Mahasiswa Pati Ancam Demo Lagi Bila Tuntutan Tak Dikabulkan
Umar Hanafi
Senin, 11 April 2022 13:44:01
MURIANEWS, Pati - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten
Pati mengaku siap melakukan aksi unjuk rasa lanjutan atau demo bila tuntutannya tidak digubris pemerintah pusat.
Sekretaris Umum Pengurus Cabang PMII Pati, Agus Ulin Nuha, mengungkapkan pihaknya akan melakukan aksi lebih besar lagi dari pada aksi kali ini, Senin (11/4/2022) bila tuntutan ditolak.
“Kalau sudah ditindaklanjuti DPRD Kabupaten
Pati dan dikirim ke pusat, tetapi tidak ada perubahan ya terpaksa kita melakukan aksi lagi dengan jumlah masa yang lebih besar," ujar Agus selepas demonstrasi.
Baca juga: Demo 11 April di Pati Diwarnai Saling DorongSebelumnya, puluhan mahasiswa
Pati yang tergabung dalam PMII Kabupaten Pati menggelar aksi unjuk rasa menolak beberapa kebijakan pemerintah pusat yang dinilai menyengsarakan rakyat kecil.
Ada lima tuntutan yang dibacakan. Kelima tuntutan itu yakni, meminta pemerintah untuk mengusut tuntas kartel-kartel mafia minyak goreng, menolak wacana kenaikan bahan bakar minyak subsidi pertalite dan gas elpiji 3 kg.
Baca juga: Puluhan Mahasiswa Pati Gelar Demo 11 April"Karena akan memberatkan beban masyarakat kelas menengah ke bawah dan akan terjadi inflasi besar-besaran di Indonesia," tutur Agus.
Ketiga, menuntut pemerintah untuk memberikan keadilan dalam harmonisasi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Tuntutan ini berkaitan dengan kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen.
Ketiga, menuntut pemerintah untuk memberikan keadilan dalam harmonisasi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Tuntutan ini berkaitan dengan kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen.
Baca juga: Amankan Demo 11 April, Polda Metro Pastikan Tak Ada Peluru TajamKeempat, menuntut pemerintah untuk segera menangani ketidakstabilan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.Serta kelima, mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk ikut serta dalam mengawal isu minyak goreng mahal wacana kenaikan BBM bersubsidi kenaikan PPN dan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia.Unjuk rasa diwarnai aksi teatrikal serta pembacaan puisi. Dalam aksi teatrikal itu, pemerintah yang digambarkan dengan sesosok orang berpakain silver membawa gunungan wayang.Sesosok silver itu naik di sebuah bangku sambil berdialog dan memainkan gunungan wayang yang terbuat dari bambu. Dihadapan dua orang yang digambarkan sebagai rakyat, sosok silver itu mengumumkan akan menaikan beberapa harga komoditas.Pengumuman itu ditolak, namun penolakan itu tak berarti. Justru, dua orang terpaksa mengangkat bangku penguasa. Hingga akhirnya tak kuat dan jatuh. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_283896" align="alignleft" width="1280"]

Foto: Aksi teatrikal dalam unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati. (MURIANEWS/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten
Pati mengaku siap melakukan aksi unjuk rasa lanjutan atau demo bila tuntutannya tidak digubris pemerintah pusat.
Sekretaris Umum Pengurus Cabang PMII Pati, Agus Ulin Nuha, mengungkapkan pihaknya akan melakukan aksi lebih besar lagi dari pada aksi kali ini, Senin (11/4/2022) bila tuntutan ditolak.
“Kalau sudah ditindaklanjuti DPRD Kabupaten
Pati dan dikirim ke pusat, tetapi tidak ada perubahan ya terpaksa kita melakukan aksi lagi dengan jumlah masa yang lebih besar," ujar Agus selepas demonstrasi.
Baca juga: Demo 11 April di Pati Diwarnai Saling Dorong
Sebelumnya, puluhan mahasiswa
Pati yang tergabung dalam PMII Kabupaten Pati menggelar aksi unjuk rasa menolak beberapa kebijakan pemerintah pusat yang dinilai menyengsarakan rakyat kecil.
Ada lima tuntutan yang dibacakan. Kelima tuntutan itu yakni, meminta pemerintah untuk mengusut tuntas kartel-kartel mafia minyak goreng, menolak wacana kenaikan bahan bakar minyak subsidi pertalite dan gas elpiji 3 kg.
Baca juga: Puluhan Mahasiswa Pati Gelar Demo 11 April
"Karena akan memberatkan beban masyarakat kelas menengah ke bawah dan akan terjadi inflasi besar-besaran di Indonesia," tutur Agus.
Ketiga, menuntut pemerintah untuk memberikan keadilan dalam harmonisasi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Tuntutan ini berkaitan dengan kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen.
Baca juga: Amankan Demo 11 April, Polda Metro Pastikan Tak Ada Peluru Tajam
Keempat, menuntut pemerintah untuk segera menangani ketidakstabilan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Serta kelima, mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk ikut serta dalam mengawal isu minyak goreng mahal wacana kenaikan BBM bersubsidi kenaikan PPN dan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia.
Unjuk rasa diwarnai aksi teatrikal serta pembacaan puisi. Dalam aksi teatrikal itu, pemerintah yang digambarkan dengan sesosok orang berpakain silver membawa gunungan wayang.
Sesosok silver itu naik di sebuah bangku sambil berdialog dan memainkan gunungan wayang yang terbuat dari bambu. Dihadapan dua orang yang digambarkan sebagai rakyat, sosok silver itu mengumumkan akan menaikan beberapa harga komoditas.
Pengumuman itu ditolak, namun penolakan itu tak berarti. Justru, dua orang terpaksa mengangkat bangku penguasa. Hingga akhirnya tak kuat dan jatuh.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi