Duh! Bahas Raperda Disabilitas, DPRD Pati Dinilai Gak Paham

Umar Hanafi
Senin, 7 Maret 2022 15:40:24


[caption id="attachment_276492" align="alignleft" width="1280"]
Anggota Komunitas Welas Asih, Petrus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) Disabilitas yang dilakukan DPRD Kabupaten Pati memanas. Komunitas Welas Asih yang diajak berembug pun sampai geram.
Mereka pun tak segan menilai para wakil rakyat itu tak memahami persoalan disabilitas, terutama disabilitas mental. Itu diungkapkan salah satu anggota Komunitas Welas Asih, Petrus.
Penilaian itu berdasarkan pengamatannya saat mengikuti audiensi dengan Komisi D DPRD Kabupaten Pati, pada Selasa (1/3/2022) lalu.
Baca juga: Godok Raperda Disabilitas, DPRD Pati Gandeng Banyak Pihak
Saat itu, ia menyebut beberapa kali anggota Komisi D DPRD Pati melontarkan guyonan. Lantaran audiensi berjalan dengan sedikit tegang, mereka mencoba bergurau dengan kata-kata ‘agar tidak gila’.
Hal inilah yang menjadi awal kritikan Petrus. Menurutnya, hal ini tidak pantas dijadikan bahan guyonan. Sebab sangat sensitif bagi penyandang disabilitas mental atau penyintas disabilitas mental.
“Dengan penggunaan istilah ‘gila’ dan sebagainya ini bisa dilihat dewan belum memahami. Itu bukan kecil, kalau kami melihat ilmu Psikologi itu bukan untuk digojekkan (dijadikan bahan guyonan, red),” ujarnya.
“Saya bukan tidak suka gojek (bercanda, red), tetapi hal itu tidak untuk digojekkan. Tetapi saya memahami, dari situ kami melihat,” tutur Petrus, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, hal-hal seperti itu harus dipahami setiap anggota legislative, mengingat mereka sedang membuat Raperda tentang Disabilitas.
“Bagaimana bisa Raperda ini bermanfaat bila yang membuat ndak memahami,” ujar dia.
Petrus juga menyoroti tidak adanya penjelasan anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pati soal dasar Raperda Disabilitas yang sedang digodok. Dalam paparan kepada pihaknya, Dewan hanya mengemukakan persoalan permukaan saja.
“Penyusunan Raperda Disabilitas ini, saya ingin tahu tracingnya bagaimana. Saya lihat ini masih dalam penanganan belum akarnya. Saya belum menangkap strategi jangka panjang,” tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi

MURIANEWS, Pati – Pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) Disabilitas yang dilakukan DPRD Kabupaten Pati memanas. Komunitas Welas Asih yang diajak berembug pun sampai geram.
Mereka pun tak segan menilai para wakil rakyat itu tak memahami persoalan disabilitas, terutama disabilitas mental. Itu diungkapkan salah satu anggota Komunitas Welas Asih, Petrus.
Penilaian itu berdasarkan pengamatannya saat mengikuti audiensi dengan Komisi D DPRD Kabupaten Pati, pada Selasa (1/3/2022) lalu.
Baca juga: Godok Raperda Disabilitas, DPRD Pati Gandeng Banyak Pihak
Saat itu, ia menyebut beberapa kali anggota Komisi D DPRD Pati melontarkan guyonan. Lantaran audiensi berjalan dengan sedikit tegang, mereka mencoba bergurau dengan kata-kata ‘agar tidak gila’.
Hal inilah yang menjadi awal kritikan Petrus. Menurutnya, hal ini tidak pantas dijadikan bahan guyonan. Sebab sangat sensitif bagi penyandang disabilitas mental atau penyintas disabilitas mental.
“Dengan penggunaan istilah ‘gila’ dan sebagainya ini bisa dilihat dewan belum memahami. Itu bukan kecil, kalau kami melihat ilmu Psikologi itu bukan untuk digojekkan (dijadikan bahan guyonan, red),” ujarnya.
“Saya bukan tidak suka gojek (bercanda, red), tetapi hal itu tidak untuk digojekkan. Tetapi saya memahami, dari situ kami melihat,” tutur Petrus, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, hal-hal seperti itu harus dipahami setiap anggota legislative, mengingat mereka sedang membuat Raperda tentang Disabilitas.
“Bagaimana bisa Raperda ini bermanfaat bila yang membuat ndak memahami,” ujar dia.
Petrus juga menyoroti tidak adanya penjelasan anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pati soal dasar Raperda Disabilitas yang sedang digodok. Dalam paparan kepada pihaknya, Dewan hanya mengemukakan persoalan permukaan saja.
“Penyusunan Raperda Disabilitas ini, saya ingin tahu tracingnya bagaimana. Saya lihat ini masih dalam penanganan belum akarnya. Saya belum menangkap strategi jangka panjang,” tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi