– Keberadaan angkutan umum atau moda transportasi umum sempat berjaya di era 90-an. Kini jumlah angkutan umum di Kabupaten Pati hanya ada tiga trayek saja.
Padahal di masa kejayaannya dulu, angkutan umum begitu dimanfaatkan. Mulai berangkat sekolah, kerja, hingga belanja ke pasar.
Masyarakat kini lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada kendaraan umum. Itu membuat sejumlah trayek angkutan umum di Kabupaten Pati perlahan mati.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pati, Teguh Widyatmoko mengatakan trayek yang masih beroperasi itu yakni trayek Pati-Trangkil, Pati-Juwana dan Juwana-Batangan.
”Tapi itu saja masih tinggal beberapa yang jalan. Banyak angkutan yang tidak jalan,” kata Teguh.
Ia mengungkapkan sudah ada dua trayek yang mati atau tidak beroperasi di Kabupaten Pati. Kedua trayek kendaraan umum itu yakni trayek jurusan Pati-Winong dan Pati-Tambakromo.
Penurunan trayek di Pati itu sudah berlangsung beberapa tahun lalu. Menurutnya, pengguna angkutan umum sudah berkurang sebelum pandemi Covid-19. Serta mengalami mati suri saat Pandemi Covid-19.Selain karena adanya pandemi Covid-19, meningkatnya kendaraan pribadi juga menjadi faktor menurunnya jumlah trayek di Kabupaten Pati.”Angkudes, Angkot dan Minibus agak sepi memang sekarang. Ini karena kepemilikan kendaraan baru yang dipermudah, jadi penumpang kendaraan umum menurun,” tutur dia.Teguh pun khawatir kondisi ini berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD). Terutama PAD dari terminal yang dari waktu ke waktu juga mengalami penurunan.”Ini juga berimbas ke PAD terminal juga nantinya. Karena terminal sejak pandemi tercatat mengalami penurunan 10 hingga 20 persen ya,” tandas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_310324" align="alignleft" width="1280"]

Salah satu penumpang trayek angkot di Kabupaten Pati sedang menunggu keberangkatan. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Keberadaan angkutan umum atau moda transportasi umum sempat berjaya di era 90-an. Kini jumlah angkutan umum di Kabupaten Pati hanya ada tiga trayek saja.
Padahal di masa kejayaannya dulu, angkutan umum begitu dimanfaatkan. Mulai berangkat sekolah, kerja, hingga belanja ke pasar.
Masyarakat kini lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada kendaraan umum. Itu membuat sejumlah trayek angkutan umum di Kabupaten Pati perlahan mati.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pati, Teguh Widyatmoko mengatakan trayek yang masih beroperasi itu yakni trayek Pati-Trangkil, Pati-Juwana dan Juwana-Batangan.
”Tapi itu saja masih tinggal beberapa yang jalan. Banyak angkutan yang tidak jalan,” kata Teguh.
Baca: Pamit, Haryanto Beri Pesan Pj Bupati Pati Begini
Ia mengungkapkan sudah ada dua trayek yang mati atau tidak beroperasi di Kabupaten Pati. Kedua trayek kendaraan umum itu yakni trayek jurusan Pati-Winong dan Pati-Tambakromo.
Penurunan trayek di Pati itu sudah berlangsung beberapa tahun lalu. Menurutnya, pengguna angkutan umum sudah berkurang sebelum pandemi Covid-19. Serta mengalami mati suri saat Pandemi Covid-19.
Selain karena adanya pandemi Covid-19, meningkatnya kendaraan pribadi juga menjadi faktor menurunnya jumlah trayek di Kabupaten Pati.
”Angkudes, Angkot dan Minibus agak sepi memang sekarang. Ini karena kepemilikan kendaraan baru yang dipermudah, jadi penumpang kendaraan umum menurun,” tutur dia.
Teguh pun khawatir kondisi ini berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD). Terutama PAD dari terminal yang dari waktu ke waktu juga mengalami penurunan.
”Ini juga berimbas ke PAD terminal juga nantinya. Karena terminal sejak pandemi tercatat mengalami penurunan 10 hingga 20 persen ya,” tandas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi