Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Pati – Sebuah perdukuhan atau dukuh di sebuah desa biasanya dihuni banyak orang dan didirikan banyak rumah. Namun tidak di Dukuh Bakalan, Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ini.

Kabarnya, dukuh tersebut hanya ada dua rumah saja. Beberapa masyarakat desa sekitar menganggap hanya sedikit orang yang mendiami dukuh itu.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Jrahi, Sucipto mengatakan pada 1982 sempat ada lima rumah yang berada di Dukuh Bakalan. Namun mengalami penurunan terus menerus.

”Hal ini bisa jadi karena ada kaitannya dengan namanya Bakalan. Dalam Bahasa Indonesia berarti bakal, calon atau cikap bakal,” kata lelaki yang akrab disapa Pak Cipto ini.

Baca: 8 Pesona Desa Wisata Jrahi Pati, Sayang Kalau Dilewatkan

Murianews mencoba menelisik lebih jauh ke dukuh itu. Saat masuk di wilayah itu, tak ada plang atau penanda keberadaan dukuh itu.

Dukuh yang berada antara Dukuh Mberu (Desa Jrahi) dan Dukuh Kedungsewu (Desa Giling) itu sekilas memang hanya ada dua rumah. Rumah satu antara yang lain dipisahkan dengan lahan sepanjang 50 meter.

Salah satu penghuni rumah itu mengatakan ia tinggal di dukuh ini pada 2013 setelah dipersunting pria setempat. Saat itu, di sana ada empat rumah. Namun, lantaran beberapa orang meninggal, saat ini hanya ada dua rumah.

”Saya ke sini tahun 2013, saat itu ada empat rumah. Sekarang ada dua rumah yang dihuni empat kepala keluarga. Total ada delapan orang. Yakni di sini ada lima orang dan di sebelah ada tiga orang,” ujar salah satu warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya ini.
”Saya ke sini tahun 2013, saat itu ada empat rumah. Sekarang ada dua rumah yang dihuni empat kepala keluarga. Total ada delapan orang. Yakni di sini ada lima orang dan di sebelah ada tiga orang,” ujar salah satu warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya ini.Ketika ditanya terkait sejarah dukuh ini, ia mengaku tidak mengetahui mendalam. Ia pun menyarankan bertanya ke mantan perangkat desa, Jupri yang rumahnya sekitar 300 meter dari rumahnya.Ketika ditemui di kediamannya, Jupri menceritakan, awalnya Dukuh Bakalan mamang hanya dihuni segelintir orang saja. Namun ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Desa, wilayah Dukuh Bakalan diperluas.”Pada 1992 ada pemekaran RW dan RT. Guna memudahkan administrasi dan memasukkan beberapa wilayah yang belum terdaftar,” tuturnya.”Saat itu saya mengusulkan Dukuh Bakalan diperluas wilayahnya. Sebagian wilayah Dukuh Mberu di masukkan ke wilayah administrasi Bakalan untuk dijadikan satu RT,” tambahnya.”Setelah itu, Dukuh Bakalan menjadi RT 05 RW 01 sedangkan Mberu RT 04 RW 01. Jadi Mulai perempatan sampai makam masuk Dukuh Bakalan,” tandas dia.Meskipun luasan Dukuh Bakalan mengalami perubahan, namun masih banyak warga di desa itu yang belum mengetahui. Saat ini, Dukuh Bakalan dihuni sekitar 23 kepala keluarga (KK). Sedangkan Dukuh Mberu dihuni sekitar 22 KK. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler