Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Pati – Dampak bencana banjir bandang di Kabupaten Pati, Jawa Tengah juga dirasakan para petani udang dan ikan. Terutama, mereka yang memiliki usaha di Desa Bulumanis Lor, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Mereka mengaku rugi ratusan juta karena dihantam peristiwa yang disebut sebagai ‘tsunami kecil' pada Kamis (14/7/2022).

Lokasi desa ini diapit Desa Bulumanis Kidul dan Desa Tunjungrejo. Desa Bulumanis Kidul terletak di selatan Desa Bulumanis Lor dan Desa Tunjungrejo terletak di utara desa.

Baca: Korban Banjir Bandang Margoyoso Pati Mengungsi

Karena letak geografis itu, aliran banjir bandang juga menghajar beberapa rumah dan tambak ikan dan udang di Desa Bulumanis Lor.

Beruntung tidak ada korban jiwa atas insiden ini. Namun ratusan hektare tambak ikan dan udang siap panen rencam gagal.

Salah satu petani tambak udang panami, Supriyadi, mengaku terancam merugi Rp 150 juta imbas dari bencana ini. Seharusnya tambak seluas 2 hektare miliknya panen pada pekan ini. Namun panen urung dilakukan lantaran banjir masih menggenangi tambaknya.

”Seharusnya panen Minggu ini tapi belum karena ada banjir. Pendapatan seharusnya bisa mencapai Rp 150 jutaan. Karena di tambak saya ada Rp 150 ribu bibit udang panami. Kalau untuk nila kemungkinan lebih lagi. Karena harga pakan ini naik,” ujar dia, Sabtu (16/7/2022).

Ia mengaku jumlah tambak di desanya mencapai 700 hektare. Selain ikan nila dan udang, tambak-tambak ini juga diisi ikan bandeng. Ia pun berharap ada bantuan dari dinas terkait.Ia mengungkapkan, biaya produksi petambak sekali musim atau selama tiga bulan yakni Rp 40 juta. Pendapatan per 150 ribu bibit ikan jika panen bisa mendapatkan Rp 100 juta per hektare.”Untuk petani tambak di Bulumanis Lor ini dampaknya sangat parah. Air meluap semua sampai laut ini. Harapan kami ada bantuan dari dinas terkait. Tambak ada sekitar 700 hektare. Terdampak semua,” tutur dia.Senada, petani tambak lainnya, Saiful Mujab, juga mengaku terancam merugi. Kerugian akibat banjir bandang ini baginya bisa mencapai Rp 88 juta.”Harga per kilo Rp 22 ribu itu untuk ikan nila. Targetnya panen ini bisa 4 ton, tapi gagal,” jelasnya.Dia pun berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah. Dia berharap agar ada bantuan bibit kepada petambak.”Harapannya mudah cepat surut bisa beraktivitas kembali. Mudah-mudahan dapat bantuan bibit juga ada,” pungkas dia.Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler