Rabu, 19 November 2025


Tim Robotik MTs Salafiyah Pati itu dihuni dua siswa, Anargya Fahmi Ilmi Nugraha dan Muhammad Ridwan Arsyad. Mereka dibimbing guru pembimbing, Angelia dan tim Madrasah Robotic Competition (MRC) untuk membuat robot yang dinamakan Basilica.

’’Di antara keunikan dan kelebihan robot buatan siswa ini memang memanfaatkan barang bekas. Selain agar dapat lebih ramah lingkungan tentu penggunaan barang bekas ini justru memiliki banyak kelebihan lainnya,’’ ujar Guru Pembimbing Angelia.

Baca: Pabrik Uang Palsu Sukoharjo Ternyata Berada di Belakang Rumdin Bupati

Robot ini menggunakan sistem menangkap dan melempar bola. Diharapkan robot ini nantinya mirip meriam Besilica yang dimiliki Kekaisaran Turki Usmani saat menaklukkan Konstantinopel.

’’Nama Basilica sendiri terinspirasi dari meriam raksasa kekaisaran Ottoman Turki yang menjadi salah satu kunci kemenangan dalam penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M sehingga diharapkan robot ini nantinya akan seperti meriam Basilica,’’ ungkap dia.

Ia mengakui, tak semua bahan baku robot ini dari sampah bekas. Para siswanya juga memanfaatkan barang lainnya. Seperti akrilik dan komponen robot lainnya. Namun, itu sedikit dibandingkan barang bekas.

’’Memang ada bagian yang dikuatkan dengan akrilik. Tapi tak sedikit yang menggunakan stik es krim dan tripleks bekas. Kalau semua pakai akrilik rupanya bebannya justru jadi berat. Begitu pula pada lengan robotnya,’’ tutur dia.

Oleh karena itulah dia yakin penangkap bola yang terbuat dari tripleks itu akan mampu memindahkan tangkapannya ke area aman dengan lebih cepat. Apalagi bebannya terbilang lebih ringan sehingga pelemparnya pun dirasa memiliki kecepatan yang tinggi.
Oleh karena itulah dia yakin penangkap bola yang terbuat dari tripleks itu akan mampu memindahkan tangkapannya ke area aman dengan lebih cepat. Apalagi bebannya terbilang lebih ringan sehingga pelemparnya pun dirasa memiliki kecepatan yang tinggi.Sebelum membuat robot itu, para anak didiknya melakukan riset yang mendalam. Sebagian besar waktunya bahkan habis dalam proses penggalian data dan referensi. Tak jarang, mereka harus lembur untuk melakukan riset.’’Jadi ide pembuatan robot itu benar-benar berdasarkan riset. Kalau perlu dirancang komponen apa yang bisa dilakukan untuk misi penangkap dan pelempar bola seperti yang diisyaratkan dalam kompetisi MRC,’’ kata dia.Para siswanya beberapa kali juga mengalami uji coba dan gagal sehingga sering kali harus ganti konsep. Terutama dalam proses penentuan dimensi dan keefektifan dari kinerja robot itu sendiri.Namun, berkat kegigihan mereka, para siswa MTs Salafiyah Kajen itu berhasil lolos seleksi dalam Kompetisi Robotik Madrasah tahun 2022 yang digelar Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), 22 hingga 23 November mendatang.’’Saat ini kami tengah mematangkan proses kesiapan dalam kompetisi tersebut. Termasuk mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki dan menjadwalkan riset,’’ pungkasnya. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler