Sedih, Mayoritas Nelayan Juwana Pati Sulit Beli BBM
Umar Hanafi
Senin, 18 Juli 2022 18:59:37
MURIANEWS, Pati – Hampir 70 persen nelayan Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah disebut kesulitan membeli bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi itu membuat Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Joni Kurnianto, prihatin.
Ia menilai pemerintah seharusnya memikirkan permasalahan itu. Terutama nasib nelayan. Apalagi, profesi ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia, khususnya Kabupaten Pati.
”Harusnya sebagai pemerintah atau partai-partai koalisi pemerintah memperhatikan nasib para nelayan. Karena, nelayan ini termasuk tulang punggung negara kita. Makanya, di Juwana hampir 70 persen (nelayan, red) tidak melaut, saya sangat sedih sekali terkait kabar itu," kata Joni, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, pemerintah mestinya pintar memanajemen bahan bakar. Tingginya harga BBM ini, dinilainya, lantaran pemerintah kurang pandai memaafkan sumber daya alam.
”Tidak diatur terlalu baik. Mungkin beban negara terlalu tinggi. Itu, butuh pemikiran yang betul-betul pemikiran yang cerdas. Jangan pemikiran politis. Kita prihatin,” terangnya.
Baca: Solar Naik, Ratusan Nelayan Pati Pilih Tak MelautSelain soal BBM, Joni juga mengkritisi wacana kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) paska produksi menjadi 10 persen untuk para nelayan. Hal ini semakin menyakinkannya bahwa pemerintah kurang peduli terhadap kelangsungan nelayan.”Pajak sedemikian besar. Ini, juga nggak peduli dengan keluhan nelayan. Makanya tidak bisa melaut. Pemerintah harus segera bertindak,” kata dia.”Makanya kemarin ada nelayan demo ke DPRD. (Dewan Pati) semua mendukung nelayan. Kasihan betul. Prihatin, karena kita negara maritim tidak bisa apa-apa," tutupnya. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_302703" align="alignleft" width="1280"]

Wakil Ketua I DPRD Pati, Joni Kurnianto. (Murianews/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Hampir 70 persen nelayan Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah disebut kesulitan membeli bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi itu membuat Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Joni Kurnianto, prihatin.
Ia menilai pemerintah seharusnya memikirkan permasalahan itu. Terutama nasib nelayan. Apalagi, profesi ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia, khususnya Kabupaten Pati.
”Harusnya sebagai pemerintah atau partai-partai koalisi pemerintah memperhatikan nasib para nelayan. Karena, nelayan ini termasuk tulang punggung negara kita. Makanya, di Juwana hampir 70 persen (nelayan, red) tidak melaut, saya sangat sedih sekali terkait kabar itu," kata Joni, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, pemerintah mestinya pintar memanajemen bahan bakar. Tingginya harga BBM ini, dinilainya, lantaran pemerintah kurang pandai memaafkan sumber daya alam.
”Tidak diatur terlalu baik. Mungkin beban negara terlalu tinggi. Itu, butuh pemikiran yang betul-betul pemikiran yang cerdas. Jangan pemikiran politis. Kita prihatin,” terangnya.
Baca: Solar Naik, Ratusan Nelayan Pati Pilih Tak Melaut
Selain soal BBM, Joni juga mengkritisi wacana kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) paska produksi menjadi 10 persen untuk para nelayan. Hal ini semakin menyakinkannya bahwa pemerintah kurang peduli terhadap kelangsungan nelayan.
”Pajak sedemikian besar. Ini, juga nggak peduli dengan keluhan nelayan. Makanya tidak bisa melaut. Pemerintah harus segera bertindak,” kata dia.
”Makanya kemarin ada nelayan demo ke DPRD. (Dewan Pati) semua mendukung nelayan. Kasihan betul. Prihatin, karena kita negara maritim tidak bisa apa-apa," tutupnya.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi