Saiful Arifin menilai Jalan Pantura di wilayahnya terkesan diabaikan. Jalannya masih sempit di banding Jalan Pantura di wilayah lain yang sudah lebar.
Pria yang akrab disapa Safin pun memprotes Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia meminta agar jalur Pantura Timur dilebarkan, dari Pati hingga batas Jawa Tengah dengan Jawa Timur.
Safin pun khawatir terjadi kemacetan bila ada perbaikan jalur di wilayah itu. Salah satunya rencana pembongkaran Jembatan Juwana nanti.
"Jakarta sampai Kudus itu sudah empat jalur. Dengan kejadian seperti ini (rencana pembongkaran Jembatan Juwana, red) bisa menimbulkan kemacetan luar biasa," ujar Safin.
"Kalau sudah empat jalur seperti Kudus-Semarang itu kan kanan kiri sudah dua-dua. Kudus ke Pati,
ke Rembang itu baru dua jalur. Mohonlah diperhatikan. Jangan sampai pembangunan (menimbulkan kemacetan)," lanjut dia.
Ia tidak mau Jalur Pantura di Kabupaten Pati dianaktirikan. Mengingat jalur ini termasuk salah satu jalur stategis di Jawa.
"Pantura Timur ini benar-benar jalur strategis. Tapi kok diabaikan. Ini (Pati) kota kecil atau bagaimana? Ini harus dilaporkan ke pusat agar diperlebar," ujar Safin kesal."Ini salah satu jalan (yang dibangun) Deandels (masa VoC), akses ekonomi yang sangat penting. Tolong teman-teman dari Balai Jalan diperhatikan agar seperti jalan-jalan lainnya," tandas dia.Berdasarkan pantauan, Jalan Pantura di Kabupaten Pati sebenarnya sudah empat jalur. Namun tidak begitu lebar dibanding jalur Pantura di Kabupaten Kudus ke barat.Contohnya Jalan Lingkar Pati. Jalan ini terlalu sempit bila ada dua kendaraan berat atau bus AKAP yang bersampingan. Sempitnya jalur ini membuat resiko kecelakaan semakin tinggi.Kondisi jalan ini ditengarai menjadi salah satu penyebab kecelakaan antara truk dump dan bus AKAP pada Selasa (24/5/2022) lalu. Selain faktor kelalaian pengguna jalan. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_292769" align="alignleft" width="1024"]

Wakil Bupati Pati Saiful Arifin. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Wakil Bupati
Pati Saiful Arifin menilai Jalan Pantura di wilayahnya terkesan diabaikan. Jalannya masih sempit di banding Jalan Pantura di wilayah lain yang sudah lebar.
Pria yang akrab disapa Safin pun memprotes Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia meminta agar jalur Pantura Timur dilebarkan, dari Pati hingga batas Jawa Tengah dengan Jawa Timur.
Safin pun khawatir terjadi kemacetan bila ada perbaikan jalur di wilayah itu. Salah satunya rencana pembongkaran Jembatan Juwana nanti.
Baca: Sebelum Jembatan Juwana Dibongkar, Bupati Pati Minta Jalur Alternatif Disiapkan Dulu
"Jakarta sampai Kudus itu sudah empat jalur. Dengan kejadian seperti ini (rencana pembongkaran Jembatan Juwana, red) bisa menimbulkan kemacetan luar biasa," ujar Safin.
"Kalau sudah empat jalur seperti Kudus-Semarang itu kan kanan kiri sudah dua-dua. Kudus ke Pati,
Pati ke Rembang itu baru dua jalur. Mohonlah diperhatikan. Jangan sampai pembangunan (menimbulkan kemacetan)," lanjut dia.
Ia tidak mau Jalur Pantura di Kabupaten Pati dianaktirikan. Mengingat jalur ini termasuk salah satu jalur stategis di Jawa.
"Pantura Timur ini benar-benar jalur strategis. Tapi kok diabaikan. Ini (Pati) kota kecil atau bagaimana? Ini harus dilaporkan ke pusat agar diperlebar," ujar Safin kesal.
"Ini salah satu jalan (yang dibangun) Deandels (masa VoC), akses ekonomi yang sangat penting. Tolong teman-teman dari Balai Jalan diperhatikan agar seperti jalan-jalan lainnya," tandas dia.
Berdasarkan pantauan, Jalan Pantura di Kabupaten Pati sebenarnya sudah empat jalur. Namun tidak begitu lebar dibanding jalur Pantura di Kabupaten Kudus ke barat.
Contohnya Jalan Lingkar Pati. Jalan ini terlalu sempit bila ada dua kendaraan berat atau bus AKAP yang bersampingan. Sempitnya jalur ini membuat resiko kecelakaan semakin tinggi.
Kondisi jalan ini ditengarai menjadi salah satu penyebab kecelakaan antara truk dump dan bus AKAP pada Selasa (24/5/2022) lalu. Selain faktor kelalaian pengguna jalan.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi