Toko di Pati Ini Digeruduk Warga, Ternyata...
Umar Hanafi
Sabtu, 19 Maret 2022 14:49:45
MURIANEWS, Pati - Sebuah toko di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah digeruduk warga, Sabtu (19/3/2022). Warga yang datang membawa jeriken dan botol berbagai ukuran.
Toko Fatimah itu merupakan agen minyak goreng. Warga yang menggeruduk pun bergantian mengantre membeli minyak goreng curah seharga Rp 15.500 per kg atau Rp 14 ribu per liternya.
"Antrean dari pagi. Kami menjual kepada mereka
loos (tidak dibatasi, red). Yang beli hari ini ada sekitar seribuan. Tetapi ndak satu waktu. Satu hari ini," ujar pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiantono.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Masih Langka di PatiPara pembeli, kata dia, tidak hanya dari Kabupaten
Pati saja. Beberapa pembeli ada dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Rembang hingga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Mereka membeli mulai dari puluhan kg hingga satu ton. Para pembeli ini dari masyarakat biasa, warung makan hingga pedagang.
"Kira-kira jam 15.00 WIB selesai. Mereka ndak hanya dari Pati, dari Rembang, Kudus, ada dari Blora juga. Saya loos jualnya. Mau beli satu kwintal, satu ton, 30 ribu kg saya ladeni selagi masih ada. Kira-kira setengah 4 selesai," tutur dia.
"Kira-kira jam 15.00 WIB selesai. Mereka ndak hanya dari Pati, dari Rembang, Kudus, ada dari Blora juga. Saya loos jualnya. Mau beli satu kwintal, satu ton, 30 ribu kg saya ladeni selagi masih ada. Kira-kira setengah 4 selesai," tutur dia.Sementara itu, salah satu pembeli, Koko mengaku senang dengan ketersediaan minyak goreng curah ini. Ia mengaku tidak merasakan kelangkaan minyak goreng curah."Jual lagi. Selama ini saya beli lancar. Saya ambil (beli, red) 40-30 kg. Paling seminggu dua minggu belinya. Harga Rp 15.500 kg," tutur warga Kayen ini.Hal berbeda dirasakan, Waginah. Salah satu pedagang warung di Pasar Puri
Pati ini mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng curah sejak empat hari lalu. Ia pun bersyukur ada minyak goreng curah di Toko Fatimah."Sudah empat hari ndak dapat minyak goreng (curah, red). Ini antre satu jam lebih. Saya beli 10 kg," tandas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_278973" align="alignleft" width="1024"]

Warga mengantre untuk membeli minyak goreng di Toko Fatimah. (MURIANEWS/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Sebuah toko di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah digeruduk warga, Sabtu (19/3/2022). Warga yang datang membawa jeriken dan botol berbagai ukuran.
Toko Fatimah itu merupakan agen minyak goreng. Warga yang menggeruduk pun bergantian mengantre membeli minyak goreng curah seharga Rp 15.500 per kg atau Rp 14 ribu per liternya.
"Antrean dari pagi. Kami menjual kepada mereka
loos (tidak dibatasi, red). Yang beli hari ini ada sekitar seribuan. Tetapi ndak satu waktu. Satu hari ini," ujar pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiantono.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Masih Langka di Pati
Para pembeli, kata dia, tidak hanya dari Kabupaten
Pati saja. Beberapa pembeli ada dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Rembang hingga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Mereka membeli mulai dari puluhan kg hingga satu ton. Para pembeli ini dari masyarakat biasa, warung makan hingga pedagang.
"Kira-kira jam 15.00 WIB selesai. Mereka ndak hanya dari Pati, dari Rembang, Kudus, ada dari Blora juga. Saya loos jualnya. Mau beli satu kwintal, satu ton, 30 ribu kg saya ladeni selagi masih ada. Kira-kira setengah 4 selesai," tutur dia.
Sementara itu, salah satu pembeli, Koko mengaku senang dengan ketersediaan minyak goreng curah ini. Ia mengaku tidak merasakan kelangkaan minyak goreng curah.
"Jual lagi. Selama ini saya beli lancar. Saya ambil (beli, red) 40-30 kg. Paling seminggu dua minggu belinya. Harga Rp 15.500 kg," tutur warga Kayen ini.
Hal berbeda dirasakan, Waginah. Salah satu pedagang warung di Pasar Puri
Pati ini mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng curah sejak empat hari lalu. Ia pun bersyukur ada minyak goreng curah di Toko Fatimah.
"Sudah empat hari ndak dapat minyak goreng (curah, red). Ini antre satu jam lebih. Saya beli 10 kg," tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi