Rabu, 19 November 2025


Dalam video itu, disebutkan Jasmani nekat berjalan kaki puluhan kilometer dari desanya ke Pati Kota. Ia meminta penjelasan dari pihak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati terkait status dirinya dalam DTKS.

Video tersebut diunggah akun Facebook dan akun Instagram @patinewscom, Rabu (30/11/2022) lalu. Sebelumnya, video tersebut banyak dibagikan warganet di media sosial. Namun, saat ini unggahan video tersebut telah dihapus.

Baca: 20 Perusahaan Air Minum di Pati Hijaukan Lereng Muria

Pemerintah Desa (Pemdes) Pelemgede menyayangkan tindakan pengunggah video tersebut sebelum meminta klarifikasi kepada pihaknya tidak terlebih dahulu.

Kepala Desa Pelemgede Hadi Mustamar mengatakan, pada 2020, istri Jasmani, yaitu Parsini, pernah mendapatkan BLT DD sebesar Rp 2,7 juta selama satu tahun. Begitu pula mertua Jasmani, yakni Sarinah.

Karena istrinya, yakni Parsini, sudah terdata sebagai penerima BLT DD, maka Jasmani tidak menerima bantuan serupa. Sebab, sesuai aturan berdasarkan prinsip pemerataan, penerima bantuan dalam satu Kartu Keluarga (KK) hanya satu orang.

’’Kami juga pada Juli 2020 sudah mengusulkan nama Pak Jasmani dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Ada 25 warga yang kami usulkan, termasuk Pak Jasmani dan Bu Sarinah (mertua Jasmani),’’ kata Hadi, Senin (5/12/2022) kemarin.

Baca: Akibatkan Banjir, Pegunungan Kendeng Pati Bakal Direboisasi

Dalam usulan DTKS tersebut, nama Jasmani/Parsini tercantum di nomor enam, sementara nama Sarinah tercantum di nomor delapan.Atas kesalahpahaman ini, Hadi berharap pengunggah video viral tersebut bisa menyampaikan ucapan permintaan maaf secara terbuka karena telah menyebarkan berita yang tidak benar. Jika tidak, pihaknya akan menempuh upaya hukum, dimulai dari somasi.Jasmani pun mengamini pernyataan Kepala Desa ini. Ia juga mengatakan ucapannya dalam video yang viral tersebut keliru akibat ia tidak begitu mengerti pertanyaan orang yang menanyainya (pengunggah video).’’Ya keliru, soalnya saya tidak tahu apa maksudnya,’’ ucap dia.Ia mengaku beberapa kali mendapat bantuan secara personal dari kepala desa, baik berupa uang maupun sembako. Bahkan, sebelum pergi ke Pati Kota pekan lalu, ia juga mengaku terlebih dahulu menemui Hadi Mustamar dan diberi uang saku.’’Pernah dikasih beras 25 kilogram dan mi instan. Kalau uang saku secara pribadi malah sering. Pas mau ke Pati (kota) dikasih Rp 200 ribu. Pulang dari Pati, saya kehabisan uang saku, ke balai desa dikasih Rp 200 ribu lagi. Pak Inggi (Kades, red) malah juga ke rumah saya, istri saya dikasih Rp 200 ribu,’’ kata dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar