Nelayan Pati Keluhkan Kenaikan Retribusi
Umar Hanafi
Rabu, 16 Maret 2022 17:13:37
MURIANEWS, Pati –
Nelayan Kabupaten
Pati mengeluhkan kenaikan retribusi di tempat pelelangan ikan (TPI) Juwana unit II. Pasalnya, saat ini, hasil tangkapan mereka lagi menurun karena cuaca buruk.
Kepala TPI Juwana Unit II
Pati, Budi Suprapto mengatakan target retribusi mengalami kenaikan beberapa tahun belakangan. Pada tahun ini, kenaikan targetnya mencapai Rp 950 juta. Kenaikan itu, memberatkan para nelayan Juwana.
“Kenaikan tarif ini cukup memberatkan warga (nalayan) TPI Juwana. Karena di awal tahun hasil tangkapan para nelayan menurun. Disisi lain daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga belum pulih,” tutur dia, Rabu (16/3/2022).
Baca juga: Heboh, Nelayan Tangkap Ikan Kerapu Raksasa Seberat 300 Kilogram Hanya dengan PanahIa menjelaskan dalam tiga tahun terakhir tingkat kenaikan tarif retribusi di TPI II Juwana cukup tajam. Dari 2019 yang hanya Rp 7,5 miliar per tahun, kemudian naik drastis jadi Rp 11 miliar pada 2021. Lalu, di 2022 naik menjadi Rp 11,95 miliar.
“Ya ini terus terang dengan kenaikan yang begitu tajam ini sangat berat. Memang pendapatan hasil tangkapannya sedikit. Untuk perbekalan butuh modal banyak bagi pemilik yang guyur atau rugi,” ungkap Budi.
Budi menyayangkan kenaikan tarif retribusi ini. Pasalnya, tahun kemarin jelas-jelas TPI II Juwana belum mampu memenuhi target retribusi yang diajukan oleh Pemkab.
Baca juga: 3.000 Nelayan Pati Belum Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan“Ini naiknya hampir 1/10. Kemarin saja belum tercapai malah ditambah lagi,” Imbuh Budi.Meskipun begitu, pihaknya akan berusaha menarik retribusi semaksimal mungkin. Langkah yang akan diambil oleh pengelola TPI diantaranya melakukan komunikasi yang baik kepada nelayan.Kemudian, meminta
nelayan untuk melakukan lelang lebih banyak. Sayangnya, lanjut Budi, bila cara ini tidak dilakukan secara optimal malah akan merugikan banyak pihak.“Kami akan meminta lelang lebih banyak karena target tinggi ini. Tapi risikonya kalau lelang terlalu banyak kami juga bisa rugi. Jadi harus terus mencari solusi yang baik," tandas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_278386" align="alignleft" width="1280"]

Pemkab Pati menaikan target retribusi retribusi di TPI Unit II Juwana. (MURIANEWS/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati –
Nelayan Kabupaten
Pati mengeluhkan kenaikan retribusi di tempat pelelangan ikan (TPI) Juwana unit II. Pasalnya, saat ini, hasil tangkapan mereka lagi menurun karena cuaca buruk.
Kepala TPI Juwana Unit II
Pati, Budi Suprapto mengatakan target retribusi mengalami kenaikan beberapa tahun belakangan. Pada tahun ini, kenaikan targetnya mencapai Rp 950 juta. Kenaikan itu, memberatkan para nelayan Juwana.
“Kenaikan tarif ini cukup memberatkan warga (nalayan) TPI Juwana. Karena di awal tahun hasil tangkapan para nelayan menurun. Disisi lain daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga belum pulih,” tutur dia, Rabu (16/3/2022).
Baca juga: Heboh, Nelayan Tangkap Ikan Kerapu Raksasa Seberat 300 Kilogram Hanya dengan Panah
Ia menjelaskan dalam tiga tahun terakhir tingkat kenaikan tarif retribusi di TPI II Juwana cukup tajam. Dari 2019 yang hanya Rp 7,5 miliar per tahun, kemudian naik drastis jadi Rp 11 miliar pada 2021. Lalu, di 2022 naik menjadi Rp 11,95 miliar.
“Ya ini terus terang dengan kenaikan yang begitu tajam ini sangat berat. Memang pendapatan hasil tangkapannya sedikit. Untuk perbekalan butuh modal banyak bagi pemilik yang guyur atau rugi,” ungkap Budi.
Budi menyayangkan kenaikan tarif retribusi ini. Pasalnya, tahun kemarin jelas-jelas TPI II Juwana belum mampu memenuhi target retribusi yang diajukan oleh Pemkab.
Baca juga: 3.000 Nelayan Pati Belum Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan
“Ini naiknya hampir 1/10. Kemarin saja belum tercapai malah ditambah lagi,” Imbuh Budi.
Meskipun begitu, pihaknya akan berusaha menarik retribusi semaksimal mungkin. Langkah yang akan diambil oleh pengelola TPI diantaranya melakukan komunikasi yang baik kepada nelayan.
Kemudian, meminta
nelayan untuk melakukan lelang lebih banyak. Sayangnya, lanjut Budi, bila cara ini tidak dilakukan secara optimal malah akan merugikan banyak pihak.
“Kami akan meminta lelang lebih banyak karena target tinggi ini. Tapi risikonya kalau lelang terlalu banyak kami juga bisa rugi. Jadi harus terus mencari solusi yang baik," tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi