– Ratusan nelayan dari berbagai daerah dikumpulkan di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (6/10/2022).
Mereka menggelar rembuk nelayan untuk memetakan permasalahan nelayan dan meminta pemerintah ikut memberikan solusi.
Para nelayan itu tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB). Nelayan yang hadir di antaranya dari Kabupaten Pati, Rembang, Tegal dan sejumlah daerah dari Jawa Barat.
”Ini diinisiasi kawan-kawan komunitas di Pantura. Membicarakan permasalahan yang kami hadapi. Tujuannya sebagai bentuk menyerap aspirasi kawan-kawan semua. Kalau sendiri-sendiri tidak kuat. Kami bersatu dalam bentuk FNB,” ujar salah satu panitia, Hadi Sutrisno.
Setelah merumuskan permasalahan, nantinya pihaknya meminta tuntutan kepada pemerintah agar persoalan yang dihadapi dapa diselesaikan.
Setelah merumuskan permasalahan, nantinya pihaknya meminta tuntutan kepada pemerintah agar persoalan yang dihadapi dapa diselesaikan.”Kebijakan pemerintah ini sangat fundamental. Adanya zona industri dan lokal, ini mengubah semua. Saya berharap pemerintah untuk menyejahterakan. Kalau berniat bisnis dengan rakyat wajib kami tolak,” tutur dia.Salah satu persoalan mereka adalah tingginya harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi itu membuat biaya oprasional nelayan mengalami pembengkakan. Maka dari itu, ia berharap harga BBM kembali diturunkan.Sebelum ada kenaikan harga BBM, biaya oprasional untuk melaut tidak sampai Rp 200 juta. Namun selepas adanya kenaikan BBM biaya oprasional mencapai Rp 250 juta. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_322710" align="alignleft" width="1280"]

Rembuk nelayan di di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (6/10/2022). (Murianews/Umar Hanafi)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Ratusan nelayan dari berbagai daerah dikumpulkan di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (6/10/2022).
Mereka menggelar rembuk nelayan untuk memetakan permasalahan nelayan dan meminta pemerintah ikut memberikan solusi.
Para nelayan itu tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB). Nelayan yang hadir di antaranya dari Kabupaten Pati, Rembang, Tegal dan sejumlah daerah dari Jawa Barat.
”Ini diinisiasi kawan-kawan komunitas di Pantura. Membicarakan permasalahan yang kami hadapi. Tujuannya sebagai bentuk menyerap aspirasi kawan-kawan semua. Kalau sendiri-sendiri tidak kuat. Kami bersatu dalam bentuk FNB,” ujar salah satu panitia, Hadi Sutrisno.
Baca: Solar Naik, Ratusan Nelayan Pati Pilih Tak Melaut
Setelah merumuskan permasalahan, nantinya pihaknya meminta tuntutan kepada pemerintah agar persoalan yang dihadapi dapa diselesaikan.
”Kebijakan pemerintah ini sangat fundamental. Adanya zona industri dan lokal, ini mengubah semua. Saya berharap pemerintah untuk menyejahterakan. Kalau berniat bisnis dengan rakyat wajib kami tolak,” tutur dia.
Salah satu persoalan mereka adalah tingginya harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi itu membuat biaya oprasional nelayan mengalami pembengkakan. Maka dari itu, ia berharap harga BBM kembali diturunkan.
Sebelum ada kenaikan harga BBM, biaya oprasional untuk melaut tidak sampai Rp 200 juta. Namun selepas adanya kenaikan BBM biaya oprasional mencapai Rp 250 juta.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi