.Peristiwa itu bermula dari saat wilayah tiga desa tersebut diguyur hujan gerimis. Namun, tiba-tiba muncul pusaran angin kencang yang bergerak dari Desa Tayu Kulon pada pukul 12.30 WIB. Angin itu kemudian melintasi Desa Tayu wetan dan Keboromo.Hal ini mengakibatkan beberapa kerusakan, baik berupa pohon tumbang, genting atau atap rumah rusak hingga beberapa rumah roboh.Martinus mengatakan bencana ini juga diakibatkan adanya fenomenal La Nina. “Menurut BMKG, ini adalah fenomenal La Nina sehingga ada banjir, banjir bandang dan puting beliung,” katanya.Ia memprediksi, fenomena ini kemungkinan sampai bulan April. Namun, menurutnya, curah hujan di Pati cukup normal. “Tetapi kita harus waspada dengan adanya angin ini,” tandas Martinus. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_273785" align="alignleft" width="1280"]

Sebanyak tiga desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati diterjang angin puting beliung, Senin (21/2/2022) siang. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menduga, pemangkasan bambu di tepian desa sebabkan dampak dari bencana angin puting beliung parah.
Itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten
Pati Martinus Budi Prasetya. Menurutnya, sifat bambu yang rimbun dan elastis dapat mencegah keparahan dari bancana alam puting beliung.
“Ada kearifan lokal yang dulu menanam bambu di batas desa itu adalah salah satu untuk mengurangi kerusakan akibat bencana angin kencang,” ujar Martinus saat ditemui
MURIANEWS, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Tiga Desa di Pati
Sayangnya, banyak desa yang sudah mulai menebang pohon bambu untuk dialihfungsikan menjadi perumahan atau pemukiman.
Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya pohon pengganti untuk mencegah terjadinya puting beliung.
“Tetapi saat ini sedikit sekali yang menanam bambu di tepi desa. Sifat bambu yang rimbun dan lentur itu cukup kuat untuk menahan angin. Begitu juga dengan mangrove ya, itu sebenarnya juga menahan gelombang dan abrasi,” tutur dia.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menanam bambu di tepi desa agar bisa menanggulangi puting beliung. Diakuinya tanaman bambu di batas desa sudah mulai berkurang.
Diketahui, puting beliung sering terjadi wilayah Kabupaten Pati. Terbaru, ratusan rumah di tiga desa, Kecamatan Tayu, diterjang puting beliung, Senin (21/2/2022) siang ini.
Peristiwa itu bermula dari saat wilayah tiga desa tersebut diguyur hujan gerimis. Namun, tiba-tiba muncul pusaran angin kencang yang bergerak dari Desa Tayu Kulon pada pukul 12.30 WIB. Angin itu kemudian melintasi Desa Tayu wetan dan Keboromo.
Hal ini mengakibatkan beberapa kerusakan, baik berupa pohon tumbang, genting atau atap rumah rusak hingga beberapa rumah roboh.
Martinus mengatakan bencana ini juga diakibatkan adanya fenomenal La Nina. “Menurut BMKG, ini adalah fenomenal La Nina sehingga ada banjir, banjir bandang dan puting beliung,” katanya.
Ia memprediksi, fenomena ini kemungkinan sampai bulan April. Namun, menurutnya, curah hujan di Pati cukup normal. “Tetapi kita harus waspada dengan adanya angin ini,” tandas Martinus.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi