Kunjungi Pati, Ganjar Khawatir Janda Usia Siswa Makin Banyak

Umar Hanafi
Selasa, 6 September 2022 15:07:02


[caption id="attachment_314191" align="alignleft" width="1280"]
Gubernur Ganjar Pranowo saat mengunjungi Pendapa Kabupaten Pati. (Murianews/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pati, Selasa (6/9/2022). Dalam kunjungan itu ia menyinggung soal adanya janda usia sekolah.
Munculnya janda usia sekolah itu, imbas dari angka pernikahan anak usia dini. Ia pun berharap dinas terkait segera bertindak dan meminimalisir terjadinya pernikahan anak.
Ganjar menilai pernikahan dini berpotensi menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Di antaranyam stunting, keluarga tidak harmonis, dan berpotensi mengalami perceraian.
”Problem utama stunting itu kebanyakan karena pranikah. Maka jangan menikah (usia) dini. Karena dari BKKBN itu muncul JUS. Bukan jus duren. Tetapi janda usia siswa,” ujar Ganjar di hadapan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Pati.
”Menikah dini, masih pelajar dan kepepet menikah, mentalnya tidak siap. Mereka harus mengurus (rumah tangga), belum siap, cek-cok dan akhirnya cerai,” lanjut dia.
Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat untuk menunda pernikahan dulu, bila mempelai masih di bawah umur. Ia khawatir janda usia siswa marak di Kabupaten Pati.
Baca: Harga BBM Naik, Driver Ojol Pati Curhat Begini
Ia juga meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati untuk mengecek kesiapan calon mempelai. Baik itu kesehatan mental maupun kesehatan lainnya. Itu dilakukan agar angka stunting semakin berkurang.
”Sebelum menikah di cek dulu. Kesehatan (calon) suami istri. Sang suami tiga bulan jangan merokok. Agar (anaknya) lahir baik dan sehat. Kalau sehat nanti pasti pintar,” pungkas Ganjar.
https://youtu.be/rDB37K7zrGM
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi

MURIANEWS, Pati – Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pati, Selasa (6/9/2022). Dalam kunjungan itu ia menyinggung soal adanya janda usia sekolah.
Munculnya janda usia sekolah itu, imbas dari angka pernikahan anak usia dini. Ia pun berharap dinas terkait segera bertindak dan meminimalisir terjadinya pernikahan anak.
Ganjar menilai pernikahan dini berpotensi menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Di antaranyam stunting, keluarga tidak harmonis, dan berpotensi mengalami perceraian.
”Problem utama stunting itu kebanyakan karena pranikah. Maka jangan menikah (usia) dini. Karena dari BKKBN itu muncul JUS. Bukan jus duren. Tetapi janda usia siswa,” ujar Ganjar di hadapan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Pati.
”Menikah dini, masih pelajar dan kepepet menikah, mentalnya tidak siap. Mereka harus mengurus (rumah tangga), belum siap, cek-cok dan akhirnya cerai,” lanjut dia.
Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat untuk menunda pernikahan dulu, bila mempelai masih di bawah umur. Ia khawatir janda usia siswa marak di Kabupaten Pati.
Baca: Harga BBM Naik, Driver Ojol Pati Curhat Begini
Ia juga meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati untuk mengecek kesiapan calon mempelai. Baik itu kesehatan mental maupun kesehatan lainnya. Itu dilakukan agar angka stunting semakin berkurang.
”Sebelum menikah di cek dulu. Kesehatan (calon) suami istri. Sang suami tiga bulan jangan merokok. Agar (anaknya) lahir baik dan sehat. Kalau sehat nanti pasti pintar,” pungkas Ganjar.
https://youtu.be/rDB37K7zrGM
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi