Kue Lebaran Made In Lapas Pati Omzetnya Rp 40 Juta
Umar Hanafi
Kamis, 28 April 2022 13:47:39
MURIANEWS, Pati – Membuat kue Lebaran jadi salah satu kegiatan pembinaan narapidana di Lapas Kelas IIB Kabupaten
Pati. Tak tanggung-tanggung, omzetnya hingga Rp 40 juta.
Kepala Lapas Pati Febie Dwi Hartanto menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan pelatihan kemandirian di Lapas pada tiga bulan lalu selama dua pekan.
“Setelah kami survei dulu (produk) apa yang marketable di masyarakat, akhirnya diputuskan tata boga, membuat produk kue kering. Hasilnya sangat baik,” ujar dia.
Baca: Napi Lapas Pati Diberdayakan Bikin Kue LebaranProduk-produk Lapas
Pati itu kemudian diberi nama Pasti SAE yang merupakan akronim dari "Lapas Pati Sarana Asimilasi dan Edukasi". Dalam bahasa Jawa pasti sae artinya "pasti bagus" atau bisa juga dimaknai "pasti berkualitas".
Selama bulan Ramadan ini, omzet penjualan kue kering hasil produksi para warga binaan sudah mencapai hampir Rp 40 juta. Hasil penjualan akan dibagi dengan 15 warga binaan yang terlibat produksi kue kering dan untuk setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Rencana setelah lebaran kami akan lakukan pelatihan kembali untuk meningkatkan kualitas produk kami,” kata dia.
Febie berharap, keterampilan produksi kue kering yang didapat para warga binaan di Lapas Pati nantinya bisa menjadi modal berharga bagi warga binaan untuk berwirausaha.
Febie berharap, keterampilan produksi kue kering yang didapat para warga binaan di Lapas Pati nantinya bisa menjadi modal berharga bagi warga binaan untuk berwirausaha.Sementara, Karji, Narapidana Pemuka Kegiatan Kerja di Lapas
Pati, mengaku gembira atas adanya kegiatan positif ini.“Alhamdulillah respon teman-teman warga binaan bagus sekali. Dari proses pelatihan itu ada
follow-up untuk produksi kue kering, berupa nastar, pastel, dan stik,” ujar dia.Per hari, lanjut Karji, kue hasil produksi para napi rata-rata bisa terjual 50-70 stoples atau setiap hari, omsetnya mencapai Rp 1,1 juta sampai Rp 1,5 juta.“Jualnya ke lingkungan keluarga pegawai dan warga binaan, juga para relasi yang ada,” kata dia.Karji menilai, kegiatan ini menunjukkan bahwa misi pembinaan Lapas telah berhasil. "Pembinaan kemandirian berhasil, kemanfaatan produk untuk masyarakat juga Alhamdulillah bisa diterima. Teman-teman warga binaan punya kegiatan positif dan hasilnya bermanfaat untuk masyarakat," tandas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_287592" align="alignleft" width="1280"]

Warga binaan Lapas IIB/Pati membuat kue kering. (MURIANEWS/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Membuat kue Lebaran jadi salah satu kegiatan pembinaan narapidana di Lapas Kelas IIB Kabupaten
Pati. Tak tanggung-tanggung, omzetnya hingga Rp 40 juta.
Kepala Lapas Pati Febie Dwi Hartanto menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan pelatihan kemandirian di Lapas pada tiga bulan lalu selama dua pekan.
“Setelah kami survei dulu (produk) apa yang marketable di masyarakat, akhirnya diputuskan tata boga, membuat produk kue kering. Hasilnya sangat baik,” ujar dia.
Baca: Napi Lapas Pati Diberdayakan Bikin Kue Lebaran
Produk-produk Lapas
Pati itu kemudian diberi nama Pasti SAE yang merupakan akronim dari "Lapas Pati Sarana Asimilasi dan Edukasi". Dalam bahasa Jawa pasti sae artinya "pasti bagus" atau bisa juga dimaknai "pasti berkualitas".
Selama bulan Ramadan ini, omzet penjualan kue kering hasil produksi para warga binaan sudah mencapai hampir Rp 40 juta. Hasil penjualan akan dibagi dengan 15 warga binaan yang terlibat produksi kue kering dan untuk setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Rencana setelah lebaran kami akan lakukan pelatihan kembali untuk meningkatkan kualitas produk kami,” kata dia.
Febie berharap, keterampilan produksi kue kering yang didapat para warga binaan di Lapas Pati nantinya bisa menjadi modal berharga bagi warga binaan untuk berwirausaha.
Sementara, Karji, Narapidana Pemuka Kegiatan Kerja di Lapas
Pati, mengaku gembira atas adanya kegiatan positif ini.
“Alhamdulillah respon teman-teman warga binaan bagus sekali. Dari proses pelatihan itu ada
follow-up untuk produksi kue kering, berupa nastar, pastel, dan stik,” ujar dia.
Per hari, lanjut Karji, kue hasil produksi para napi rata-rata bisa terjual 50-70 stoples atau setiap hari, omsetnya mencapai Rp 1,1 juta sampai Rp 1,5 juta.
“Jualnya ke lingkungan keluarga pegawai dan warga binaan, juga para relasi yang ada,” kata dia.
Karji menilai, kegiatan ini menunjukkan bahwa misi pembinaan Lapas telah berhasil. "Pembinaan kemandirian berhasil, kemanfaatan produk untuk masyarakat juga Alhamdulillah bisa diterima. Teman-teman warga binaan punya kegiatan positif dan hasilnya bermanfaat untuk masyarakat," tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi