Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Pati – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menilai banjir musiman di wilayahnya dikarenakan adanya aktivitas tambang ilegal dan penebangan hutan di wilayah Pegunungan Kendeng.

”Dalam jangka panjang memang harus memerhatikan hutan lindung di Kendeng. Harus ada niat sunguh-sumgguh untuk menghentikan penebangan hutan, hentikan hutan sosial dan hentikan penambangan liar,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya.

Ia meminta adanya komitmen bersama untuk menghentikan aktivitas penambangan ilegal dan penebangan hutan ini. Menurutnya, tanpa komitmen bersama, Kabupaten Pati akan dilanda banjir bandang ketika musim hujan datang.

”Ini memang harus komitmen kuat semua orang. Kalau ingin banjir di Pati selatan ini teratasi. Casement area dan daerah tangkapan hujan harus dilindungi,” tutur dia.

Baca: Penerapan Lima Hari Kerja Lingkup Sekolah di Pati Perlu Banyak pertimbangan

Diketahui, pada Sabtu (15/10/2022) lalu, Kabupaten Pati diterjang banjir bandang. Setidaknya ada 25 desa dari enam kecamatan dilanda banjir ini.

Banjir ini dikarenakan intensitas air hujan yang tinggi pada Jumat (14/10/2022) sore. Selain itu, banjir ini disebabkan limpahan air dari hulu Pegunungan Kendeng sehingga membuat beberapa tanggul sungai jebol dan air bah menerjang rumah-rumah warga.”Jadi yang tanggul jebol besar itu di Desa Ngening (Kecamatan Batangan) dan tanggul di Desa Tambahagung (Tambakromo). (Jebol) sekitar 15 meteran,” kata Martinus.Beberapa tanggul sudah diperbaiki beberapa lainnya masih dalam tahapan perbaikan.”Setelah hujan dan banjir kemarin memang desa yang punya tanggul dalam keadaan kritis. Untuk desa-desanya (yang diterjang banjir) saya ndak hafal. Kalau kecamatan ada 6. Di mulai dari Kayen, Tambakromo, Gabus, Jaken, Jakenan dan Batangan,” pungkas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler