30 Ton Minyak Goreng Curah di Toko Pati Ini Ludes dalam Waktu Sehari
Umar Hanafi
Sabtu, 19 Maret 2022 17:05:07
MURIANEWS, Pati – Sebanyak 30 ton minyak goreng curah di Toko Fatimah, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah, ludes diserbu para pembeli dalam kurun waktu sehari, Sabtu (19/3/2022).
Ini diungkapkan Pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiantono. Hari ini, ia mendapat distribusi sekitar 30 ton dari distributor asal Surabaya, Jawa Timur.
Biasanya, ia menjual minyak goreng curah sekitar 6-7 ton per hari. Namun, lantaran saat ini banyak yang mencari minyak goreng, ia bisa menjual enam hingga delapan kali lipat setiap harinya, yakni sekitar 25 ton hingga 30 ton.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Masih Langka di Pati“Ada 30 ribu kg (30 ton). Datang pagi tadi sekitar jam 06.30 WIB. Satu hari bisanya sampai 25 ribu kg kalau lagi rame-rame kayak gini. Hari ini kemungkinan lebih dari itu,” tutur dia.
Minyak goreng curah di tempatnya hampir setiap hari ada. Hanya Jumat (18/3/2022) kemarin yang kosong.
Ketersediaan minyak goreng curah ini lantaran ia mencari dari berbagai tempat. Mulai dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Provinsi Banten.
“Hari ini yang punya barang hanya saya. Agen di
Pati belum dapat, Jawa Tengah belum dapet. Saya dapat kuotanya ini dari Jawa Timur,” ujar dia.
“Hari ini yang punya barang hanya saya. Agen di
Pati belum dapat, Jawa Tengah belum dapet. Saya dapat kuotanya ini dari Jawa Timur,” ujar dia.Ia menjual minyak goreng ini kepada kios-kios di pasar tradisional di Kabupaten Pati dan menjual eceran untuk ibu-ibu rumah tangga.“Terus saya jual ke pasar-pasar, pasar Juwana, Trangkil, Tayu, Gembong, Puri dan sekitar
Pati. Kabupaten Kudus, Rembang dan Blora juga sampai sini,” ucapnya.Di tempatnya, Minyak goreng curah dijual dengan harga sesuatu harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.Menurutnya, HET ini membantu masyarakat kecil yang tidak bisa membeli minyak goreng kemasan yang harganya melambung tinggi.“Lebih masyarakat kecil yang terbantu. Sebenarnya ndak ada langka. Yang membuat langka dari pedagang. Distributor dan agen menjatah. Kalau saya loss. Kalau ada saya jual semuannya. Kalau ndak ada cari,” tandas dia Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_279018" align="alignleft" width="1280"]

Karyawan Toko Fatimah sedang melayani pembeli. (MURIANEWS/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Sebanyak 30 ton minyak goreng curah di Toko Fatimah, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah, ludes diserbu para pembeli dalam kurun waktu sehari, Sabtu (19/3/2022).
Ini diungkapkan Pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiantono. Hari ini, ia mendapat distribusi sekitar 30 ton dari distributor asal Surabaya, Jawa Timur.
Biasanya, ia menjual minyak goreng curah sekitar 6-7 ton per hari. Namun, lantaran saat ini banyak yang mencari minyak goreng, ia bisa menjual enam hingga delapan kali lipat setiap harinya, yakni sekitar 25 ton hingga 30 ton.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Masih Langka di Pati
“Ada 30 ribu kg (30 ton). Datang pagi tadi sekitar jam 06.30 WIB. Satu hari bisanya sampai 25 ribu kg kalau lagi rame-rame kayak gini. Hari ini kemungkinan lebih dari itu,” tutur dia.
Minyak goreng curah di tempatnya hampir setiap hari ada. Hanya Jumat (18/3/2022) kemarin yang kosong.
Ketersediaan minyak goreng curah ini lantaran ia mencari dari berbagai tempat. Mulai dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Provinsi Banten.
“Hari ini yang punya barang hanya saya. Agen di
Pati belum dapat, Jawa Tengah belum dapet. Saya dapat kuotanya ini dari Jawa Timur,” ujar dia.
Ia menjual minyak goreng ini kepada kios-kios di pasar tradisional di Kabupaten Pati dan menjual eceran untuk ibu-ibu rumah tangga.
“Terus saya jual ke pasar-pasar, pasar Juwana, Trangkil, Tayu, Gembong, Puri dan sekitar
Pati. Kabupaten Kudus, Rembang dan Blora juga sampai sini,” ucapnya.
Di tempatnya, Minyak goreng curah dijual dengan harga sesuatu harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.
Menurutnya, HET ini membantu masyarakat kecil yang tidak bisa membeli minyak goreng kemasan yang harganya melambung tinggi.
“Lebih masyarakat kecil yang terbantu. Sebenarnya ndak ada langka. Yang membuat langka dari pedagang. Distributor dan agen menjatah. Kalau saya loss. Kalau ada saya jual semuannya. Kalau ndak ada cari,” tandas dia
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi