Rabu, 19 November 2025


Saat ini, para warga hanya melakukan penanganan secara mandiri. Mereka bergotong royong memperbaiki tanggul dengan bahan dan alat seadanya untuk memperbaiki tanggul yang jebol sekitar 25 m itu.

’’Warga berupaya secara mandiri. Dengan trucuk bambu dan karung yang diisi tanah. Hal itu dilakukan agar tak terjadi banjir lagi mengingat saat ini masih sering hujan deras terutama di Pegunungan Kendeng,’’ ujar Kepala Desa Ketitangwetan Ali Muntoha, Rabu (16/11/2022).

Baca: Gara-Gara Segel, Pemkab Pati Diadukan ke KPK hingga Presiden

Warga pun berharap BBWS Juwana segera turun tangan sehingga bila hujan datang, banjir tak melanda permukiman mereka. Mereka khawatir akan terjadi banjir lagi. Apalagi, beberapa hari terakhir ini curah hujan masih cukup tinggi.

’’Padahal saat ini baru awal musim penghujan. Kalau tidak segera ditangani tentu akan berdampak banjir susulan,’’ tambahnya.
’’Padahal saat ini baru awal musim penghujan. Kalau tidak segera ditangani tentu akan berdampak banjir susulan,’’ tambahnya.Diketahui, jebolnya tanggul itu membuat rumah warga kebanjiran pada akhir pekan lalu. Banjir ini tentunya dikeluhkan oleh warga setempat. Selain mengganggu aktivitas warga, banjir juga mengancam perekonomian warga. Di antaranya yakni tergenangnya lahan sawah milik warga desa.’’Kalau tergenang sawahnya akan lama surut. Kalau sudah begitu tentu akan rawan puso atau gagal panen,’’ pungkas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler