– Kirab Hari Santri Nasional (HSN) di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah diwarnai aksi orasi. Aksi nyentrik itu dilakukan Seniman Pati, Mohammad Sobri.
Dengan berpakaian ala ulama, Sobri menyampaikan orasinya di atas truk. Selain dikenal sebagai seniman, Sobri juga seorang santri.
Dalam orasinya itu, Sobri membawakan cerita-cerita perjuangan para santri dan tokoh ulama yang ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan.
Sobri mengaku ada tujuan tersendiri dalam aksinya itu. Menurutnya, orasi adalah simbol dari semangat perjuangan. Karena itu dengan orasi, dia mengajak semua santri bangkit dan ikut membangun negeri ini.
”Sekarang ini santri sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Karena santri juga sudah banyak berkontribusi dalam memajukan bangsa ini,” terang Sobri.
Dia mencontohkan, banyak jabatan penting di negara ini mulai dari mentri, wakil presiden, hingga presiden pernah diduduki oleh seorang santri.”Itu artinya, kemampuan santri tidak boleh diremehkan. Dan seharusnya ijazah-ijazah pondok pesantren juga diakui oleh pemerintah dan disetarakan dengan lembaga pendidikan lainya. Sebab pondok-pondok pesantren saat ini memiliki kualitas yang baik,” jelasnya.Sobri juga berpesan, agar semangat di kalangan santri untuk mendalami
(kitab kuning) kembali tekankan. Karena dalam
banyak sekali literasi peradaban Islam.”Karena kitab kuning itu adalah Jati diri dari seorang santri,” tutupnya. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_326799" align="alignleft" width="800"]

Mohammad Sobri saat beraksi di atas truk dalam kirab Hari Santri Nasional (HSN) di Kecamatan Kayen, Sabtu (22/10/2022). (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Kirab Hari Santri Nasional (HSN) di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah diwarnai aksi orasi. Aksi nyentrik itu dilakukan Seniman Pati, Mohammad Sobri.
Dengan berpakaian ala ulama, Sobri menyampaikan orasinya di atas truk. Selain dikenal sebagai seniman, Sobri juga seorang santri.
Dalam orasinya itu, Sobri membawakan cerita-cerita perjuangan para santri dan tokoh ulama yang ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan.
Sobri mengaku ada tujuan tersendiri dalam aksinya itu. Menurutnya, orasi adalah simbol dari semangat perjuangan. Karena itu dengan orasi, dia mengajak semua santri bangkit dan ikut membangun negeri ini.
”Sekarang ini santri sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Karena santri juga sudah banyak berkontribusi dalam memajukan bangsa ini,” terang Sobri.
Baca: Ribuan Santri di Kayen Pati Ikuti Kirab HSN
Dia mencontohkan, banyak jabatan penting di negara ini mulai dari mentri, wakil presiden, hingga presiden pernah diduduki oleh seorang santri.
”Itu artinya, kemampuan santri tidak boleh diremehkan. Dan seharusnya ijazah-ijazah pondok pesantren juga diakui oleh pemerintah dan disetarakan dengan lembaga pendidikan lainya. Sebab pondok-pondok pesantren saat ini memiliki kualitas yang baik,” jelasnya.
Sobri juga berpesan, agar semangat di kalangan santri untuk mendalami
turats (kitab kuning) kembali tekankan. Karena dalam
turats banyak sekali literasi peradaban Islam.
”Karena kitab kuning itu adalah Jati diri dari seorang santri,” tutupnya.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi